Search This Blog

Showing posts with label Family. Show all posts
Showing posts with label Family. Show all posts

3/20/2021

Kakak Pandai Bersyukur

March 20, 2021
Waktu itu seperti biasa, kami sudah tiba di rumah sepulang dari kantor. 

Seperti yang juga saya biasakan kalau sudah tiba di rumah pasti saya selalu bilang kepada Kimi anak saya, "Yey udah sampai rumah, alhamdulillah... Alhamdu?lillah..."

Biasanya kimi akan mengikutinya, "alhamdulillah..."

Hari itu kimi mengulangi ucapannya beberapa kali, dia bilang alhamdulillah berkali- kali sambil menaiki tangga di luar rumah hingga tiba di depan pintu masuk.

Saya bilang, "Eh pinter, Kakak banyak bersyukur ya"

Oh iya, sebelum saya tau hamil anak kedua, kimi sudah minta dipanggil kakak dan terus menerus memanggil dirinya kakak. Padahal tadinya saya ingin dia dipanggil teteh atau mbak, jadi ya sudahlah seperti panggilannya kepada saya yang berbeda dengan yang saya minta, saya ikuti saja haha.

"Bagus kakak, kita memang harus banyak bersyukur supaya dikasih lebih banyak kebaikan. Karena kalau mengeluh, nanti yang kita dapat bukan lebih banyak kebaikan malah sebaliknya"

Oh ya, saya bilang begitu yang juga membuat hati saya tertohok hehe secara saya juga belum menjadi hamba yang pandai bersyukur. Jadi hati saya juga berkata, "wah kok bisa saya berkata seperti itu, yang memang benar adanya dan bukan main- main bahwa Allah akan menambah nikmat bila kita bersyukur. Sedangkan saya juga masih banyak mengeluh".

Jadi malam itu saya bermain bersama kakak dengan hati yang terus merasa dan terus berdoa mudah- mudahan keluarga kecil kami bisa menjadi ahli syukur, jadi hamba yang lebih baik lagi. Pandai mensyukuri hingga lupa cara mengeluh.

Aamiin

10/21/2020

Belajar Tulus dari Spongebob

October 21, 2020

Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu. Nasihat Sang Nabi itu rasanya berat sekali "Jadilah hamba- hamba Allah yang bersaudara". - Salim A. Fillah


Sulit ya memaafkan orang yang kesalahannya sangat menyakiti hati kita?

Iya sulit, sulit banget kalau hati kita tidak tulus dan ikhlas...

Tapi, hati mana yang punya ketulusan di jaman sekarang? Kalau bukan hati ayam atau hati sapi?

Hehe

Apalagi sekarang lagi jaman dendam- dendaman, kayaknya gara2 kebanyakan nonton drama kali ya.

Nah ngomong- ngomong tentang tontonan kayak drama atau sinetron gitu yang menimbulkan jiwa pendendam dan contoh yang sedikit buruk bagi insan dalam kesehariannya, ada tontonan menarik yang seharusnya bikin kita mikir sih.

Menarik karena ini adalah kartun, pada suka nonton kartun gak sih? Pasti suka kan? Suka gak ya Buibu nih? Heheh

Siapa yang gak tau Spongebob? Spons kuning kotak yang bolong- bolong, yang suara ketawanya kata orang sih nyebelin, dan yang paling menyedihkan kata orang- orang, dia itu bodoh.

Ya, selama ini kesan yang didapat memang itu sih, bahwa bodoh itu lucu. Benarkah? Entahlah.

Bukan hanya karena lucunya, atau gambarnya yang menarik, namun pernah gak sih ada yang ngeliat sifat Spongebob jauh ke dalam lubuk hatinya?

Dibalik tingkahnya yang polos dan bodoh, ternyata ada beberap sifat Spongebob yang bisa kita tiru.

Tapi sebelumnya, ada yang udah pernah liat belum ke dalam lubuk hatinya Spongebob?

