Search This Blog

Showing posts with label Mom. Show all posts
Showing posts with label Mom. Show all posts

10/16/2020

Perkembangan Mengejutkan Bayi 18 Bulan

October 16, 2020

Tumbuh kembang bayi dan anak- anak memang selalu menarik untuk diikuti. Apalagi perkembangan bayi usia 18 bulan, akankah mengejutkan? Karena selain lucu dan menggemaskan, akan tiba saat sikapnya mulai menyebalkan. Sebal sebal sayang gimana gitu Buybu hihi.

Nah saya pun begitu, tentunya saya juga senang sekali memperhatikan dan mengikuti tumbuh kembang Kimora, anak saya. Tingkahnya yang semakin lucu, apalagi ketika selera humornya mulai muncul. Lucu ya.

Namun ketika menginjak usia 18 bulan, Kimi mulai bertingkah menyebalkan, karena ia mulai pintar memilih dan memilah, mulai punya emosi dan perasaan, mulai mengenal siapa yang ia mau untuk berada di sampingnya.

Karena kimi termasuk anak yang anteng, lalu tiba- tiba dia menangis ketika keinginannya tidak dipenuhi, maka saya pun agak sedikit terkejut. Jadi terkejutnya sedikit sekali ya Buybu hahhaa
Tapi begitu saya tau penyebabnya, ya saya jadi paham nih.

Terutama dua pertanyaan ini

1.    Kenapa mulai ada tantrum?
2.    Kenapa mulai gak mau ditinggal seinchipun?

Kenapa ada dua pertanyaan di atas?
 
Karena sebelumnya gak begitu, gak tantrum dan gak papa kalau ketemu orang baru.

Tapi setelah saya cek, saya amati, saya pelajari, ya memang begitulah.

Begitulah salah satu tahapan tumbuh kembang anak bayi berusia satu setengah tahun.

Mungkin berbeda untuk setiap anak, misalnya ada anak yang seharian sama ibunya jadi gak ada gejala tantrum dan gak mau ditinggal. Pasti berbeda dengan anak yang ibunya bekerja seperti saya, khususnya Kimi ini banyak bertemu orang baru. Seperti pengasuhnya, dan sekarang pun ia masih harus beradaptasi dengan para guru dan teman- teman barunya di daycare.

Memang pandemi ini memberikan banyak sekali pengalaman baru bagi saya khususnya sebagai seorang Ibu, tentu saja kimi pun merasakan. Dari persoalan pengasuh yang memunculkan drama seperti yang telah saya ceritakan disini, hingga akhirnya kimi harus kembali ke daycare.

Nah karena lama tidak sekolah di daycare, jadi kimi harus beradaptasi lagi di sana yang mungkin sedikit berat untuknya. Karena awal- awal di daycare ia mogok makan, Cuma mau minum susu. Sama sekali gak makan, emangnya gak laper apa kim?

Tapi tentu saja sebagai orangtua kita harus tetap positif, percaya pada anak kita pasti mampu melalui masa- masa itu dengan baik. Sambil tetap didampingi, diiringi, diberikan pengertian bahwa tidak semua yang kita inginkan harus kita dapatkan, kita hanya butuh bersabar.

Suatu nasehat yang sangat mudah diucapkan, tapi pada kenyataannya ya mudah juga dijalani sih. Jalanin aja dulu. Ahahaha kayak orang pacaran aja.

Oke kembali ke dua poin di atas

Tantrum


Tantrum itu apa sih?
Tantrum adalah perilaku marah pada bayi atau anak- anak, biasanya muncul di usia 2-3 tahun. Cara anak tantrum berbeda- beda ada yang mengekspresikannya dengan menendang- nendang, berteriak, atau bahkan hanya menangis kencang yang seakan gak mau berhenti.

Nah tantrum ini sendiri umum terjadi dan penyebabnya adalah karena anak- anak masih belajar mengkomunikasikan keinginannya, jadi karena mereka belum mampu menggunakan kata- kata untuk mengutarakan dan mengungkap emosinya, maka terjadilah tantrum yang merupakan ekspresi frustasi dan kesal karena anak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Lalu bagaimana cara orangtua mengatasinya?

Tenang dan Sabar

Kunci utama mengatasi tantrum adalah tetap tenang dan sabar, jangan ikutan tantrum hihi karena marah pada anak yang sedang tantrum itu percuma.

Beri waktu dan tunggu anak tenang

Tetap temani anak yang sedang tantrum, kalau saya cukup dilihatin saja, nanti dia juga nyamperin sendiri. Dia akan memeluk ibunya lagi karena mungkin dia sadar kalau dia memang sedang marah dan belum tau harus bagaimana kalau sedang marah. Padahal dirinya pun butuh seseorang yang bisa menenangkannya.

