Search This Blog
3/20/2021
12/23/2020
10/16/2020
Karena kimi termasuk anak yang anteng, lalu tiba- tiba dia menangis ketika keinginannya tidak dipenuhi, maka saya pun agak sedikit terkejut. Jadi terkejutnya sedikit sekali ya Buybu hahhaa
Tapi begitu saya tau penyebabnya, ya saya jadi paham nih.
Terutama dua pertanyaan ini
1. Kenapa mulai ada tantrum?2. Kenapa mulai gak mau ditinggal seinchipun?
Kenapa ada dua pertanyaan di atas?
Begitulah salah satu tahapan tumbuh kembang anak bayi berusia satu setengah tahun.
Mungkin berbeda untuk setiap anak, misalnya ada anak yang seharian sama ibunya jadi gak ada gejala tantrum dan gak mau ditinggal. Pasti berbeda dengan anak yang ibunya bekerja seperti saya, khususnya Kimi ini banyak bertemu orang baru. Seperti pengasuhnya, dan sekarang pun ia masih harus beradaptasi dengan para guru dan teman- teman barunya di daycare.
Nah karena lama tidak sekolah di daycare, jadi kimi harus beradaptasi lagi di sana yang mungkin sedikit berat untuknya. Karena awal- awal di daycare ia mogok makan, Cuma mau minum susu. Sama sekali gak makan, emangnya gak laper apa kim?
Tapi tentu saja sebagai orangtua kita harus tetap positif, percaya pada anak kita pasti mampu melalui masa- masa itu dengan baik. Sambil tetap didampingi, diiringi, diberikan pengertian bahwa tidak semua yang kita inginkan harus kita dapatkan, kita hanya butuh bersabar.
Suatu nasehat yang sangat mudah diucapkan, tapi pada kenyataannya ya mudah juga dijalani sih. Jalanin aja dulu. Ahahaha kayak orang pacaran aja.
Tantrum
Tantrum adalah perilaku marah pada bayi atau anak- anak, biasanya muncul di usia 2-3 tahun. Cara anak tantrum berbeda- beda ada yang mengekspresikannya dengan menendang- nendang, berteriak, atau bahkan hanya menangis kencang yang seakan gak mau berhenti.
Nah tantrum ini sendiri umum terjadi dan penyebabnya adalah karena anak- anak masih belajar mengkomunikasikan keinginannya, jadi karena mereka belum mampu menggunakan kata- kata untuk mengutarakan dan mengungkap emosinya, maka terjadilah tantrum yang merupakan ekspresi frustasi dan kesal karena anak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Lalu bagaimana cara orangtua mengatasinya?
Tenang dan Sabar
Kunci utama mengatasi tantrum adalah tetap tenang dan sabar, jangan ikutan tantrum hihi karena marah pada anak yang sedang tantrum itu percuma.Beri waktu dan tunggu anak tenang
Tentu anak gak serta merta langsung mengerti, suatu saat bakal ada tantrum lagi. Makanya butuh pengulangan, karena anak sebenernya paham apa yang kita maksud, hanya saja pastinya butuh waktu untuk bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik.
Gak Mau Ditinggal
Nah sesampainya di sekolah, pasti dia akan menangis karena kita tinggal. Komunikasikan lagi pada anak kapan kita akan kembali untuknya.
Harus sejelas itu Buybu karena gak Cuma kita aja yang butuh kepastian, anak bayi juga butuh kepastian dong. Hihi
Kesimpulan
Padahal tidak begitu, bayi atau anak- anak meskipun belum lancar berbicara, tapi sebenarnya mereka mengerti kok apa yang kita katakan. Jadi cukup hadapi dengan tenang dan berikan pengertian saja, insyaAllah mudah- mudahan anak kita mengerti dan paham bagaimana cara bersikap yang baik.
Please feel free to correct me if im wrong yaa Buybu.
Semoga bermanfaat!
10/08/2020
Oh iya, sebenarnya apa sih sleep training itu?
Sleep training adalah latihan tidur sendiri. Ya, ga jauh dari terjemahannya yaa Buybu. Hihi. Jadi, kita mengajarkan anak kita untuk tidur sendiri, tanpa nenen, tanpa dot, tanpa ditimang dan diayun- ayun, literally "tidur dengan sendirinya".
Apa sudah bisa dibayangkan Buybu tingkat kesulitannya?
Atau mungkin Buybu bertanya kapan waktu yang tepat untuk bisa menerapkan sleep training pada anak?
Menurut Jennifer Garden, Seorang terapis yang menjalankan bisnis Sleepdreams (Konsultan Tidur Nyenyak di luar negeri) di Vancouver, sleep training sudah bisa diterapkan sejak bayi berumur 4 sampai 6 bulan. Karena pada usia itulah bayi sudah mengalami sleep regression yaitu suatu fase ketika bayi sering terbangun saat sedang tidur dan sulit untuk dapat tertidur nyenyak kembali. Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan bayi sering terbangun ketika sedang tidur seperti pergerakan kita di sekitarnya yang bisa mengganggu tidur bayi.
Nah kalau saya nih Buybu, sampai saat ini anak bayi berusia 19 bulan pun saya masih belum menerapkan sleep training. Kenapa?
Selain karena kamarnya yang belum siap, saya sendiri juga belum siap tidur terpisah selama anak saya masih nenen. Meskipun itu harusnya tidak dapat dijadikan alasan, namun ya kembali lagi masing- masing Ibu punya kebijakannya sendiri kan hehe
Nah walaupun Kimi belum tidur sendiri, tapi saya membuat suatu kebiasaan sebelum tidur yang bahasa kerennya itu "bedtime routines", selain karena efeknya yang bisa meningkatkan kualitas tidur kita dan sang anak, juga supaya anak terbiasa melakukannya bahkan hingga dia remaja dan dewasa.
