Search This Blog

Showing posts with label self improvement. Show all posts
Showing posts with label self improvement. Show all posts

Mau Dibawa Kemana Hubungan Kita?

Di jaman dulu kala, hiduplah si neng yang suka sama seorang cowok yang juga hidup. Cowo ini, sebut saja dia Daon. Dengan si Daon, si neng gak ada kejelasan tentang mau dibawa kemana hubungan kita gitu, padahal waktu itu kita sama- sama udah hafal lagu armada tersebut lho wkwk. Gitu aja bangga.

Nah waktu itu setelah udah setahun nyanyi lagu armada sampe mulut berbusa, si neng galau, sedangkan si Daon kayaknya B aja. Akhirnya di tahun baru itu si neng curhat deh sama seekor katak, si Katak menyarankan si neng untuk bertanya dalam rangka memastikan kepada si Daon tentang lagu armada yang berjudul mau dibawa kemana hubungan kita jika kau terus menunda nunda. Panjang banget judulnya.

Eh welah dalah, bukannya ngomong baik- baik sama si Daon, eh si neng malah ngedumel dan ngomel sendiri membahas pikiran negatif yang ada di hati dan pikiran si neng yang kotor. Alhasil si neng malu sendiri padahal mendingan malu rame- rame biar gak malu.

Dan... itulah puncak dimana si neng merasa harus banget memperbaiki diri untuk lebih baik ke depannya terutama dalam manajemen emosi. Jangan- jangan EQ si neng scorenya ranking pertama DARI BAWAH saking jeleknya.

Waktu itu si neng berniat ikut latihan aikido karena katanya ngefek buat ngendaliin emosi, yap kamu bener banget Jenaaapp, itu cuma niat yang ditunda- tunda sampe akhirnya beneran ga jadi aikido sampe sekarang.

Oh iya, saking malunya sama si Daon, si neng sampe sholat tahajud dan istikharah demi menenangkan diri supaya gak lagi kepikiran. Hasilnya, seminggu kemudian si neng bisa hidup tenang lagi lho asli lupa malah si Daon ini pernah hidup apa engga.

Bonusnya, akhirnya jodoh yang gak dicari datang sendiri. Kamipun menikah dan hidup bahagia selamanya. Hahaha. Ralat. Singkat cerita, si neng sudah melahirkan seorang anak bayi soleha yang baru berusia 1 tahunan ketika...

Iklan Seminar

Di sore yang rabu itu, si neng liat iklan tentang sebuah seminar yang sangat menarik di salah satu grup telegram, di iklan itu disebutkan keuntungan yang akan didapat kalau ikut seminarnya. Ya, salah satunya adalah yang sangat si neng cari, yaitu manajemen emosi. InsyaAllah kalau ada keuntungan yang lain itu hanya bonus. Pikir si neng dalam hati (aneh ya si neng mikir pake hati, bukan otak wkwk).

Apalagi si neng udah jadi seorang istri dan seorang ibu yang gak lagi nyanyi lagu armada, tapi cukup terngiang sebuah hadist.

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya.” (HR. At-Tirmidziy no. 3895).

Jadi, dengan pandangan berapi- api lurus ke depan, ku busungkan dada dan mulai...

Curhat ke Pakmi

Saat sedang berada di mobil yang sedang menanjak di tanjakan paling menukik sekelurahan itu, si neng mulai menyampaikan keinginannya kepada Pakmi.

"Pakmi, neng mau ikut seminar, bagus itu seminarnya bla bla bala bala", kata si neng nyerocos teroosss sampe ujung berung.

"Oh bagus itu, sok aja abi mah dukung. Bukan seminar aliran sesat kan? Wkwk", kata Pakmi menyetujui, walau harus memastikan tampang bloon seperti si neng ini tidak akan menjadi korban aliran sesat. Behaha.

Akhirnya tanpa tedeng aling- aling bambu, si neng pun daftar seminar bootcamp seharga 8,5jt ituu, fyuh tapi lega banget untung rupiah bukan poundsterling.