Kalau ternyata saya biarkan namun nangisnya lama, saya juga akhirnya harus membantunya untuk tenang, dengan menghampirinya dan bertanya, “kimi kenapa?”. Biasanya dia akan langsung memeluk. Tapi seringnya pun nangisnya tidak akan terlalu lama karena sebenernya saya paham apa yang dia minta, hanya saja saya juga perlu dia untuk tenang.
 
Jadi, kalau saya sih tidak langsung memberikan apa yang dia minta karena saya mau dia tenang dulu dan biar puas dulu meluapkan emosinya. Kalau belum mau dipeluk, biarkan saja, beri dia waktu untuk memahami apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Kalau sudah sedikit tenang, baru kita katakan padanya bahwa sedih dan marah itu hal yang wajar.
 
Tentu dengan kata- kata yang sederhana.
 
“Udah nangisnya? Gapapa, sedih itu wajar kok, sini peluk Ami. Kalo Kimi mau apa bilang ke Ami atau Abi, kan Kimi anak baik anak pinter anak soleha. Jadi kenapa tadi Kimi nangis?”

Tentu anak gak serta merta langsung mengerti, suatu saat bakal ada tantrum lagi. Makanya butuh pengulangan, karena anak sebenernya paham apa yang kita maksud, hanya saja pastinya butuh waktu untuk bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik.
 
Nah sekarang yang kedua
 

Gak Mau Ditinggal

Hal ini gak Cuma dialami oleh ibu bekerja, ibu yang stay di rumah sama anakpun merasakannya. Bahkan ke kamar mandi juga diikutin, atau pintunya digedor- gedor.
 
Nah kenapa tuh anak bayi jadi gak mau ditinggal walau Cuma sebentar?
 
Karena pada usia satu setengah tahun ini, bayi sudah mulai menyadari ketika orangtuanya tidak ada. Terutama bila anak lapar, sakit, capek, kemungkinan ia akan membuat keributan untuk mencari perhatian salah satunya seperti tantrum tapi manipulatif karena hanya bermaksud mencari perhatian.
 
Nah untuk ibu yang bekerja seperti saya yang harus menitipkan anak di daycare, memang butuh proses agar anak terbiasa dan tidak menangis saat berpisah dari saya. Hal yang bisa kita lakukan adalah selalu mengkomunikasikan apapun kepada anak.
 
Misalnya,
 
“Besok Kimi sekolah ya, nanti ketemu bu guru dan teman- teman baru, nanti bisa main bareng, pasti seru”

Nah sesampainya di sekolah, pasti dia akan menangis karena kita tinggal. Komunikasikan lagi pada anak kapan kita akan kembali untuknya.

“Nah kimi masuk sekolah dulu yaa, Ami kerja dulu, nanti sore Ami jemput, oke?”

Harus sejelas itu Buybu karena gak Cuma kita aja yang butuh kepastian, anak bayi juga butuh kepastian dong. Hihi

Kesimpulan

Pada dasarnya memang keterbukaan dan komunikasi adalah kunci utama sebuah hubungan bahkan antara ibu dan bayinya sekalipun. Jadi jangan pernah meremehkan anak bayi kita. Mungkin kita pernah berpikir dia masih bayi jadi belum mengerti dengan apa yang kita katakan, alhasil kita abaikan dia dan tidak pernah memberitahunya apa saja yang nanti akan dihadapinya.

Padahal tidak begitu, bayi atau anak- anak meskipun belum lancar berbicara, tapi sebenarnya mereka mengerti kok apa yang kita katakan. Jadi cukup hadapi dengan tenang dan berikan pengertian saja, insyaAllah mudah- mudahan anak kita mengerti dan paham bagaimana cara bersikap yang baik.
Please feel free to correct me if im wrong yaa Buybu.

Semoga bermanfaat!


10/13/2020

Kisah Nyata: Melodrama Asisten Rumah Tangga 2020

October 13, 2020
Sekarang ini kebutuhan Buybu atas Asisten Rumah Tangga (ART) semakin tinggi gak sih? Bahkan gak cuma Buybu pekerja karena Ibu Rumah Tangga (IRT) pun membutuhkan bantuan ART dalam menyelesaikan semua pekerjaan rumah yang seolah tidak berujung itu.

Cucian baru dijemur udah ada lagi, baju baru disetrika udah numpuk lagi, lantai baru dipel udah kotor lagi, belum lagi yang masih harus mengasuh anak- anak kecil yang lebih dari satu, mainan selalu pabalatak, baju kotor dan popok ting telektek, haha dan lain sebagainya. Walau memang nyatanya masih ada sih, Buybu yang sanggup mengerjakan semuanya sendiri walau misalnya anaknya udah tiga dan masih kecil- kecil, ya memang masih ada dan saya mengenal orangnya.

Tapi hanya sedikit yang sanggup, maksud saya, sekarang ini kalau kita bisa bayar orang untuk bekerja membantu pekerjaan kita, kenapa enggak?