Sebetulnya mungkin bukan suatu hal mutlak menerapkan kebiasaan sebelum tidur pada anak, karena nyatanya banyak orangtua bisa hidup dengan baik walau tanpa menerapkan bedtime routines, namun bagi saya khususnya, adanya bedtime routine ini memberi dampak secara positif tentu saja baik bagi anak maupun bagi diri saya sendiri.
Diantara dampak positif bedtime routines yang saya rasakan antara lain:
1. Membuat bayi tidur lebih nyenyak dan lebih lama;
2. Mengenalkan bayi rutinitas sebelum tidur sehingga bayi akan mengerti kapan waktunya tidur;
3. Kualitas tidur bayi yang sehat tentu akan berdampak pada tumbuh kembang yang baik;
4. Pola tidur bayi yang sehat tentu saja membuat pola tidur orangtua juga terjaga;
5. Yang pasti rutinitas sebelum tidur ini bisa menjadi sanity saver para ibu juga.
Oke tanpa perlu panjang lebar lagi, mari kita saksikan hihi
Ini dia bedtime routines ala Ami
Pertama, pastikan perutnya terisi
Kedua, bebersih
Versi aslinya sebetulnya mandi Buybu, versi asli menurut konsultan tidur Jennifer Garden tadi yah. Mandi air hangat sebelum tidur dimaksudkan agar tubuh bayi lebih rileks. Namun, karena budaya di Indonesia pada umumnya tidak ada mandi malam, jadi kita biasakan saja sebelum tidur untuk bebersih. Boleh pakai kain basah hangat atau tisu basah juga boleh kalo Buybu udah mager banget ye kan haha.Sama kayak Ami, biasanya pertama saya ajak kimi sikat gigi dulu. Karena kimi baru mengenal sikat gigi jadi sikat giginya bisa lama banget sampe setengah jam. Setelah sikat gigi selesai, baru saya bilang, “ayo sekarang kita bebersih yaa”. Lalu saya basuh dengan kain atau tisu dari wajah, ketiak, sampai telapak kaki harus bersih.
Ketiga, pijat ringan
Sudah bersih, sudah cebok, sudah dikeringkan dengan handuk. Sekarang saatnya kita baluri dengan minyak telon. “Nah sekarang kimi udah bersih, jadi Ami pijit yaa pakai minyak telon dan handbody”. Kalau saya mijitnya pun Cuma sebentar saja Buybu, Cuma sekedar karena ingin mengoleskan badan bayi dengan telon dan handbody saja, biasanya bayi yang terbiasa dipijat pun akan anteng dengan sendirinya.Keempat, ganti popok dan baju
“Yeay udah bersih dan wangi, sekarang kita pakai popok dan baju tidur!”Setelah selesai bebersih dan pijit- pijit ringan, waktunya memakaikan popok baru dan baju tidur deh Buybu. Baby pasti happy dengan rutinitas mau tidur yang menyenangkan ini walau dia mungkin masih mau main dan gak mau diem tapi dia paham Buybu ketika di awal kita sudah bilang “Wah sudah waktunya tidur nih, yuk kita siap- siap Bobo!”.
Kelima, bacakan buku cerita
Nah karena kimi sudah mengerti, jadi biasanya saya akan bilang, “Baca buku yuk, mana bukunya tolong ambilkan buku yaa kita baca bareng- bareng”. Biasanya kegiatan baca buku ini Cuma sebentar Buybu karena bayi seringnya langsung minta nenen.Keenam, nenen sambil membacakan doa
Ini merupakan program yang penting karena sekaligus mengajarkan anak bacaan doa dan surat- surat Al-quran. Berhubung kimi belum tidur sendiri dan masih ada rutinitas nenen sebelum tidur, jadi beginilah yang saya terapkan. Ketika kimi nenen, saya membacakan surat Al- fatihah dan 3 kul, yaitu Al- ikhlas, Al- falaq, dan An- nas. Setelah itu, saya bacakan doa untuk kedua orangtua dan sapujagat, yang ditutup dengan doa sebelum tidur. Kalau kimi belum juga tertidur, senandungkan solawat, biasanya ibunya yang akan tertidur duluan. Haha"Kenapa sih mau tidur aja ribet banget?"
Sambil berdoa, semoga kelak, walau kita sibuk bekerja, kita masih punya waktu untuk mendidik anak- anak kita menjadi anak yang soleh- soleha.
9/16/2020
7 Hal yang Harus Dipertimbangkan Ketika Ingin Menyekolahkan Anak di Pesantren
Sama halnya ketika waktu itu saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren (Ponpes). Pasti ada Buibu yang gak mau anaknya masuk pesantren, ada juga yang mau- mau aja kalo anaknya pengen mesantren, atau malah ada yang maksa anaknya supaya sekolah di pesantren.
"Bu, nanti abis lulus SD, aku pengen masuk pesantren ya Bu"
Ibu langsung nengok sambil bilang, "Beneran mau mondok?"
"Yoiii, pokoknya mau mesantren"
"Yaudah nanti cari dulu pondokkan yang bagus"
Kira- kira begitu percakapannya.
Kalo diinget- inget sekarang, dalam pergaulan juga, kebanyakan temen- temen banyak yang enggan masukin anaknya ke pesantren, karena mereka beranggapan kebanyakan anak gak ada yang mau masuk pesantren apalagi karena keinginannya sendiri.