Saya sih belum pernah berkunjung dan melihat- lihat lubuk hatinya Spongebob, tapi mata hati saya mampu melihatnya. Asek.

By the way, hati kalo punya mata, berarti punya idung punya kuping juga kali yaaa

Hehe gak lucu

Kembali ke mata hati saya yang sudah berhasil mengintip sedikit isi hati Spongebob.

Saya akan coba sedikit merangkum dalam poin- poin beberapa sikap baik Spongebob yang bisa dijadikan pesan moral, yaitu

1.    Ceria dan Tulus


Coba perhatikan sifat Spongebob yang meski menyebalkan tapi pertolongan yang ia berikan kepada semua temannya adalah tulus, khususnya di episode saat ia menolong Squidward untuk memperindah rumahnya agar bisa mengikuti kontes rumah terindah.

Yang kita tau kan si Squidward itu kan benci banget ya sama Spongebob, tapi meski begitu, Spongebob polos banget, dia gak marah meski Squidward terus- terusan marahin dia padahal udah dibantuin, dan kesalahan yang ada juga bukan sepenuhnya karena kebodohan Spongebob, karena seringkali akibat Squidwardnya sendiri juga.

2.    Menghargai pemberian orang lain


Inget gak episode waktu Spongebob dan Patrick tukeran hadiah pada hari persahabatan nasional, dan hadiahnya itu masing- masing bertolak belakang banget. Spongebob ngasih Patrick hadiah sebuah robot super canggih, sedangkan Patrick ngasih Spongebob seonggok besar kumpulan permen karet yang bekas dia kunyah.

Kalo kita jadi Spongebob sih pasti bakal

Well, what? I dont even wanna touch it, right?

Tapi Spongebob enggak, dia tetep menghargai pemberian Patrick sampai sempet bersedih karena hadiah robotnya jauh lebih tidak berharga dibandingkan hadiah permen karet raksasa yang kotor dari Patrick. Iyuh.

Walaupun lama- lama akhirnya Spongebob risih juga karena terlalu banyak barang- barang kotor yang menempel pada gumpalan permen karet raksasa yang memenuhi rumahnya itu. Dengan tetap menjaga perasaan sahabatnya, Spongebob pun berusaha menyingkirkan hadiah permen karet raksasa itu dari rumahnya.

Setelah melalui banyak percobaan untuk menyingkirkan permen karet tersebut yang selalu gagal karena ketahuan Patrick. Ya disini keliatan banget kalo Spongebob ini menjaga banget perasaan Patrick.

Akhirnya sampai di akhir episode ketika Patrick mengaku kepada Spongebob bahwa dia merindukan permen karet raksasa yang kotor itu. Spongebob pun berkata, “Kalau kamu merindukannya, makan saja permen karetmu ini Patrick”. Akhirnya permen karet raksasa kotor itupun dimakan sampai habis oleh Patrick walau setelahnya, permen karet itu kembali memenuhi kota Bikini Bottom.

Episode ini memang cukup menjijikan sih, tapi ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sikap Spongebob di episode ini. Bener gak? Haha
 


3.    Berpikir Positif dan Berprasangka baik

Gak kebayang kalau kita berkarakter seperti Squidword yang bertetangga dengan Spongebob. Yap Spongebob yang selalu ceria bertetanggakan Squidward yang kita tau sangat membenci Spongebob bahkan kerap kali berusaha untuk menjauh dan menyingkirkannya.
 
Namun Spongebob tetap berprasangka baik kepada Squidward dan selalu siap membantu kapanpun Squidward membutuhkannya.
 
Pasti inget dong di episode ketika Squidward ditawari menumpang tinggal di rumah Spongebob karena jadi pengangguran hingga rumahnya pun disita. Bahkan Squidward tidur di kasur Spongebob dan Spongebob siap sedia melayani apapun permintaan Squidward.
 
Ini cukup ngeselin sih karena akhirnya Squidward ngelunjak gitu, tapi begitulah Spongebob tetap berbuat baik walau Squidward sering berusaha menyingkirkannya.