Gitu gak sih?
CMIIW

Karena kalau saya pribadi nih ya, sebelum akhirnya memutuskan untuk pakai jasa ART, saya sih berpikir saya mampu mengerjakan semuanya meskipun saya ibu bekerja dan kadang rasa lelah itu ada. Waktu itu pun yang meminta saya untuk pakai jasa ART awalnya adalah suami saya dan tanpa disangka tetangga saya menawarkan jasa ART yang akhirnya saya amini.

Walau memang, saya belum siap untuk menerima ART yang seharian menginap dan tinggal bersama kami. Jadi ART saya pun punya jam kerja seperti orang kantoran, berangkat pagi pulang sore.
 

Pentingnya ART

Nah ternyata saya merasakannya, keberadaan ART itu amat sangat membantu, mungkin ketika saya mengerjakan semuanya sendiri, tidak bisa saya membersihkan dan membereskan segalanya sedetail apa yang dikerjakan oleh ART. Apalagi ART yang saya dapat waktu itu memang kerjanya bagus dan memuaskan, penuh inisiatif, dan budi pekerti. Asek.

Alhasil saya nagih, ketika ART pertama berhenti dengan alasan anaknya sudah mulai bekerja sehingga cucunya ga ada yang jaga, maka saya minta untuk dicarikan penggantinya.

Sama dengan penggantinya, ART kedua pun sama bagus dan memuaskan. Namun berhenti juga karena anaknya baru mau masuk sekolah, walau sedang pandemi, tapi umurnya udah lebih dari cukup untuk ikut masuk dan fokus sekolah walaupun daring.

Oke baik, saya tidak pernah menahan siapapun ART yang mau berhenti, hanya saja saya pasti minta tolong untuk dicarikan lagi penggantinya.

Nah ART yang ketiga ini berbeda, usianya bisa dibilang agak jauh lebih tua dari yang sebelumnya. Makanya dari segi pekerjaan saya lihat banyak perbedaan namun saya memakluminya karena perbedaan usia dan yang saya prioritaskan adalah yang penting beliau mengasuh anak saya dengan aman. Karena hampir setiap hari saya bilang kepada ART ketiga ini, kalau anak sudah tidur, tolong dibersihkan atau dibereskan.


Jadi, sebenarnya bebersih dan beberes itu belakangan, yang pertama tetap diawasi adalah anak. Gitu toh.

ART ketiga ini lumayan lama bekerja di rumah, dan sebenarnya sudah dari awal bekerja saya selalu memberikan uang tambahan, kalau pulang telat pun saya bawakan makan malam, kalau kami beli makanan pun kami mengajaknya makan bersama, bahkan kami ada niatan untuk suatu saat mengajaknya jalan- jalan atau sekedar makan bersama di luar, dan gak jarang juga suami saya mengantarnya pulang.

Apalagi mengingat rumah beliau cukup jauh, jadi beliau cerita untuk menuju rumah saya, sebenarnya ada dua jalan, jalan yang biasa harus memutar dan memang jauh banget jalannya, jalan kedua itu lumayan dekat karena bisa jalan lewat sawah dan tembus di perumahan blok belakang walau untuk berjalan ke blok saya yang di depan lumayan jauh juga.


Namun ada satu hal yang mengganjal yang hampir setiap hari menjadi pertanyaan saya dan suami. Kenapa? Walaupun bekerja sudah cukup lama tapi anak saya tidak pernah ramah kalau ART ketiga ini datang ke rumah, respon anak saya ketika melihat beliau datang, anak saya selalu berlari ke arah saya dan menangis. Kenapa ya? Padahal dengan dua ART sebelumnya, anak saya walau baru beberapa hari sudah terlihat akrab dan terkadang lebih memilih bersama ART dibanding saya.


Entahlah. Karena saya pikir nyari ART yang mau ngasuh anak itu susah jadi saya gak mau suudzon juga kan.

Ternyata, ART ketiga ini memang benar berbeda dengan yang sebelum- sebelumnya. Pertama, beliau gak bisa baca tulis. Kedua, beliau sulit untuk berkata jujur atau mengungkapkan apa aja yang terjadi di rumah seharian.
 
Permasalahan yang kedua ini memang sering terjadi, karena kami memang pasang CCTV di rumah karena meninggalkan anak bayi yang belum bisa ngomong berduaan dengan pengasuh di rumah itu tidak mudah pemirsa, apalagi banyak berita yang bikin kita ikut cemas mendengarnya.

Oke kembali ke poin kedua tadi. Kami kadang mengecek CCTV untuk melihat aktivitas di rumah atau hanya sekedar karena ingin melihat anak sedang apa.

Kadang kami lihat di CCTV ada orang yang datang, entah siapa, mengecek sesuatu, tapi setiap begitu, ketika saya tanya tadi gimana seharian di rumah, ya beliau tidak cerita apapun. Apalagi CCTV ruang tengah setiap siang hari suka offline tiba- tiba jadi saya agak sulit melihat aktifitasnya.