Masa?
Buktinya waktu itu saya sebagai anak yang ngotot pengen banget masuk pesantren. Wkwk
Kalo saya ditanya alasan, kenapa waktu itu pengen banget masuk pesantren?
Alasannya klasik, secara umum karena ingin memperdalam ilmu agama. Entah kenapa saya saat itu tertarik banget dengan ilmu agama.
Alasan khususnya, pertama saya nih suka banget menghapal surat- surat dan hadis, jadi ketika di pesantren ada tugas menghapal, tantangan yang sangat menarik, makin banyak yang dihapal, makin seneng jadinya.
Kedua, dari kecil saya seneng banget baca buku, tapi yang saya suka itu buku cerita, buku dongeng- dongeng gitu, buku pelajaran sih nggak ya, haha
Nah hubungannya apa sama pesantren?
Di pesantren itu ada kegiatan baca kitab kuning Buybu dan kebanyakan kitab itu isinya cerita dan alkisah, cerita- cerita jaman nabi yang banyak banget pesan moralnya. Makanya waktu ngaji kitab setelah solat subuh, saya kadang aneh karena saya gak pernah ngantuk, tapi temen- temen udah banyak yang ketiduran. Sampe pernah rasanya pengen juga ngerasain lagi ngaji kitab terus ketiduran ahahah ada ada aja anak kecil.
Nah kalo Buybu mau anaknya disekolahkan di pesantren, maka pesantrennya pun gak bisa asal pilih, sama kayak yang udah Ibu saya bilang "cari dulu pondok pesantren yang bagus".
Emang ponpes yang bagus itu yang kayak gimana sih?
Tentu saja tiap orang standar bagusnya akan beda- beda, jadi di sini saya akan bantu Buybu gimana dan apa aja sih yang harus dipertimbangkan ketika ingin menyekolahkan anak ke pesantren.
Ini dia 7 hal yang harus dipertimbangkan jika ingin menyekolahkan anak di ponpes, disertai tips memilih pondok pesantren yang tepat untuk anak
1. Pastikan anak tidak terpaksa
Banyak stigma negatif yang terbentuk dalam pikiran anak tentang pesantren. Ada yang berpikiran kalau pesantren itu seperti penjara, banyak juga yang mikir bahwa pesantren itu tempatnya anak nakal, bahkan banyak yang bilang kalo sekolahnya di pesantren nanti jadi susah buat masuk universitas bergengsi.Nyatanya ponpes tidak seburuk yang anak- anak pikirkan, kadang pikiran- pikiran itu bisa terbentuk karena orangtua yang sebenarnya gak mau jauh dari anaknya jadi orangtua mengarang stigma buruk pesantren agar anaknya gak mau di pesantren, atau bisa juga stigma terbentuk karena faktor di luar orangtua.
2. Sesuaikan pesantren dengan mazhab/ ideologi yang dianut keluarga
Setelah orangtua setuju dan anak pun ada keinginan untuk bersekolah di ponpes, maka hal selanjutnya tinggal memilih ponpes mana yang tepat berdasarkan mazhab yang diikuti dalam keluarga. Mazhab/ ideologi di sini maksudnya adalah paham apa dalam agama yang menjadi kebiasaan dalam keluarga seperti misalnya apakah NU, Muhammadiyah, atau paham kelompok minoritas seperti persis atau LDII. Salah satu caranya lihat pendirinya siapa, pimpinannya siapa, dan harus juga tanya- tanya biar lebih yaqin aja sih.3. Tentukan dulu format pendidikan dan jenis pesantrennya
Pesantren di Indonesia ada banyak sekali dan tentunya jenisnya pun bermacam- macam, dan yang dimaksud dengan jenis pesantren di sini adalah kultur dan kurikulum dalam pesantren itu sendiri yaituPesantren Salafi merupakan pesantren tradisional yang lebih menekankan pada pemahaman pelajaran, budaya, dan nilai- nilai kuat keagamaan jadi pesantren ini hanya mengajarkan pelajaran agama saja tidak menyertakan kurikulum dari pemerintah. Misalnya belajar kitab- kitab klasik, menghafal Al- quran dan Al- Hadist, sejarah kebudayaan islam, dll.
Pesantren Modern adalah pesantren yang masih mengikuti standar kurikulum dari pemerintah dan lebih menekankan kepada pelajaran, budaya, dan nilai- nilai agama secara umum.
Sedangkan pesantren campuran menggunakan kurikulum campuran yaitu kurikulum yang diwajibkan pemerintah dengan kurikulum agama dari pesantren.