Di sinilah aku berdoa, di sana juga aku berdoa, dengan hanya berucap syukur 😇

Oh iya bener kamu ineemm, ini seminar bootcamp, jadi seminarnya diadakan di sebuah hotel, waktu itu bertempat di Hotel Horison Bandung, selama 3 hari 2 malam, tapi please isi bootcamp nya beneran bagus banget. Si neng sempet nulis juga di sini.

Seminarnya Mirip ESQ

Banyak yang bilang seminarnya mirip kayak ESQ. Emang keliatannya sih begitu, kek yang cuma buat orang yang emang beneran mau memperbaiki diri, emang niat investasi ke diri sendiri, emang seniat itu mau berubah jadi lebih baik. Tapi tentunya masing- masing yang datang punya niat beda- beda, contohnya si neng niatnya biar ga malu sendiri lagi. Yaelah neng.

Selain itu, karena harganya yang lumayan, yang ikut seminar ini juga kebanyakan pengusaha, seperti si neng yang juga pengusaha dan pekerja keras karena harus kerja berangkat pagi pulang maghrib. Ahaha.

Terus Apa Istimewanya?

Suatu hari, ada seorang Guru berkata kepada muridnya yang mengeluh karena merasa sudah berdoa tapi doanya tidak kunjung terkabul.

"Kamu beriman pada Allah?", tanya si guru.

"Iyalah gur", jawab muridnya.

"Lha terus kenapa kamu cancel doamu sendiri?", tanya guru lagi.

"Maksudnya gimana gur?", jawab muridnya cengoh.

"Kamu berdoa meminta kepada Allah, tapi hatimu masih ragu, logikamu masih berjalan, kamu masih sok pintar, padahal Allah Maha Mengabulkan doa", jawaban si guru membuat muridnya terdiam terpaku tertancap tajam ke tembok tetangga.

"Jadi, saya harus gimana guru?", jawab si murid masih cengoh.

"Ai ujang teh nya, percaya lah 1000% sama Allah, Jang..", jawab guru sambil pergi meninggalkan Ujang yang masih terpaku di tembok tetangga.

Ternyata si murid namanya Ujang, gais. Wkwk.

Btw itu tadi hanya prolog aja sih ya, hehe.

Membahas sedikit tujuan si neng nulis ini adalah pengen berbagi aja bahwa ilmu dari seminar ini terlaluuuu sayaaangg disimpen sendiri. Next part ya kita lanjut, rasanya udah kebanyakan nulis di sini gara- gara cerita lagu Armada.🤣😅😅😅

Sudahkah Anda Bersyukur dengan Benar?

Hay teman, gimana kabarnya?

Sejujurnya saya pengen banget sering menulis di sini, tapi sekarang dengan dua anak dan yang satu masih bayik banget jadi ya begitulah. Ya begitu tuh maksudnya jadi kayak ada aja yang bisa saya jadikan alasan untuk tidak menulis dan berbagi pikiran di sini haha.

Pada kenyataannya, dunia nyata jauh lebih asik tapi saya juga ingin meninggalkan jejak digital supaya kalau nanti saya hilang dari dunia nyata, saya tetap ada di dunia maya.
 
Ngok..

Nah, kali ini saya mau berbagi pemikiran saya tentang rasa syukur nih, Buk.

Percayalah, rasa syukur itu mahal harganya. Maksudnya, ya tidak semudah itu kamu bisa benar- benar bersyukur. Mungkin mudah mengucapkan "alhamdulillah" tapi apa hatimu benar bersyukur?


Syukur itu soal rasa, jadi jangan langsung percaya kalau bibir bilang "alhamdulillah", karena belum tentu hati sungguh berterimakasih.
Saya pun begitu, masih berusaha untuk bersyukur dengan benar, dengan sungguh, dengan tulus, dengan ikhlas. Caranya?