Namun lagi- lagi saya gak mau suudzon, dan yang ada di pikiran saya, beliau memang tipe orang yang pendiam.

Drama Dimulai

Hingga akhirnya tibalah pada suatu hari dimana beliau tidak datang. Saya tunggu sampai siang pun tidak datang. Waktu itu rasanya khawatir karena yang saya pikirkan beliau sakit, atau beliau kecelakaan, pokoknya saya takut beliau yang kenapa- napa karena beliau udah tua juga kan.


Nah karena beliau gak punya hape jadi susah dihubunginnya, waktu itu saya dan suami sempat memutuskan kalau Bibi ART ketiga ini udah mulai kerja lagi mau dibeliin hape yang hanya untuk menelpon karena beliau bilang beliau gak bisa baca karena gak pernah sekolah.

Saya tanya ke tetangga pun semua mengaku tidak tau menau bagaimana kabar si Bibi ART ketiga ini. Jadi malamnya saya memutuskan untuk datang ke rumahnya, bersama suami dan anak juga, sekalian saya menjenguk kalau ternyata benar beliau sakit.

Sesampainya di rumahnya yang cukup jauh (kalau jalan kaki), beliau memberikan alasan karena ada keluarganya yang sakit, sakit tipes yang udah parah banget jadi beliau harus merawatnya.

“Jadi kapan kira- kira Bibi bisa kerja lagi?”

“Gak tau neng, soalnya ga ada yang nungguin (orang yang sakit tersebut), hmm coba neng cari yang lain aja”
 

Di sini sebenernya saya merasa ada yang aneh, tapi saya tetap percaya dan tetap berprasangka baik. Setelah memastikan everything is ok, saya pun berpamitan.


“Yaudah makasih ya Bi selama ini udah bantu saya dan udah ngasuh, maaf kalau saya ada salah ke Bibi”.

Saya pun pulang ke rumah tanpa menghiraukan setitik perasaan aneh yang sebenarnya masih mengganjal.
 

Akhirnya Terungkap

Keesokan harinya, saya pun bercerita kepada teman yang juga tetangga saya sekalian untuk meminta tolong barangkali ada yang mau jadi pengganti ART ketiga.

“Tapi kan kalo sakit, bakal ada sembuhnya, masa berhenti karena itu mol?”

“Ya aku juga gak ngerti, mungkin cape kali kalo sambil kerja”

“Oh yaudah nanti aku tanyain ke Bibi barangkali ada temennya yang mau kerja, tapi tetanggaku juga lagi nyari yang ngasuh mol”

“Oh gitu ya banyak yang lagi butuh ya”

“Moliiiiii”

“Kenapa teh?”

“Ini aku ga pernah nge-chat Bu Ina, sekalinya nge-chat dapet kabar kayak gini”

“Kenapa gitu?”

“Bu Ina tuh yang tadi aku bilang, tetangga aku yang lagi nyari pengasuh, katanya Bibi yang dulu kerja di Moli sekarang kerja di Bu Ina”

“Oh gitu?”

“Iya Mol, aku juga kaget dengernya”
 
“Lah brati beliau bohong? Kenapa harus bohong ya, jadi gak ada yang sakit apa gimana?”
 
“Gak tau Mol, ya ampun gak nyangka sih, dia udah kerja dari hari minggu dan senin kemarin pas dia gak dateng ke rumah Moli kata Bu Ina”
 
“Oh gitu, yaudah nanti aku tanya kenapa harus bohong sih ya”

Pada saat itu, saya gak begitu terkejut karena sebelumnya saya memang merasa ada yang aneh.

Waktu itu, saya langsung nyamperin rumah Bu Ina (yang mana Bu Ina-nya lagi ga ada di rumah) untuk bertanya ke si Bibi alasan yang sebenarnya. Karena justru yang saya pikirkan adalah apakah saya ada salah sama beliau? Mungkin ada perkataan yang tidak enak yang pernah saya lontarkan? Walau saya merasa tidak pernah begitu, tapi mungkin aja kan? Atau karena uang tambahan yang saya berikan kurang? Entahlah daripada banyak menduga- duga, lebih baik tanya langsung.

Tabayyun

Saya pergi kesana berjalan kaki sambil mengajak anak saya jalan- jalan. Sesampainya di depan rumah Bu Ina, saya lihat Bibi langsung membalikkan badannya namun saya tetap memanggil sambil tersenyum penuh arti. Hihi

“Bi punten saya mau ngobrol”

“Iya neng kenapa? Ayo masuk”
, eh mantap Bibi ngajak saya masuk, saya anggep rumah sendiri aja ya Bi ya.

“Gapapa di sini aja cuma sebentar, saya cuma mau nanya, jadi gak ada yang sakit Bi?”

“Gak ada”

“Gak ada yang sakit tipes parah?”
, saya mengulang  pertanyaan supaya yaqin.

“Iya Bu, gak ada”, katanya merubah panggilan Neng menjadi Ibu.