4.    Setia Kawan dan Tidak Pendendam

Seperti yang kita tau bahwa Spongebob dan Patrick adalah sahabat dekat, dekat banget malah. Walaupun mereka sering banget melakukan hal konyol dan bodoh, mereka selalu akur dan selalu bersama.
 
Ada episode yang menceritakan ketika Patrick kedatangan orangtuanya dan Patrick meminta tolong Spongebob untuk berpura- pura menjadi bodoh semata agar Patrick terlihat pintar. Walau akhirnya Spongebob kesal karena Patrick benar- benar menganggap Spongebob bodoh, namun akhirnya mereka kembali akur.

5.    Qonaah dan Loyal

Spongebob merupakan pegawai Krusty Krab yang selalu menjadi karyawan teladan. Saking rajinnya, Tuan Krab yang dikenal pelit banget pun memanfaatkannya untuk terus bekerja walau tanpa digaji dan tanpa liburan. Hingga dalam suatu episode, Tuan Krab ditegur oleh Asosiasi Pekerja karena dinilai keterlaluan mempekerjakan Spongebob sampai akhirnya Spongebob diberikan waktu yang panjang untuk liburan namun ia tidak tau apa itu berlibur.

6.    Rajin dan Pantang Menyerah

Selain Spongebob memang terkenal sebagai karyawan teladan, ada lagi sikap baiknya yang tercermin dalam salah satu episode terbaik kesukaan para fansnya yaitu episode Chocolate with Nuts.
Episode ini menceritakan tentang Spongebob dan Patrick yang pengen berbisnis dengan cara menjual coklat dari rumah ke rumah.
 
Namun walau sudah berkali- kali mereka mengetuk rumah dan menawarkan coklatnya, belum ada coklat yang terjual satu pun. Alih- alih terjual, malah mereka yang sempat kena tipu dan malah membeli barang dari orang yang pintunya diketuk.
 
Tanpa keraguan dan pantang menyerah, Spongebob dan Patrick tetap berkeliling berjualan coklat. Hingga akhirnya ada seseorang yang terus berteriak “coklat” dan mau memborong semua coklat yang dijual Spongebob dan Patrick. Endingnya, mereka pun dapat berkencan dengan pasangan masing- masing dari hasil berjualan coklat tersebut.
 

7.    Rela Berkorban

Mungkin ada yang sudah hafal banget dengan quotesnya Spongebob yang ini, yaitu ketika ada ledakan gitu, saya lupa di episode yang mana tapi Spongebob bahkan bilang begini kepada Squidward:

Squidward? if i were to die right now, in some sort of fiery explosion due to the carelessness of a friend, well, that would just be ok.

Squidward? Jika aku harus mati sekarang dalam sebuah ledakan karena kecerobohan seorang teman, yah, itu tidak apa- apa.


Jadi, itu dia 7 sifat Spongebob yang bisa kita jadikan pesan moral dalam setiap serialnya. Bahwa hati yang bebas dari hal- hal negatif akan hidup dengan penuh keceriaan.

Sebenernya banyak banget, bahkan bisa lebih dari 10 poin. Bahwa Spongebob itu kreatif, dia juga cara berpikirnya out of the box pas di episode “idiot box” itu.

Tapi kurang lebih intinya itu, hatinya tulus. Jadi mau ngelakuin apapun dia akan selalu bisa melihat sisi positif dalam hal buruk sekalipun.

Well ya, semoga kita bisa semakin dewasa dalam menghadapi apapun di hidup ini ya Buibu. Aamiin


9/10/2020

Kisah Nyata: Hargailah Perjuangan Orangtuamu

September 10, 2020
“Kamu itu sebenernya tidak diharapkan kelahirannya, cuma karena Mbah aja yang minta Mama nambah anak, jadinya kamu dilahirkan deh”

Itu sepotong percakapan yang kudengar dari mulut Mama kepadaku yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Waktu itu aku cuma diam dan tidak begitu menghiraukan perkataannya walaupun sekarang kata- katanya jelas tertanam di dalam otakku.