4. Amati program lainnya dan ekstrakurikuler
Sama seperti ketika kita pilih- pilih sekolah, kita pasti bakal lihat- lihat dulu kegiatan lain dan ekstrakurikuler yang ada. Pesantren pun begitu, amati juga ekstrakurikuler dan kegiatan apa saja yang ada di ponpes berikut peraturan yang ditetapkan ponpes bagi para orangtua dan santri.5. Lingkungan pesantren harus bersih, aman, dan nyaman
Menyekolahkan anak ke pesantren tentu tidak cukup dengan hanya memperhatikan kurikulumnya saja mengingat anak kita juga akan menetap dan bertempat tinggal di sana selama pendidikan berlangsung. Maka perlu agar Buibu juga memperhatikan bagaimana suasana di lingkungan pesantren, baik dari segi kebersihan, keamanan, maupun kenyamanan. Semua ini melingkupi sarana dan prasarana yang disediakan pesantren untuk para santri di sana, apalagi ada pesantren yang menyediakan fasilitas penginapan yang bersih dan nyaman untuk orangtua yang harus menginap di pesantren karena lokasi pesantren yang jauh dari rumah.6. Perhatikan letak strategis dan geografis pesantren
Nah melihat lingkungan sekitar di luar pesantren juga penting nih Buibu. Kita gak mau dong kalau tiba- tiba terjadi apa- apa, terus anak kita susah mau kabur atau lari kemana akibat ponpesnya ada di atas gunung yang akses kendaraan aja sulit. Misalnya lho yaa misalnya... Maka dari itu, kita juga harus melihat kemudahan akses ke sana bagaimana.7. Sesuaikan jauh dekat lokasi dan biayanya
Sekolah di pesantren tentu biayanya akan berbeda dibanding sekolah umum. Pastinya akan lebih mahal di pesantren ya Buybu karena kita gak Cuma bayar biaya pendidikannya, tapi juga biaya kehidupannya di sana. Maka setelah Buybu selesai membuat list pesantren mana yang akan dituju, Buybu tinggal menyesuaikan pesantren mana yang sesuai budget dan sesuaikan jauh dekatnya lokasi dengan kemampuan Buybu. Misalnya kalau punya mobil pribadi dan gak masalah menyetir jauh, artinya gak masalah juga pilih ponpes yang jauh, kalau dirasa karena belum punya kendaraan jadi harus pake kendaraan umum, ya bisa pilih ponpes yang dekat. Apalagi sekarang banyak banget ponpes di tengah kota.So, itu dia Buybu. Mungkin agak sedikit ribet ya, tapi begitulah kita memang harus teliti dalam memilih pendidikan di jaman sekarang. Pun gak cuma pesantren aja, semua sekolah pun harus dilihat dengan teliti terlebih dahulu sebelum kita bisa tenang menitipkan putra putri kita untuk menuntut ilmu di sana.
Semoga bermanfaat!
9/10/2020
Itu sepotong percakapan yang kudengar dari mulut Mama kepadaku yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Waktu itu aku cuma diam dan tidak begitu menghiraukan perkataannya walaupun sekarang kata- katanya jelas tertanam di dalam otakku.
Aku itu dulu memang anak kesayangan Papah. Makanya Papah sering banget bilang, “Cuma kamu yang bisa Papah andelin”. Padahal aku anak bungsunya, dari 3 bersaudara, kakakku lengkap, yang pertama perempuan yang kedua laki- laki.
Papah itu pekerja keras, beliau bekerja di salah satu perusahaan negara kelas atas dengan gaji yang amat sangat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kami berlima. Makanya Mamaku keluar dari pekerjaannya ketika aku lahir, tapi mungkin karena alasan itu juga yang membuat beliau jadi sangat membenciku. Entahlah. Bagaimanapun Mama tetap Ibuku yang udah susah payah mau mengandung dan melahirkanku.
Didikan Mama
Ya aku bersyukur dilahirkan di keluarga yang berada dan sangat berkecukupan.Tapi bener kata orang, harta gak bisa menjamin kita bisa hidup damai tenteram dan bahagia.
Apalagi semua anggota keluargaku orangnya memang unik- unik. Hehe
“Pokoknya Mama gak mau keluarga Papah yang orang kampung itu nginep di rumah ini walaupun cuma semalam”
Itu pun sepotong percakapan yang seingatku kudengar dari mulut Mama kepada Papa. Alhasil siang itu keluarga Papa yang baru datang dari luar kota yang cukup jauh pun hanya mampir sebentar, sorenya langsung pulang lagi karena tidak diperbolehkan Mama menginap di rumah.
Memang banyak sikap Mama yang sebenernya gak sejalan denganku, tapi apalah aku hanya seorang anak kecil. Bahkan Asisten Rumah Tangga pun gak ada yang sanggup lebih dari satu bulan bekerja di rumah.
Pernah denger kan kalau anak itu meniru orangtuanya?
Sedangkan Abangku mungkin masih lebih mendingan untuk urusan tidak meremehkan orang lain. Abangku sih enggak begitu, cuma yang bikin aku kecewa dengan abang ya karena dua kali pindah kuliah tapi gak ada yang beres. Bayangin orang mah harus cari duit buat bayar kuliah, ini yang punya uang malah kuliahnya dijadiin main- main. Bukankah biaya kuliah itu mahal apalagi sampe pindah dua kali lho?
Mbakku pun sebenernya sama, kuliahnya juga gak selesai dengan alasan pengen nikah.
Hmm gimana? Udah tau kan alasan kenapa Papah bilang cuma bisa ngandelin aku?
Karena ya itu, karakter anggota keluarga yang lain memang aneh- aneh, hehe. Sebenernya banyak banget masalah, ujian, dan cobaan di keluarga ini dan sifat unik yang bisa dijadikan pelajaran tapi kalau diungkap semuanya di sini gak akan cukup satu sesi jadi dikit- dikit aja dulu ya gaes.
Mama Selingkuh
Abang dan Mama main kejar- kejaran di komplek perumahan kira- kira menurut kalean apa yang akan dikatakan tetangga? Tapi entahlah boro- boro mikirin apa kata tetangga. Pas tau Mamah selingkuh aja udah bikin air mata susah keluar saking kecewanya.
Bayangin aja gaes, Papah waktu itu udah sakit, sakit ginjal, ditambah dikecewain Mamah. Ga kebayang deh rasanya jadi Papah, tapi ya jangan sampe deh kejadian ke kita.