“Oke, jadi apa alasan Bibi yang sebenarnya?”

“Ya Bibi kan udah tua, jadi Bibi takut kerjaan Bibi gak bener, takutnya Ibu sama Bapak gak cocok sama kerjaan Bibi”

“Memang saya pernah Bi? Bentak Bibi gitu kayak di sinetron, Bibi gimana sih kerjanya ga bener banget, gitu, gak pernah kan Bi?”

“Iyah sih, yaa Bibi minta maaf”

“Kenapa sih Bi, saya sampe datang bertamu ke rumah Bibi, saya khawatir Bibi sakit, kecelakan, dan semacamnya, gak taunya saya dateng ke rumah Bibi semalem teh Cuma buat dibohongin”

“Iya maaf beribu- ribu maaf, Bibi Cuma takut kerja Bibi ga bener karena udah tua, makanya coba pindah kerja di sini, nanti kalo di sini ga cocok balik lagi deh ngasuh kimi”

“Loh ya gak bisa seenaknya gitu, saya gak masalah Bibi mau pindah kerja kemanapun, ke tempat yang gajinya lebih besar, atau mungkin ke tempat yang jaraknya lebih dekat dari rumah Bibi, saya gak masalah Bi. Cuma satu, kenapa harus bohong?”

“Iya maaf Bibi minta maaf, sini Kimi gendong sama Bibi”
, kata si Bibi sambil coba menghibur Kimi yang menangis gelisah di gendongan karena takut digendong Bibi. Wkwk

“Gak, gini Bi, kita kan mulai kerja baik- baik ya Bi, jadi kalau mau berhenti kerjapun harus baik- baik, jangan meninggalkan kesan yang buruk”, kata saya seolah sedang berbicara kepada pacar yang pingin putus ahahha

“Iya maaf maaf”
, kata Bibi Cuma bisa bilang maaf mirip kayak pacar yang lagi kepergok selingkuh wkwk

Kita kan sama manusia ya Bi ya, kalau saya ada salah ya Bibi tinggal bilang aja, kan semua bisa dikomunikasikan, gak perlu bohong, mau kerja dimanapun intinya harus jujur, gitu aja Bi”

“Iya maaf beribu maaf”.

“Yaudah gpp, saya makasih Bibi udah kerja di saya bantu ngasuh kimi, saya juga minta maaf kalo saya ada salah sama Bibi. Assalamualaikum”
, ucap saya sebagai kata penutup karena Kimi menangis di gendongan sejak awal saya berbincang dengan Bibi. Haha sampai Bibi udah ga kerja pun, Kimi masih aja begitu kalo ngeliat si Bibi.


So, hmmm gimana menurut Buybu?

Kalo menurut teman saya dan beberapa orang yang berpengalaman dalam berurusan dengan ART sih, ada yang bilang, ini kayak masih ada yang aneh tapi ga tau apaan, karena Bibi ini terhitungnya sudah kabur. Karena tanpa kabar dan berbohong, artinya ada yang dia sembunyikan. Entah apa itu. Apalagi ketika saya datangi dan ditanya lagi, beliau jawabnya begitu seolah ya memang tidak ada apa- apa malah membuat orang berpikir pasti ada apa- apa.

Tapi ya so far everything is fine dan saya juga gak mau memusingkan alasan si Bibi lagi, cukup dijadikan pelajaran saja. Lagipula tidak ada barang eletronik yang rusak atau barang hilang, jadi ya mungkin aja alasan sebenernya karena gaji di saya kurang besar karena gak setiap hari masuk juga, dan rumah saya lebih jauh dijangkau dibandingkan rumah Bu Ina.

Wallahu alam bissowab.

10/08/2020

Membentuk Kebiasaan Sebelum Tidur (Bedtime Routines) Pada Bayi

October 08, 2020
Buybu pasti sudah familiar dengan istilah sleep training atau bedtime routines?

Sleep training memang perlu banget dan bagus untuk melatih kemandirian anak kita sejak ia bayi. Tapi gak semua Ibu bisa menerapkan sleep training sejak dini karena berbagai macam alasan.

Oh iya, sebenarnya apa sih sleep training itu?

Sleep training adalah latihan tidur sendiri. Ya, ga jauh dari terjemahannya yaa Buybu. Hihi. Jadi, kita mengajarkan anak kita untuk tidur sendiri, tanpa nenen, tanpa dot, tanpa ditimang dan diayun- ayun, literally "tidur dengan sendirinya".

Apa sudah bisa dibayangkan Buybu tingkat kesulitannya?

Atau mungkin Buybu bertanya kapan waktu yang tepat untuk bisa menerapkan sleep training pada anak?

