Tadinya aku pengen bilang bahwa aku sangat bersyukur, tapi kurasa tidak perlu karena sekarang kamu sudah tau. Untuk pertama kalinya aku ada disini, di tempat yang membuatku tersanjung, bukan karena pujian, bukan karena harta, bukan karena tahta, bukan karena aku merasa menang, bukan juga karena senang, tapi kurasa lebih luas dari itu. Seolah alam semesta sedang berkomplot untuk membuat aku jadi merasa seksi. Bwehehe
Tapi semoga ini cuma perasaanku saja karena aku khawatir keleluasaan ini akan membuat kamu jadi sempit. Maka mari kita berbagi lahan biar kamu gak kesempitan.
Oke geser sedikit biar semua kebagian lahan.
Itulah aku saat masih muda dan belum menikah yang sempet sedikit nonton film "Wanita Berkalung Sorban" di telepisi pas adegan ibu ngebelain anaknya. Sontak saja aku langsung teringat ibuku disana yang selalu membelaku, yang perkataannya adalah doa untukku, yang nasihatnya selalu aku turuti, yang kasih sayangnya untukku seakan gak pernah abis.
Akibatnya, mendadak kangen ibuku di rumah.
Tapi aku juga ingat dengan seseorang yang aku anggap ibuku yang juga sering membelaku, aku menyebutnya Ibu Tiri walaupun aslinya beliau tidak jahat seperti ibu tiri. Hihi tetiba aku kangen juga dengan ibu keduaku itu, aku mengingat semua kenangan bersamanya. Terutama bagaimana beliau memperlakukanku dari dulu bahkan sampai sekarang seakan aku ini memang benar adalah anaknya.
Semoga kedua ibuku itu selalu dalam keadaan sehat walafiat.
Back to the movie...
Kamu harus tau adegannya dulu deh. Ceritanya gini, si tokoh utama (anak dari pemilik pesantren) difitnah oleh suaminya telah melakukan zinah dan semua orang langsung saja ingin melemparnya dengan batu besar sebagai hukuman atas orang yang berzinah. Tapi kamu tau gak? Seorang ibu selalu tau mana itu fitnah dan mana yang bukan, mana yang benar dan mana yang salah. Ya, seorang ibu selalu bisa merasakannya terutama untuk semua hal menyangkut anaknya.
Lalu sang ibu maju untuk melindungi anaknya dari lemparan batu besar, dan beliau berkata, "Yang boleh melempar hanya mereka yang tidak punya dosa!".
Wow menurutku itu keren banget. Itulah ibu.
Ketika aku ingat, Allah bilang bahwa diri-Nya adalah dekat, lebih dekat dari denyut nadi kita. Allah memang tidak terlihat, tapi sadarkah kamu bahwa iya, Allah itu sangat dekat? Bahwa Allah juga sebenernya ingin kamu sadar kamu bisa melihat-Nya.
Dengan apa?
Yaitu dengan perantara seorang ibu.
Ibu orang terdekat kita yang darahnya mengalir di dalam tubuh kita.
Ibu yang perkataannya seringkali menjadi kenyataan.
Ridha ibu juga yang statusnya disamakan dengan ridha Allah, juga perintah untuk berbuat baik pada ibu sampai disebutkan tiga kali.
Ku kira Allah juga ingin menunjukkan kuasa-Nya melalui seorang ibu (tentu saja bagi orang yang berpikir). Untuk semua firman-Nya tentang ibu, inilah yang ingin Allah katakan kepada kita...
Iya
Ibu adalah Allah yang terlihat.
Bukan untuk disembah, tapi Allah tuh sebenarnya sudah memberi kita petunjuk untuk setiap langkah yang ingin kita ambil melalui mulut ibu, melalui perasaannya, melalui doa- doanya, melalui semua kebaikannya untuk berusaha menyelamatkan kita dan menjaga langkah kita agar selalu berada di jalan yang lurus.
Selagi Ibu masih ada, sayangilah. Atau kalaupun belum bisa bahagiakan Ibu, paling tidak jangan membuatnya sedih. Untuk semua Ibu terbaik di dunia ini, jangan lupa untuk selalu berkata baik karena ucapanmu seringkali menjadi doa untuk anakmu.
0 comments:
Post a Comment