Aku itu dulu memang anak kesayangan Papah. Makanya Papah sering banget bilang, “Cuma kamu yang bisa Papah andelin”. Padahal aku anak bungsunya, dari 3 bersaudara, kakakku lengkap, yang pertama perempuan yang kedua laki- laki.

Papah itu pekerja keras, beliau bekerja di salah satu perusahaan negara kelas atas dengan gaji yang amat sangat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kami berlima. Makanya Mamaku keluar dari pekerjaannya ketika aku lahir, tapi mungkin karena alasan itu juga yang membuat beliau jadi sangat membenciku. Entahlah. Bagaimanapun Mama tetap Ibuku yang udah susah payah mau mengandung dan melahirkanku.
 

Didikan Mama

Ya aku bersyukur dilahirkan di keluarga yang berada dan sangat berkecukupan.
Tapi bener kata orang, harta gak bisa menjamin kita bisa hidup damai tenteram dan bahagia.
Apalagi semua anggota keluargaku orangnya memang unik- unik. Hehe

“Pokoknya Mama gak mau keluarga Papah yang orang kampung itu nginep di rumah ini walaupun cuma semalam”
Itu pun sepotong percakapan yang seingatku kudengar dari mulut Mama kepada Papa. Alhasil siang itu keluarga Papa yang baru datang dari luar kota yang cukup jauh pun hanya mampir sebentar, sorenya langsung pulang lagi karena tidak diperbolehkan Mama menginap di rumah.

Memang banyak sikap Mama yang sebenernya gak sejalan denganku, tapi apalah aku hanya seorang anak kecil. Bahkan Asisten Rumah Tangga pun gak ada yang sanggup lebih dari satu bulan bekerja di rumah.

Pernah denger kan kalau anak itu meniru orangtuanya?
 
Yah, karena didikan Mama itu lah Kakak perempuanku pun tumbuh jadi manusia unik yang juga suka meremehkan orang lain yang keadaan ekonominya “kurang” atau “biasa” aja. Padahal keadaan orang bisa berputar, kita gak selamanya akan ada di atas terus toh?

Sedangkan Abangku mungkin masih lebih mendingan untuk urusan tidak meremehkan orang lain. Abangku sih enggak begitu, cuma yang bikin aku kecewa dengan abang ya karena dua kali pindah kuliah tapi gak ada yang beres. Bayangin orang mah harus cari duit buat bayar kuliah, ini yang punya uang malah kuliahnya dijadiin main- main. Bukankah biaya kuliah itu mahal apalagi sampe pindah dua kali lho?

Mbakku pun sebenernya sama, kuliahnya juga gak selesai dengan alasan pengen nikah.

Hmm gimana? Udah tau kan alasan kenapa Papah bilang cuma bisa ngandelin aku?
Karena ya itu, karakter anggota keluarga yang lain memang aneh- aneh, hehe. Sebenernya banyak banget masalah, ujian, dan cobaan di keluarga ini dan sifat unik yang bisa dijadikan pelajaran tapi kalau diungkap semuanya di sini gak akan cukup satu sesi jadi dikit- dikit aja dulu ya gaes.
 
Kembali ke Abang.
 
Abangku selain kuliahnya gak selesai, dia juga kalo ngomong asal njeplak alias gak dipikir dua kali apalagi saat marah bisa meledak- ledak sampai mengancam. Benar- benar pribadi yang tidak terkendali. Abang pun pernah dikasih modal sama Papah untuk berjualan karena katanya Abang maunya usaha, tapi ya gitu, Abang itu orangnya bosenan jadi gak ada usaha yang bener- bener diseriusin sampe akhirnya yaa sampe sekarang pun masih berganti- ganti usahanya atau pekerjaannya.