 

Menurut Jennifer Garden, Seorang terapis yang menjalankan bisnis Sleepdreams (Konsultan Tidur Nyenyak di luar negeri) di Vancouver, sleep training sudah bisa diterapkan sejak bayi berumur 4 sampai 6 bulan. Karena pada usia itulah bayi sudah mengalami sleep regression yaitu suatu fase ketika bayi sering terbangun saat sedang tidur dan sulit untuk dapat tertidur nyenyak kembali. Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan bayi sering terbangun ketika sedang tidur seperti pergerakan kita di sekitarnya yang bisa mengganggu tidur bayi.

 
Semua Ibu tentu berbeda dan masing- masing punya alasan dan kebijakan tersendiri. Ada yang masih bayi banget tapi sudah sleep training, ada yang baru berumur dua tahun baru tidur sendiri, ada juga yang tidur sendirinya pada saat anak berumur 3 tahun ke atas.

Nah kalau saya nih Buybu, sampai saat ini anak bayi berusia 19 bulan pun saya masih belum menerapkan sleep training. Kenapa?

Selain karena kamarnya yang belum siap, saya sendiri juga belum siap tidur terpisah selama anak saya masih nenen. Meskipun itu harusnya tidak dapat dijadikan alasan, namun ya kembali lagi masing- masing Ibu punya kebijakannya sendiri kan hehe

Nah walaupun Kimi belum tidur sendiri, tapi saya membuat suatu kebiasaan sebelum tidur yang bahasa kerennya itu "bedtime routines", selain karena efeknya yang bisa meningkatkan kualitas tidur kita dan sang anak, juga supaya anak terbiasa melakukannya bahkan hingga dia remaja dan dewasa.

Sebetulnya mungkin bukan suatu hal mutlak menerapkan kebiasaan sebelum tidur pada anak, karena nyatanya banyak orangtua bisa hidup dengan baik walau tanpa menerapkan bedtime routines, namun bagi saya khususnya, adanya bedtime routine ini memberi dampak secara positif tentu saja baik bagi anak maupun bagi diri saya sendiri.

Diantara dampak positif bedtime routines yang saya rasakan antara lain:

1. Membuat bayi tidur lebih nyenyak dan lebih lama;

2. Mengenalkan bayi rutinitas sebelum tidur sehingga bayi akan mengerti kapan waktunya tidur;

3. Kualitas tidur bayi yang sehat tentu akan berdampak pada tumbuh kembang yang baik;

4. Pola tidur bayi yang sehat tentu saja membuat pola tidur orangtua juga terjaga;

5. Yang pasti rutinitas sebelum tidur ini bisa menjadi sanity saver para ibu juga.


Oke tanpa perlu panjang lebar lagi, mari kita saksikan hihi

Ini dia bedtime routines ala Ami

 

Pertama, pastikan perutnya terisi

Sebelum memulai rutinitas sebelum tidur, pastikan kita semua sudah makan dan sudah kenyang termasuk anak bayi kita. Jangan sampai bayi tidur dalam keadaan lapar karena nanti tidurnya tentu saja jadi gak nyenyak dan sering terbangun.
 

Kedua, bebersih

Versi aslinya sebetulnya mandi Buybu, versi asli menurut konsultan tidur Jennifer Garden tadi yah. Mandi air hangat sebelum tidur dimaksudkan agar tubuh bayi lebih rileks. Namun, karena budaya di Indonesia pada umumnya tidak ada mandi malam, jadi kita biasakan saja sebelum tidur untuk bebersih. Boleh pakai kain basah hangat atau tisu basah juga boleh kalo Buybu udah mager banget ye kan haha.
Sama kayak Ami, biasanya pertama saya ajak kimi sikat gigi dulu. Karena kimi baru mengenal sikat gigi jadi sikat giginya bisa lama banget sampe setengah jam. Setelah sikat gigi selesai, baru saya bilang, “ayo sekarang kita bebersih yaa”. Lalu saya basuh dengan kain atau tisu dari wajah, ketiak, sampai telapak kaki harus bersih.

Ketiga, pijat ringan

Sudah bersih, sudah cebok, sudah dikeringkan dengan handuk. Sekarang saatnya kita baluri dengan minyak telon. “Nah sekarang kimi udah bersih, jadi Ami pijit yaa pakai minyak telon dan handbody”. Kalau saya mijitnya pun Cuma sebentar saja Buybu, Cuma sekedar karena ingin mengoleskan badan bayi dengan telon dan handbody saja, biasanya bayi yang terbiasa dipijat pun akan anteng dengan sendirinya.

Keempat, ganti popok dan baju

“Yeay udah bersih dan wangi, sekarang kita pakai popok dan baju tidur!”
Setelah selesai bebersih dan pijit- pijit ringan, waktunya memakaikan popok baru dan baju tidur deh Buybu. Baby pasti happy dengan rutinitas mau tidur yang menyenangkan ini walau dia mungkin masih mau main dan gak mau diem tapi dia paham Buybu ketika di awal kita sudah bilang “Wah sudah waktunya tidur nih, yuk kita siap- siap Bobo!”.