Alhasil dengan banyaknya bukti perselingkuhan yang jelas, Papa dan Mama resmi bercerai dan kami bertiga tentu saja ikut Papah. Apalagi aku yang dari awal merasa kelahiranku tidak diharapkan oleh Mama. Hehe
Benar terlihat olehku bahwa Papah lebih lega dan membaik setelah bercerai dengan Mama.
Abang Menikah
Papah masih sakit, sakit ginjal yang bertambah parah dan bertambah sering jadwal cuci darahnya. Sebenarnya Papah sudah sakit semenjak aku masih SD tapi yah namanya juga Papah, Papah itu kuat.
Ya, Papah lebih tenang dan lega setelah menikahkan Abang. Jadi, Papah lega karena kedua anaknya yang unik sudah menikah artinya masing- masing sudah punya seseorang yang menjaga. Tinggal aku yang belum.
Masih kuingat jelas sekali ketika Papah menikahkan Abang, ada percakapan sederhana antara aku dan Papah.
“Pah nanti kalo aku nikah, Papah temenin juga ya”
“Iya dong pasti Papah temenin”, Papah bilang gitu dengan senyumnya yang khas.
Papah Pergi
Papah juga sering masuk rumah sakit ketika penyakitnya kambuh.
Akupun pulang tanpa ada perasaan yang aneh- aneh. Aku mandi, istirahat sebentar, makan, dan solat. Pas lagi solat, hapeku berbunyi terus menerus. Setelah kulihat hape, ternyata telepon dari Abang. Abang menyuruhku untuk segera ke rumah sakit.
Aku bergegas kembali ke rumah sakit. Sesampainya disana, ternyata Papah udah ga ada.
Papah Benar, Aku Bisa Papah Percaya
Aku sedang masa- masanya lagi pusing nyusun skripsi ketika Papah berpulang. Lebaran itu. Suara takbir yang kata orang suara kemenangan namun sampai sekarang selalu terdengar sedih di telingaku.Tapi kepergian Papah gak aku jadiin alasan buat molor ngerjain skripsi dan lulus tepat waktu karena akhirnya aku bisa lulus tepat waktu, ya, aku lulus dan di wisuda. Wisuda yang benar- benar menyedihkan sebenarnya. Tanpa Papah. Tanpa orang yang selama ini selalu mendukungku, menjagaku, dan ah rasanya ingin menangis ketika mengingatnya lagi.
Pah terimakasih atas semua perjuangan dan pengorbanan Papah, support dan perhatian Papah ke aku selama ini, sampai akhirnya aku lulus kuliah. Aku dengar Papah sering bilang, “Papah percaya sama kamu”.
Aku bisa lulus kuliah. Aku bisa kerja dan menghasilkan. Aku bisa hidupi diriku sendiri. Aku bisa memilih istri yang baik dan menikah walau Papah ga bisa nemenin.
Apakabar Mama?
Oh iya gimana kabar Mamah?Segitu dulu aja cerita dari yang bersangkutan.
So,...
Pesan Ami buat temen- temen dan diri sendiri, siapapun yang orangtuanya masih lengkap, keluarganya bahagia. Yuk disyukuri, jangan lupa untuk membahagiakan orangtua kita, kalau belum bisa membahagiakan yaaa setidaknya jangan bikin mereka sedih.9/04/2020
5 Cara Merespon Celotehan Anak yang Bisa Tumbuhkan Rasa Percaya Dirinya
Selain kelakuannya yang menggemaskan, ketika anak memasuki usia balita mulai muncul banyak rasa penasaran dalam dirinya hingga seringkali melontarkan pertanyaan anak yang kritis dan kadang membuat kita bingung gimana jawabnya. Ya nggak Buy?
Misalnya, “Ma, kenapa adek bisa ada di perut Mama?”
“Ma, kenapa bulan cuma ada satu?”
“Ma, kenapa malam gelap?”
“Ma, kenapa adek harus tidur?”
“Ma, katanya kita harus sayang hewan, tapi kenapa Mama semprot kecoa sampai mati?”
Dan lain- lain masih banyak lagi celotehan yang nggemesin lainnya yang kalau diperhatiin malah seringkali bikin kita speechless dan mikir, “Oh iya juga ya”. Hihi
Sebetulnya ketika anak banyak bertanya kepada Ibunya atau bapaknya (biar kayak lagu “ada anak bertanya pada bapaknya”), maka itu adalah langkah awal orangtua untuk mengajari anak tentang komunikasi dan keterbukaan. Jadi maksudnya gini, ketika anak bertanya, maka kita sebagai orangtua harus menanggapinya dengan asik, memberikan respon yang positif, serta terbuka dengan menjelaskan jawaban dari pertanyaannya sesuai dengan usia anak.
Kenapa harus memberikan respon positif dan terbuka pada anak?
Karena sikap asik, respon positif, dan keterbukaan dari orangtua bisa membuat anak semakin percaya diri dan merasa dihargai sehingga ke depannya anak pun akan mudah terbuka dan mau bercerita apapun kepada orangtuanya. Kalau anak sudah mau bercerita apapun kepada orangtuanya dan menganggap orangtua sebagai teman, maka insyaAllah orangtua dapat dengan mudah memberikan nasehat dan arahan agar anak tetap berada di jalan yang lurus yaitu jalan yang Allah ridhai.
Hehe ya gitu lah pokoknya ya Buy, orangtua mana yang ga kepengen anaknya jadi anak yang soleh/ soleha? Pastilah semua orangtua ingin anaknya lebih baik lebih soleh lebih sukses lebih bahagia daripada orangtuanya. Ya khaaaann?