Mama Selingkuh

Semua keunikan itu semakin unik manakala kami tau Mama telah mengkhianati keluarga ini. Sedih? Jangan ditanya. Sebenarnya ini peristiwa yang menurutku cukup memalukan untuk diceritakan kalau bukan karena sharing is caring. Intinya aku cuma ingin pembaca bersyukur dengan hidupnya, ambil yang baik dari cerita ini dan buang buruknya yaa.
 
Apa yang ada di pikiran kalian ketika secara gak sengaja mendengar Ibu kalian berbicara mesra lewat telepon dengan laki- laki lain? Terjadinya pun gak cuma sekali dua kali dan ya itulah yang terjadi dengan Mama, ternyata selama ini Mama berpacaran dengan teman sekantornya dulu.
 
Kami juga baru tau kalo Mama punya beberapa hape/ telepon genggam yang diumpetin di dalam lemarinya. Setelah sekian lama curiga dari tingkah laku, gelagat Mama, banyak cerita sampai akhirnya terjadilah peristiwa itu. Ketika Abang akhirnya harus menggeledah lemari Mama dan membawa kabur hape- hape itu sampe harus lari- lari keliling komplek karena dikejar Mamah. Gimana? Apa sudah cukup memalukan?
Abang dan Mama main kejar- kejaran di komplek perumahan kira- kira menurut kalean apa yang akan dikatakan tetangga? Tapi entahlah boro- boro mikirin apa kata tetangga. Pas tau Mamah selingkuh aja udah bikin air mata susah keluar saking kecewanya.

Bayangin aja gaes, Papah waktu itu udah sakit, sakit ginjal, ditambah dikecewain Mamah. Ga kebayang deh rasanya jadi Papah, tapi ya jangan sampe deh kejadian ke kita.
 
Oke lanjut....

Alhasil dengan banyaknya bukti perselingkuhan yang jelas, Papa dan Mama resmi bercerai dan kami bertiga tentu saja ikut Papah. Apalagi aku yang dari awal merasa kelahiranku tidak diharapkan oleh Mama. Hehe

Benar terlihat olehku bahwa Papah lebih lega dan membaik setelah bercerai dengan Mama.

Abang Menikah

Hingga akhirnya tibalah saatnya aku tamat SMA dan masuk kuliah. Alhamdulillah aku bisa kuliah di luar kota, walau sebenernya sedih sih jauh dari Papah. Tapi Papah walaupun jauh selalu berusaha memberikan perhatian terbaiknya kepadaku sampai menitipkan aku pada dosen untuk memastikan aku baik- baik saja. Hampir setiap hari Papah menelpon dan menanyakan keadaanku, Papah bener- bener ngasih aku perhatian dan support yang memang kubutuhkan. Karena setelah Papa dan Mama bercerai, kami sempat loss contact dengan Mama. Jadi Papah terlihat sekali ingin aku tidak merasa kehilangan kasih sayang karena kekurangan sosok Ibu. Waktu itu benar- benar hanya Papah yang perhatian padaku, memberiku support sepenuhnya agar semangat kuliahnya.

Papah masih sakit, sakit ginjal yang bertambah parah dan bertambah sering jadwal cuci darahnya. Sebenarnya Papah sudah sakit semenjak aku masih SD tapi yah namanya juga Papah, Papah itu kuat.
 
Bersyukur Papah masih bisa mendampingi Abang ketika menikah. Walau sebenarnya untuk menikahpun Abang harus dengan sedikit paksaan dari Papah karena menurut Papah, Abang dinilai butuh seseorang yang bisa mengendalikan emosi Abang yang tidak stabil dan sebenarnya yaa tentu saja demi kehidupan Abang yang lebih baik. Seorang Ayah pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya.

Ya, Papah lebih tenang dan lega setelah menikahkan Abang. Jadi, Papah lega karena kedua anaknya yang unik sudah menikah artinya masing- masing sudah punya seseorang yang menjaga. Tinggal aku yang belum.

Masih kuingat jelas sekali ketika Papah menikahkan Abang, ada percakapan sederhana antara aku dan Papah.
“Pah nanti kalo aku nikah, Papah temenin juga ya”
“Iya dong pasti Papah temenin”
, Papah bilang gitu dengan senyumnya yang khas.