Sejujurnya cara yang saya pakai mungkin belum tentu berefek sama dengan yang lain karena ya terjadi begitu saja pada saya dan lagi, ini butuh konsistensi yang gak cuma sekali dua kali tapi harus terus menerus gitu lho Buk

Jadi, gimana sih caranya biar kita beneran merasakan syukur?
 

1. Pikirkan Nikmat Kecil yang Kita Punya Namun Jarang Disyukuri

Jujur, saya belum pernah yang namanya meditasi atau relaksasi atau apapun itu namanya. Namun ada suatu momen saat saya berkesempatan mencoba melakukannya. Waktu itu saya terbangun di tengah malam, saya lakukan solat sunnah tahajud, setelah solat dan berdoa, saya coba duduk rileks, memainkan olah nafas, lalu saya memikirkan banyak hal kecil yang selama ini lupa saya syukuri akibat terlalu sibuk scroll media sosial yang membuat saya selalu memikirkan yang belum saya punya.

Dalam pejaman mata, saya melihat anak- anak saya yang lucu- lucu, pintar, sehat, nurut, baik. Saya melihat suami saya yang sehat, soleh, baik, dan lembut hatinya. Saya melihat rumah tempat kami berlindung, kendaraan yang selalu ada untuk mengantarkan kami kemanapun, orangtua dan saudara kandung saya yang selalu ada untuk saya, bahkan mertua dan ipar saya juga, saya merasakan keluarga kami utuh dan saya ucapkan terimakasih atas cinta yang Allah berikan untuk keluarga kami.

Setelah itu, saya melihat diri saya sendiri, saya bisa bernafas, saya memiliki penglihatan dan pendengaran yang bagus, saya bisa berbicara, semua organ tubuh yang berfungsi dengan baik, bahkan rasa yang saya miliki saat itu pun membuat saya bersyukur.
 
Rasanya benar bahagia, hingga air mata menetes saat itu.

Entah itu beneran meditasi atau bukan, namun rasanya hati menjadi sedikit lebih luas semenjak hari itu. Hari ke depannya, saya merasakan hidup jadi lebih enteng, gak lagi terlalu khawatir akan masa depan karena ya, kita harusnya hidup di saat ini, bukan?
 

2.  Kurangi Media Sosial (Dophamine Detox)

Jaman sekarang media sosial sudah menjadi konsumsi wajib yang setiap hari dan hampir setiap saat pasti kita cek. Mau tidur dicek, bangun tidur dicek. Coba deh kurangin ngeliat medsos, terutama medsos yang bikin kamu gak brenti- brenti scroll. Memang susah awalnya, tapi kamu pasti bisa. Karena terlalu sering melihat media sosial membuat kamu jadi terlalu membanding- bandingkan hidup kamu dengan orang lain dan lagi yang diperlihatkan orang di media sosial itu udah pasti yang baik- baik dan yang bagus- bagus kan?
 

Jadi, mending kurang- kurangin deh main sosmed. Karena melihat kehidupan orang lain di medsos bisa jadi bikin kamu jadi selalu merasa kurang alhasil kamu jadi susah untuk mensyukuri hidup. Atau bisa juga bikin kamu jadi merasa sombong kalau melihat postingan atau berita atau cerita tentang kehidupan orang lain yang lebih buruk.


Kalau saya sejujurnya belum bisa full beralih dari sosmed karena saya masih suka menuntut diri sendiri untuk rajin menulis bahkan update status. Tapi tentu saja saya juga berusaha untuk mengurangi scroll medsos, salah satu usaha saya adalah dengan men-download aplikasi tantangan 21 hari di hape saya.

Coba deh didownload dan lihat apakah berhasil di Anda?
Kalau di saya, cukup berhasil.
 

3. Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain

Sebenernya masih nyambung sama poin kedua, bedanya yang ketiga ini dalam dunia nyata. Tentu kita punya temen yang kehidupannya mungkin jauh lebih enak dari kita. Punya anak- anak yang lucu, ada yang bantuin urus rumah, atau mungkin pasangannya pejabat atau orang terkenal yang sukses.