Namun itu dia Buybu, kita harus memupuk rasa percaya dan keterbukaan ini sejak ia masih kecil, tumbuhkan perasaan dan budaya dalam keluarga kita bahwa family is number one, agar anak tidak mudah terpengaruh dengan kehidupan luar yang kita pun tidak tahu ke depannya akan bergaul dengan siapa anak kita ini.
Nah gimana caranya supaya anak mau terbuka kepada orangtua?
Ini dia 5 cara merespon ocehan dan pertanyaan anak:
1. Antusias
2. Ulang pertanyaannya
3. Cari tahu info berasal darimana pertanyaannya
4. Menggali informasi yang telah anak ketahui
5. Berikan jawaban sesuai usia anak
So Buybu, ketika kita dapat memberikan respon yang positif, serta bisa memberikan jawaban yang jelas dan terarah, maka anak pun tidak hanya tercukupi rasa ingin tahunya, namun juga merasa dirinya dihargai. Sehingga dengan begitu anak pun akan mudah untuk selalu bercerita dan terbuka dengan orangtuanya.
Semoga artikel ini bermanfaat ya Buybu😊
8/13/2020
Ga bisa dipungkiri, sebagai ibu pastilah kita merasa ingin terus mendampingi sang buah hati bahkan hingga ia beranjak dewasa.
Makanya saya salut, sama ibu saya yang sampai saat ini masih tulus mulus mendampingi anaknya, bersikap adil sesuai karakter anak tanpa satupun anaknya merasa bahwa bundanya bersikap berat sebelah. Walau dapat dikatakan kalaupun Ibu saya mau bersikap seperti itu sebenarnya bisa saja karena dari keempat anaknya, beliau punya anak lelaki satu- satunya. Namun nyatanya tidak, beliau tidak pernah membedakan, semua anak berhak mendapatkan porsi kasih sayang yang sama.
Saya ingat kata- kata ibu saya pada saat saya bertanya mengenai laptop yang akan diberikan ibu untuk adik saya yang baru masuk kuliah. Jadi untuk gambaran, saya punya dua adik dan mereka kembar beda jenis kelamin, yang pertama masuk kuliah adalah yang cewek, sedangkan yang cowok baru masuk kuliah di tahun depannya lagi. Nah karena yang cewek sudah masuk kuliah, jadi yang cowok dibelikan laptop duluan sambil menunggu kuliah, untuk belajar di kampung inggris di Pare.
Nah, ternyata belum ada setahun kemudian, adik saya yang cewek juga butuh laptop, jadi ibu juga merasa harus membelikannya dong, apalagi adik yang cowok pun sudah bersiap mendaftar kuliah.
Ibu: "Bisa aja sih, tapi ibu merasa harus adil, walau merknya tidak harus sama tapi setidaknya kualitasnya sama bagus, jangan sampai anak ibu merasa yang satu lebih disayang daripada yang lain atau malah merasa tidak lebih disayang dibandingkan yang lain."
Saya: "Oh gitu"
Ibu: "Jangan dikira yang bisa durhaka Cuma anak ke orangtuanya aja. Orangtua pun disebut durhaka kalau pilih kasih terhadap anak- anaknya"
Saya: "Oh gitu ya Bu, baru tau."
Ibu: "Iya, agama mengajarkan seperti itu."
Setelah itu sampai detik ini saya masih terngiang kata- kata ibu, apalagi sekarang saya sudah punya anak walaupun baru satu, nah kalau sudah lebih dari satu saya selalu berdoa semoga saya diberi amanah untuk bisa menjadi orangtua yang adil dan tidak pilih kasih.
Adil pun bukan berarti sama, sama seperti yang dilakukan ibu saya pada saat anak kembarnya mau kuliah, yang satu kuliah duluan, yang lainnya belajar bahasa inggris dulu sambil diberi fasilitas laptop. Menurut saya yang demikian merupakan langkah bijaksana yang dapat diambil orangtua.
Memang ilmu parenting itu akan berbeda bagi setiap orangtua, khususnya bagi setiap pribadi dan tidak akan pernah sama sampai kapanpun. Saya menyadarinya ketika sore itu, saat pulang kerja terjadi percakapan antara saya dengan rekan kerja saya.
Saya: "Alhamdulillah wasyukurillah sekarang kimi di rumah sama pengasuh"
Rekan: "Oh alhamdulillah atuh ya, da kumaha deui namanya ibu bekerja mah ya harus rela ninggalin anak. Aku juga waktu masih kecil begitu, tiap hari dadah- dadah terus sama mamaku."
Saya: "Oh ya? Masih inget ya sampe sekarang?"
Rekan: "Iya masih inget, sedih tapi da gimana kalo mama gak kerja, nanti hidup aku kekurangan. Jadi daripada hidup aku kekurangan ya kan?"
Saya: "Oh hiya hiya."
Maksud saya, percakapan tersebut membuat saya berpikir apakah saya ingin anak saya nanti punya pemikiran yang sama seperti rekan kerja saya? Apakah saya ingin anak saya hidup serba berkecukupan namun dengan definisi hidup yang hanya mengejar materi demi menjaga gengsi semata?
Walaupun saat ini sebenarnya saya masih bekerja karena masih mengejar target saya ke depan yang juga terkait materi. Tapi jujur saja tidak, saya tidak ingin anak saya hidup seperti itu, bahwa ia akan berpikir kalau ibunya tidak bekerja dia akan hidup kekurangan.