Kelima, bacakan buku cerita

Nah karena kimi sudah mengerti, jadi biasanya saya akan bilang, “Baca buku yuk, mana bukunya tolong ambilkan buku yaa kita baca bareng- bareng”. Biasanya kegiatan baca buku ini Cuma sebentar Buybu karena bayi seringnya langsung minta nenen.

Keenam, nenen sambil membacakan doa

Ini merupakan program yang penting karena sekaligus mengajarkan anak bacaan doa dan surat- surat Al-quran. Berhubung kimi belum tidur sendiri dan masih ada rutinitas nenen sebelum tidur, jadi beginilah yang saya terapkan. Ketika kimi nenen, saya membacakan surat Al- fatihah dan 3 kul, yaitu Al- ikhlas, Al- falaq, dan An- nas. Setelah itu, saya bacakan doa untuk kedua orangtua dan sapujagat, yang ditutup dengan doa sebelum tidur. Kalau kimi belum juga tertidur, senandungkan solawat, biasanya ibunya yang akan tertidur duluan. Haha


Tidak ada yang sempurna dan memang saya pun kadang luput dari menerapkan kebiasaan sebelum tidur ini, dan bener aja kalo belum bebersih dan lain sebagainya, tidur malam anak bayi jadi gak nyenyak dan sering terbangun. So, saya merasakan sendiri sih manfaat dari kebiasaan sehat sebelum tidur ini.

Tiba- tiba ada netijen berkata,
 

"Kenapa sih mau tidur aja ribet banget?"

Selain karena kualitas tidur pada bayi atau anak yang masih dalam pertumbuhan itu penting, dan rutinitas seperti di atas dapat membuat bayi lebih nyenyak dan tidur lebih lama.
 
Tapi ada alasan lain di balik itu yang berasal dari lubuk hati saya sebagai ibu bekerja yang bertemu anak dalam sehari kurang lebih hanya sekitar 4-5 jam saja, maka bagi saya dan anak saya mungkin hanya kegiatan sebelum tidur ini lah bagian terbaik dalam setiap harinya yang secara khusus bisa saya persembahkan untuknya.
 
Saya bisa mengajaknya bermain, menemaninya menyikat gigi, membersihkan dirinya sambil bernyanyi, memijitnya sambil mengajarinya anggota tubuh, membacakannya buku- buku, dan mengajarinya bacaan doa dan ayat Al- quran.

Sambil berdoa, semoga kelak, walau kita sibuk bekerja, kita masih punya waktu untuk mendidik anak- anak kita menjadi anak yang soleh- soleha.





7/17/2020

3 Tips Haid Lancar dan Hormon Seimbang

July 17, 2020
Kondisi Buybu setelah melahirkan pasti berbeda- beda terutama mengenai masalah keseimbangan hormon yang kemudian terkait dengan keluhan yang biasanya terjadi seperti haid/ menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak (belum) haid dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sejak melahirkan.

Nah, saya ini termasuk dalam golongan nomor dua nih, yaitu belum haid dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sejak melahirkan. Lumayan lama ya Buy, mungkin kalau tidak haid kurang dari setahun sih tidak akan menjadi pikiran ya Buy karena kan periode itu biasanya kita lagi masa- masa aktif menyusui eksklusif. Tapi kalau udah lebih dari satu tahun rasanya udah kepikiran yang macem- macem, takut inilah takut itulah, padahal kan pikiran negatif itu juga berpengaruh pada keseimbangan hormon tubuh kita.

Berdasarkan informasi dari para dokter dan ahli, sebenarnya, belum haid (setelah melahirkan) dalam jangka waktu yang lama bahkan hingga mencapai usia anak dua tahun merupakan hal yang wajar dan bisa saja terjadi.


Kok bisa?

Karena setelah melahirkan, hormon prolaktin dalam tubuh Ibu akan meningkat sebanyak dua hingga tiga kali lipat Buy. Nah meningkatnya jumlah hormon prolaktin ini dapat menekan hormon- hormon yang bertanggung jawab pada siklus menstruasi seperti hormon estrogen dan hormon progesteron sehingga wajar apabila Buybu mengalami cuti haid selama menyusui.

Selain itu ada juga nih yang bilang bahwa tidak haid selama menyusui merupakan KB alami, mitos atau fakta ya Buy?


Mengenai hal ini, saya dapat info dari dua sumber (dokter kandungan) yang ternyata infonya berbeda juga nih:
Dokter kandungan yang pertama adalah dokter Dina, beliau mengatakan bahwa tidak haid selama menyusui bisa menjadi KB alami selama 6 bulan pertama yaitu selama menyusuinya masih menyusui eksklusif.
Sedangkan dokter kandungan yang kedua adalah dokter Indriany, dokter kandungan online dari GrabHealth yang mengatakan bahwa tidak haid selama menyusui bisa menjadi KB alami selama satu tahun pertama menyusui.

Dari dr. Indriany juga saya mendapatkan saran mengenai yang saya keluhkan yaitu tentang saya yang belum haid selama 17 bulan setelah melahirkan dengan disertai keluhan terdapat nyeri perut bagian bawah yang sudah cukup mengganggu.