Ya, lagi- lagi, berhentilah membandingkan kehidupan dunia nyata kita dengan kehidupan dunia nyata orang lain. Karena setiap orang pasti punya masalahnya sendiri- sendiri, hanya tinggal bagaimana mereka menyikapinya. Berbahagialah dan jangan lupa untuk terus mensyukuri segala hal terkecil apapun yang kita punya.

Awkay, jadi itu dia tiga cara bersyukur dengan benar, dengan hati, dengan ikhlas, dengan tulus, dengan rela, dan dengannya menjadikan hidupmu semakin baik dan lebih baik karena tidak pernah menyalahkan hal- hal yang terjadi di luar kendalimu. Kamu terus melihat ke dalam dirimu, itulah yang membuatmu jadi lebih baik setiap harinya.

Oke Buk, kalau sudah sukses bersyukur dengan benar, kabarin ya.

Nawaitu Self Improvement Lillahita'ala

Niat. Itu harus jadi hal pertama untuk mengawali perubahan hidup, tentunya berubah ke arah yang lebih baik dong. Oh siapa juga yang mau berubah ke arah yang lebih buruk?

Ga ada yang mau kan?

Tapi ada aja katanya yang namanya nasib buruk.

Apakah nasib buruk itu beneran ada? Atau cuma ada di pikiran kamu doang?

Entah. Jawabannya tergantung dari bagaimana cara kamu memandang hidup kamu sendiri

Oke kembali ke niat.

Bismillah

Kali ini saya niat untuk beneran berubah menjadi pribadi yang lebih baik, jauh lebih baik.
Saya tidak ingin bilang ini gak mudah, tapi mudah- mudahan ini beneran mudah.

Pertama- tama dengan kembali menulis. Yah, hal yang sebelumnya memang benar- benar saya sukai.

Saya tulis niat saya bahwa saya ingin terus belajar mengembangkan diri saya yang sangat jauh dari sempurna ini.

Niat yang bukan hanya untuk diri saya sendiri tapi juga untuk semua orang terdekat saya, dan bahkan mungkin untuk orang yang suka baca blog saya.

Semoga banyak manfaat yang bisa diambil yaa.

Bismillah yuk bisa yuk!

Apa itu Self Improvement?

Self Improvement adalah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia berarti pengembangan diri, dalam bahasa sunda itu bisa diartikan ngembangkeun diri.

Tapi ngembanginnya bukan pake baking soda ya Buk. Jadi pengembangan diri merupakan suatu pembelajaran yang berkesinambungan mengenai diri kita sendiri dengan tujuan menjadikan diri selalu baik dan lebih baik dari sebelumnya.

Kira- kira begitu ya Buk definisi self improvement versi saya.

Oh ya, sekarang karena Ibuk sudah mengerti artinya, mari kita lanjut ke pembahasan selanjutnya, yaitu

Apa pentingnya Self Improvement?

Menurut saya sih sangat penting, malah saya sendiri menyesal kenapa baru sekarang saya sadar. Betapa saya di masa lalu itu sangat sombong sekali ya Buk, kok tidak mau belajar dan mengembangkan diri? Apa karena sudah merasa baik?

Astaghfirullah ya Buk. Semoga kita yang sekarang gak begitu dan tidak akan pernah begitu.

Jadi, self improvement menurut saya ini sangat bermanfaat untuk:

Mengenal diri sendiri

Apakah ada yang sudah yakin bahwa masing- masing kita memang sudah mengenal diri kita sendiri? Maybe yes.

Tapi sekenalnya kita sama diri sendiri paling ya cuma kenal aja, maksud saya gak yang kenal deket sampe berani kasih perhatian lebih. Hehe padahal ya maksudnya itu, coba deh ga usah jauh- jauh deketin orang lain dulu, coba perhatiin diri sendiri dulu, kenalin diri kita supaya kita tau apa sih yang kita butuhin dalam hidup?

Kalo udah kenal, kita pasti bakal bisa jalanin hidup dengan lebih mudah. Apalagi, siapa yang mengenal dirinya berarti mengenal Tuhannya. So, orang yang udah kenal banget sama diri sendiri, pada hakikatnya sudah mencapai kebahagiaan sejati.