Kehidupan saya memang tidak luar biasa berkecukupannya seperti rekan kerja saya tersebut, tapi satu hal yang sampai saat ini saya rasakan adalah kasih sayang dan waktu yang luar biasa lebih dari cukup yang diberikan ibu saya untuk anak- anaknya. Bukan berarti ibu tidak bekerja karena ayah saya pekerjaannya lebih bagus, ayah saya seorang wiraswasta yang penghasilannya juga kadang ada kadang gak ada sama sekali.
Namun, yang bikin saya takjub sampai saat ini adalah dengan keadaan seperti itu, orangtua saya mampu membesarkan keempat anaknya bahkan hingga kuliah dan menghasilkan seperti sekarang. Dengan baik. Tidak hanya itu, pelajaran yang saya dapat dari kehidupan keluarga saya adalah bahwa berkah itu bukan cuma kata- kata. Saya menyaksikannya sendiri.
Orang yang hidup serba berkecukupan dengan materi berlimpah tapi kalau tidak mencari berkah, entah ada anaknya jadi sombong dan pembangkang, entah anaknya jadi lupa dan ngelawan. Tapi tidak dengan orang yang hidup dengan materi pas- pasan, tapi ternyata bisa berkecukupan, kenapa? Ya, karena berkah itu sendiri.
Bayangkan, ketika saya lulus SMA, betapa inginnya saya melanjutkan kuliah tapi orangtua saya juga harus jujur dan rasional, sehingga beliau berkata bahwa kalau saya mau kuliah silakan di kampus ini atau ini saja yang biayanya lebih murah karena orangtua lagi gak ada pemasukan.
Saat diberitahu seperti itu sebenarnya saya tidak kaget, saya sudah dewasa dan tau persis kondisi ekonomi keluarga dan saya pun sudah berniat mencari sekolah/ kuliah yang gratisan dan alhamdulillah-nya saya bisa kuliah gratis yang mana hal itu sampai saat ini masih amat sangat saya syukuri.
Dari hal tersebut di atas, saya mencoba menyimpulkan bahwasanya kita, aku, dan kamu tidak bisa menghakimi keadaan setiap orang. Ketika rekan kerja saya mengatakan kata- kata “kekurangan”, oh ya tentu saja definisi “kekurangan” bagi setiap individu berbeda- beda, demikian pula dengan kata- kata “kaya”, definisinya akan berbeda bagi setiap orang. Saya pun yakin, anak saya nanti akan punya pendapatnya sendiri tentang kata- kata ini dan itu tergantung bagaimana saya bersikap untuk mengajarinya bahwa kalau kita percaya Allah dan berkah-Nya, hidup itu gak selalu tentang uang dan gengsi kok.
7/11/2020
Andai kita diminta menyebutkan apa saja dampak dari pandemi Covid (Corona Virus Disease) 19 atau Corona ini? Pasti rangkaian efeknya akan begitu panjang, siapapun pasti merasakan dampaknya, hanya perbedaannya ada yang terdampak sekali, ada yang sedikit terdampak, atau jangan- jangan apakah malah ada yang tidak terdampak sama sekali ya?
Mungkin gak? Mungkin aja sih.
Buat ami sendiri, dampak pandemi corona waktu itu tuh sampai mengakibatkan Kimi harus disapih dadakan. Wah kok bisa? Gini ceritanya Buy......
1. Daycare diliburkan
Walau sempat ada WFH alias Working From Home alias Kerja di rumah untuk ibu- ibu yang sedang hamil dan memiliki bayi, namun setelah datang new normal pekerjaan kembali seperti biasa dan dinas pendidikan masih meliburkan sekolah sekaligus daycare. Meskipun ada beberapa daycare yang membuka kelasnya, suasana yang masih mengerikan tentang pandemi masih menghantui banyak orangtua termasuk miabi (ami dan abi). Apalagi berdasarkan pengalaman, selama Kimora berada di daycare di masa- masa sebelum pandemi, Kimi sering banget sakit flu apalagi pas lagi pandemi kayak gini, kekhawatiran jadi bertambah berkali lipat.
2. Bimbang sampai kepikiran mau resign dari pekerjaan demi anak
Kebimbangan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja anak menjadi pikiran utama miabi. Di satu sisi, kita tidak boleh terlalu parno namun jangan juga abai atas pandemi yang sedang terjadi. Semakin parno, semakin stress malah jadi penyakit lain, sama halnya jika kita pun terlalu mengabaikan. Alih- alih resign dari pekerjaan secara mendadak, akhirnya kami putuskan untuk mencari pengasuh dari warga sekitar yang bersedia bekerja di rumah mengasuh kimi selama kami bekerja. Bismillah
3. Senangnya bertemu pengasuh yang cocok
Mencari pengasuh seperti dimudahkan waktu itu karena tetangga ada yang mendadak menawarkan jasa orang yang mau bebersih rumah. Awalnya hanya weekend saja tapi kemudian kami meminta, sebut saja Bu Nia, untuk bekerja dari Senin s.d Jumat untuk di rumah menjaga Kimora sekaligus bebersih. Bu Nia setuju namun hanya selama satu minggu penuh beliau bekerja kemudian harus berhenti karena anaknya sudah mulai bekerja kembali jadi beliau harus menjaga cucunya. Sempat bingung dan sedih karena kami merasa cocok dengan Bu Nia.
4. Mencari pengasuh baru
Bukan hal mudah mungkin untuk kembali mempercayakan anak kepada orang yang baru lagi terutama di musim pandemi ini ya Buy. Namun sepeninggal Bu Nia, kami tidak langsung menemukan penggantinya sehingga akhirnya tanpa memikirkan berbagai efeknya, dengan berat hati kami putuskan untuk menitipkan Kimora sementara di rumah neneknya yang ada di luar kota sampai kami mendapat pengasuh baru lagi.