Jalan Setapak

Papah Pergi

Walau aku berkuliah di luar kota tapi masih sering pulang ke rumah Papah, kadang seminggu sekali tapi kalau lagi banyak kegiatan bisa dua minggu sekali, dan tentu saja kalau lebaran pasti aku pulang.

Hari itu masih bulan puasa seminggu lagi lebaran, perkuliahan sudah diliburkan jadi akupun pulang.

Sesampainya aku di rumah ternyata penyakit Papah lagi kambuh jadi harus dirawat. Ya, Papah tuh walaupun sakit tapi masih bekerja, jadi kalau tiba waktu cuci darah, bekerjanya hanya setengah hari, jadi setengah harinya lagi untuk waktu cuci darah. Papah sering banget cuci darah sampai kulihat lengan Papah pembuluh darahnya sampai besar- besar.

Papah juga sering masuk rumah sakit ketika penyakitnya kambuh.
Jadi sama seperti hari itu, hari yang waktu itu kuanggap biasa saja, Papah harus dirawat di rumah sakit.

Sampai di penghujung Bulan Ramadhan Papah masih harus dirawat di rumah sakit. Waktu itu usai giliran aku menjaga Papah, Abang datang dan menyuruhku pulang dulu sebentar untuk istirahat, mandi, makan, dan solat.

Akupun pulang tanpa ada perasaan yang aneh- aneh. Aku mandi, istirahat sebentar, makan, dan solat. Pas lagi solat, hapeku berbunyi terus menerus. Setelah kulihat hape, ternyata telepon dari Abang. Abang menyuruhku untuk segera ke rumah sakit.

Aku bergegas kembali ke rumah sakit. Sesampainya disana, ternyata Papah udah ga ada.

Apa tadi Papah sengaja nunggu aku pulang biar bisa pergi. Rasanya duniaku runtuh. Kepergian Papah diiringi takbiran menggema dimana- mana karena besok lebaran.
 

Papah Benar, Aku Bisa Papah Percaya

Aku sedang masa- masanya lagi pusing nyusun skripsi ketika Papah berpulang. Lebaran itu. Suara takbir yang kata orang suara kemenangan namun sampai sekarang selalu terdengar sedih di telingaku.
Tapi kepergian Papah gak aku jadiin alasan buat molor ngerjain skripsi dan lulus tepat waktu karena akhirnya aku bisa lulus tepat waktu, ya, aku lulus dan di wisuda. Wisuda yang benar- benar menyedihkan sebenarnya. Tanpa Papah. Tanpa orang yang selama ini selalu mendukungku, menjagaku, dan ah rasanya ingin menangis ketika mengingatnya lagi.

Pah terimakasih atas semua perjuangan dan pengorbanan Papah, support dan perhatian Papah ke aku selama ini, sampai akhirnya aku lulus kuliah. Aku dengar Papah sering bilang, “Papah percaya sama kamu”
 
Iya aku pegang amanah Papah. Aku bisa Papah percaya.

Aku bisa lulus kuliah. Aku bisa kerja dan menghasilkan. Aku bisa hidupi diriku sendiri. Aku bisa memilih istri yang baik dan menikah walau Papah ga bisa nemenin.
 

Apakabar Mama?

Oh iya gimana kabar Mamah?
Aku sebagai anak tetap berusaha untuk berbakti karena Mama tetap seorang Ibu untukku dan ku tau ga ada Ibu yang sempurna begitu juga dengan Mama.

Segitu dulu aja cerita dari yang bersangkutan.
 

So,...

Pesan Ami buat temen- temen dan diri sendiri, siapapun yang orangtuanya masih lengkap, keluarganya bahagia. Yuk disyukuri, jangan lupa untuk membahagiakan orangtua kita, kalau belum bisa membahagiakan yaaa setidaknya jangan bikin mereka sedih.