Ya ketika kita sudah mampu mengenal diri sendiri artinya kita mampu menghargai segala kelebihan dan kekurangan diri kita sendiri dan mengetahui bagaimana cara mengontrolnya atau bahkan cara mengembangkannya menjadi versi terbaik diri kita.

Yap jadi kesimpulannya, self improvement membuat kamu mengenali dirimu sendiri yang bermanfaat untuk banyak hal dalam hidupmu, diantaranya dapat membuka peluang baru, meningkatkan value diri kita, bahkan membantu kita menjadi versi terbaik diri kita.

Yuk belajar bareng kenali diri sendiri
Semoga bermanfaat

Salam :)


Beruntung Ikut Millionaire Mindset Boot Camp (MMBC)

Siapa yang belum tau Millionaire Mindset Boot Camp -nya Pak Mardigu Wowiek?

Sini saya kasih tau, MMBC ini adalah semacam acara hmm apa yaa, bukan seminar tapi mirip- mirip lah yaa, gimana ya mendeskripsikannya.

Kalo versi saya sih, MMBC merupakan suatu pengantar bagi diri dalam mencari jalan menuju diri yang lebih baik bahkan mungkin yang paling baik.

Namun sebenarnya tergantung bagaimana niat kita ketika mengikutinya. Karena agak sedikit mirip dengan seminar, jadi menurut saya kalau niatnya salah ya akan begitu- begitu aja, tapi kalau niatnya benar ya insyaAllah akan mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang.

Oh ya, harga untuk dapat mengikuti MMBC ini adalah sebesar 8,5 juta rupiah sudah termasuk menginap di hotel selama 3 hari 2 malam, jaket MMBC, dan makan dong pastinya.

Peserta Boot Camp (BC) angkatan saya kebanyakan adalah para pebisnis, namun ada juga beberapa karyawan seperti saya hihi.
 
Klaim MMBC sangat menarik, termasuk salah satu hal yang membuat saya jadi mau mengikuti acara itu. Saya sedikit lupa, apa saja yang MMBC janjikan kalau kita mengikuti BC itu, seingat saya yang membuat saya jadi tertarik adalah
  • Solat jadi lebih khusyu'
  • Lebih bisa mengendalikan emosi
  • Membuang pikiran dan energi negatif dari dalam tubuh
  • Membuka pintu rejeki
  • Membawa hal positif ke dalam hidup.

Niat

Niat awal saya kenapa mau ikut BC ini tentu karena saya ingin memperbaiki diri, terutama masalah emosi saya yang saya merasanya sulit dikendalikan. Apalagi semenjak punya anak, saya merasa harus bisa ahli dalam mengendalikan emosi karena anak akan mencontoh apa yang dilakukan ibunya, bukan?

Masalah emosi ini, sebenarnya saya udah sadar dari dulu, bahwa saya kurang bisa mengendalikan emosi, makanya saya pengen banget ikut aikido dari dulu gara- gara katanya aikido bisa mengajarkan kita mengelola emosi juga.

Selain masalah emosi, saya juga sulit khusyu' dalam melaksanakan ibadah, dan juga sulit mengendalikan pikiran negatif yang suka terlintas dalam benak saya, ah sebenarnya banyak lah kurangnya saya. Makanya saya bertekad kepingin jadi diri saya yang lebih baik, salah satu ikhtiarnya yaitu dengan ikut BC ini.

Dengan niat awal yang seperti itu, yang saya rasakan tepat setelah mengikuti BC ini adalah kok seperti tidak ada perubahan apapun dalam hidup saya ya. Yap, masih sama seperti saya yang dulu, suka sulit untuk mengendalikan emosi dan pikiran negatif.