5. Mendadak disapih
Rumah nenek kimi ada di luar kota dan miabi gak pernah kepikiran sama sekali bahwa akhirnya kimi akan mendadak disapih karena jauh dari ibunya. Aneh sih kok bisa ya sama sekali gak kepikiran padahal miabi sudah kepikir pasti bakalan kangen nanti kalau jauh dari kimi walau hanya seminggu. Alasan kenapa tetiba disapih sebenarnya saran dari neneknya kimi karena kimi sudah 16 bulan dan saat itu miabi langsung menyetujuinya karena berpikir mungkin memang sudah waktunya, walaupun kimi masih mau minum ASIP tapi akhirnya miabi juga membelikan kimi susu formula untuk menambah gizinya kalau- kalau dia gak mau ASIP, waktu itu Ami coba berikan susu merk bebe*lac apalagi kata neneknya, kimi doyan- doyan aja dan cocok.
6. Pengasuh baru datang
Setelah tau ada pengasuh yang bersedia mengasuh kimi di rumah, akhirnya kami jemput kimi untuk kembali ke Bandung, selain karena rindu, ami merasa ada yang salah karena rasanya belum saatnya kimi disapih. Kimi pun kembali bersama miabi di rumah dan kembali nenen ASI dan tidak jadi disapih, tanpa sepengetahuan neneknya tentu saja. Hehe bandel. Sebenarnya kenapa sih Ibu Ami menyarankan untuk sekalian disapih? Karena Ibu baru memberitahu Ami bahwa saat jauh dari Aminya, Kimi setiap malam gak bisa tidur, nangis terus dan rewel sampai seminggu itu, jadi Ibu dan Ayah Ami begadang semalaman hampir satu minggu untuk menenangkan Kimi. Yaa namanya juga disapih apalagi secara mendadak pasti rewel banget yaa, kasian. Kasian Kimi dan kakek neneknya yang begadang ;(
7. Pengasuh baru hanya bertahan dua minggu
Uhuhu terulang lagi rasa sedihnya ketika sudah nyaman harus ditinggal lagi sama pengasuh yang baru kerja selama dua minggu ini. Kenapa dia tidak bisa meneruskan? Karena kabarnya sekolah anaknya udah mulai masuk di tanggal 13 Juli 2020 nanti. Jadiii harus kurelakan kembali dirinya haha dan mencari pengganti lain yang mudah- mudahan lebih baik dari sebelumnya. Doakan ya Buy.
Jadi begitu sih Buy dilemma yang Ami rasakan dari efek pandemi ini, sampai sekarang masih mikirin yang namanya kerjaan ngasuh ini yang sewaktu- waktu bisa mendadak berhenti karena berbagai alasan.
Buybu dan suaminya yang sama- sama perantau pasti bisa merasakan yang miabi rasakan, apalagi kalau di rantau bener- bener gak ada sodara gitu Buy, atau mungkin ada yang sebenarnya punya sodara di daerah rantau tapi gak bisa bantu juga. Namun insya Allah Buy semua pasti ada jalan keluarnya yang penting kitanya tetap berpikir positif, tetap kompak, dan jangan lupa bersyukur masih diberi nikmat rejeki dan sehat walafiat.
Nah, kalau Buybu sendiri apa nih efek pandemi yang paling bikin Buybu bingung?
6/23/2020
Enam bulan berlalu tanpa sang Mama tentu bukan waktu yang sebentar, apalagi semuanya begitu mendadak bagi sang anak untuk melewati hari- hari yang biasanya dilalui bersama sang Mama. Walau seringkali melakukan panggilan video namun telah lanjur tertanam di pikiran sang anak bahwa ibunya membencinya jadi bagaimana mungkin ia tidak membenci.
Ada cara menyapih yang lebih bijaksana menurut Ami yaitu menyapih dengan cinta, tanpa bohong dengan mengolesi payudara dengan sesuatu agar anak tidak suka, tanpa juga harus berpura- pura dan berkata yang mengada- ada kepada anak.
Bagi sang Ibu, menyusui merupakan momen yang paling membahagiakan, begitu pula yang dirasakan sang anak. Ketika menyusui, anak merasakan kenyamanan dan kehangatan dekapan ibu sehingga berat rasanya untuk meninggalkan momen yang luar biasa indah ini. Namun walaupun anak harus berhenti menyusui, jangan pernah ibu pergi menjauhi anak. Tetaplah menjadi sosok terdekatnya, curahkanlah cinta dan kasih sayang yang lebih banyak dari biasanya, jangan sampai anak berpikir ibunya tidak ingin menyusuinya karena tidak sayang lagi. Selain itu, sang ibu juga harus lebih sabar dan lebih kuat dari si anak karena ikatan batin yang kental antara ibu dan anak sangat mempengaruhi bagaimana sikap anak dalam melewati fase ini.
Nah itu dia tips dari Ami, kalau Buybu sendiri bagaimana pengalaman Buybu dalam menyapih sang buah hati?
6/19/2020
Saya yakin, kita bukannya tidak bersyukur ketika dihadapkan pada pilihan itu. Yaitu pilihan antara menjadi ibu pekerja atau ibu rumah tangga. Keduanya merupakan pilihan yang sama. Sama- sama dilakukan demi keberlangsungan dan kelayakan hidup anak dan keluarga, sama- sama merupakan pilihan yang hebat, sama- sama membutuhkan keberanian dan pengorbanan, dan sama halnya dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini, masing- masing pilihan punya kelebihan dan kekurangannya.