Itu ketika saya lupa kalau semua berproses, lambat laun entah kenapa banyak jalan untuk saya menuju ke arah yang lebih baik. Proses itu tentu sangat dirasakan oleh orang terdekat, yaitu suami saya. Kesadaran bahwa saya ingin memperbaiki kekurangan saya tadi, membuat saya menuju ke jalan yang menjadikan saya merasa menjadi diri saya yang lebih baik, terutama untuk keluarga saya.



Bukankah Rasulullah pernah bersabda, "Sebaik- baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku".

Proses ini Nyata

Ketika saya bertekad untuk berubah maka jalan itu terpampang nyata di hadapan saya. Maksudnya, ya ada aja gitu jalannya. Salah satu concern saya sebenernya saya ini pernah kena mental akibat terlalu sering mendengar dan membaca berita negatif, cerita terkait konspirasi, dan hal sejenis lainnya.

Entah udah berapa lama konsumsi hal- hal berbau negatif seperti itu sampai membuat pikiran saya juga semakin sering diisi oleh hal negatif akibat setiap saya mendengar atau membaca cerita negatif tersebut, otak saya pasti secara otomatis membayangkannya.

Jadi, semacam begini, misalnya siangnya saya mendengarkan cerita kecelakaan dimana sang pembawa cerita menggambarkan gambarannya dengan sedetail itu, maka pada malam harinya saya terbayang bagaimana jika itu terjadi pada saya.

It's horrible isnt it?

Bukankah pikiran kita memiliki kekuatan yang luar biasa, sehingga akan semakin berbahaya jika pikiran liar seperti itu dibiarkan?

Untungnya, Allah tuntun saya ikut MMBC ini, salah satu ikhtiar untuk menjadikan diri saya menjadi lebih baik. Walau saya tau prosesnya tidak akan semudah membalikan tahu bulat digoreng di mobil dina katel dadakan lima ratusan gurih gurih nyoi.

Alhamdulillah hingga detik ini saya masih berproses menjadi lebih baik

Yap kayaknya bersambung dulu aja yah sharing tentang MMBC ny, lain kali saya sambung lagi yaa karena hari sudah malam dan kita harus istirahat untuk menyambut diri kita yang lebih baik di esok hari.

Aamiin

Salam positivity 🥰

Kakak Pandai Bersyukur

Waktu itu seperti biasa, kami sudah tiba di rumah sepulang dari kantor. 

Seperti yang juga saya biasakan kalau sudah tiba di rumah pasti saya selalu bilang kepada Kimi anak saya, "Yey udah sampai rumah, alhamdulillah... Alhamdu?lillah..."

Biasanya kimi akan mengikutinya, "alhamdulillah..."

Hari itu kimi mengulangi ucapannya beberapa kali, dia bilang alhamdulillah berkali- kali sambil menaiki tangga di luar rumah hingga tiba di depan pintu masuk.

Saya bilang, "Eh pinter, Kakak banyak bersyukur ya"

Oh iya, sebelum saya tau hamil anak kedua, kimi sudah minta dipanggil kakak dan terus menerus memanggil dirinya kakak. Padahal tadinya saya ingin dia dipanggil teteh atau mbak, jadi ya sudahlah seperti panggilannya kepada saya yang berbeda dengan yang saya minta, saya ikuti saja haha.

"Bagus kakak, kita memang harus banyak bersyukur supaya dikasih lebih banyak kebaikan. Karena kalau mengeluh, nanti yang kita dapat bukan lebih banyak kebaikan malah sebaliknya"

Oh ya, saya bilang begitu yang juga membuat hati saya tertohok hehe secara saya juga belum menjadi hamba yang pandai bersyukur. Jadi hati saya juga berkata, "wah kok bisa saya berkata seperti itu, yang memang benar adanya dan bukan main- main bahwa Allah akan menambah nikmat bila kita bersyukur. Sedangkan saya juga masih banyak mengeluh".

Jadi malam itu saya bermain bersama kakak dengan hati yang terus merasa dan terus berdoa mudah- mudahan keluarga kecil kami bisa menjadi ahli syukur, jadi hamba yang lebih baik lagi. Pandai mensyukuri hingga lupa cara mengeluh.

Aamiin