Sebelumnya saya sudah melakukan tes urine untuk memeriksa apakah saya tidak haid karena hamil dan apakah saya mengalami infeksi kandung kemih, serta tes darah untuk memeriksa apakah saya mengalami hiperprolaktinemia (kadar prolaktin yang terlalu tinggi). Tapi alhamdulillah hasil kesemuanya normal, saya tidak hamil, saya tidak mengalami infeksi kandung kemih, dan saya tidak mengalami hiperprolaktinemia.

Sehingga saran dokter yang harus saya lakukan agar haid kembali lancar dan hormon seimbang adalah:


1.    Istirahat yang cukup

Terlalu lelah juga mempengaruhi ketidakseimbangan hormon lho Buy termasuk hormon yang bertanggung jawab pada siklus haid. Maka jika Buybu ingin haidnya lancar dan teratur, istirahatlah yang cukup.

Maksudnya istirahat yang cukup itu apa sih?

Istirahat yang cukup artinya Buybu silakan beraktivitas sepanjang hari, asalkan pada waktu malam hari Buybu harus mengistirahatkan diri. Betapa banyak manfaatnya Buy bila kita menjaga waktu istirahat kita di malam hari, termasuk manfaatnya pada kesehatan jangka panjang yang juga berpengaruh pada terjaganya keseimbangan semua hormon dalam tubuh kita.

2.   Olahraga

Selain istirahat dan waktu tidur yang cukup, olahraga juga berpengaruh dalam menyeimbangkan hormon wanita. Kalau Buybu tipe wanita yang gak terlalu suka olahraga berat, maka cukup olahraga ringan saja Buy seperti senam pagi. Terutama pada saat suami dan anak masih pada tidur, jadi Buybu bisa senam tanpa ada gangguan. Hehe

Nah senam ini bagus banget Buy gak cuma buat kesehatan tubuh dan keseimbangan hormon aja, tapi juga dapat membuat tubuh Buybu jadi kencang lagi kalau dilakukan secara rutin. Coba setelah melahirkan pasti tubuh Buybu banyak yang mulai berubah kan? Perut bergelambir, payudara tidak sekencang dulu, dan lain sebagainya. Tapi dengan rajin berolahraga secara teratur, tubuh Buybu insyaAllah akan kembali segar bugar, begitu juga efeknya bagi pikiran Buy, olahraga itu release stress juga lho.

Ayo Buy jangan males olahraga, Pak Suami pasti seneng nih lihat istrinya kembali kencang seperti saat masih gadis. Hihi

3.   Konsumsi vitamin E

Selain perawatan tubuh melalui istirahat dan olahraga, apa yang kita konsumsi pun banyak berpengaruh terhadap keseimbangan hormon. Nah untuk menyeimbangkan hormon kewanitaan, dokter merekomendasikan untuk konsumsi vitamin E yang ada dalam bentuk tablet yang dijual bebas di pasaran. Mungkin selama ini kita mengenal vitamin E bermanfaat untuk kesehatan kulit ya Buy, nyatanya vitamin E gak Cuma bagus buat kulit aja Buy tapi juga bagus untuk kesuburan. Kenapa?
Karena vitamin E merupakan nutrisi penting yang bisa menunjang kinerja banyak organ tubuh termasuk organ kewanitaan. Selain itu, antioksidannya yang tinggi mampu menangkal radikal bebas sehingga dapat membantu menyeimbangkan hormon. Namun penggunaan vitamin E tablet harus dengan dosis yang tepat karena yang lebih baiknya tentu saja dengan memperoleh vitamin E secara alami dari makanan seperti brokoli, alpukat, bayam, almond, kuaci, kacang hazelnut, dan lain sebagainya.

Nah itu dia Buy 3 tips agar haid lancar dan hormon kembali seimbang.

Ketiganya sudah lulus uji coba karena semua sudah saya jalankan Buy mengingat saya belum juga haid selama kurang lebih 17 bulan. Alhamdulillah-nya, saya hanya butuh waktu 2 minggu kurang untuk menerapkan itu semua, konsumsi vitamin E, bahkan baru satu kali saya mulai senam lagi, setelah itu saya sudah kembali haid tanpa ada keluhan nyeri perut lagi dan darah haid yang keluar pun normal, tidak terlalu banyak dan tidak sedikit juga.

Gimana menurut Buybu? Kalau ada tambahan yuk kita diskusi

7/11/2020

Tragedi Penyapihan Mendadak Pada Bayi 16 Bulan Gara- gara Corona

July 11, 2020

Andai kita diminta menyebutkan apa saja dampak dari pandemi Covid (Corona Virus Disease) 19 atau Corona ini? Pasti rangkaian efeknya akan begitu panjang, siapapun pasti merasakan dampaknya, hanya perbedaannya ada yang terdampak sekali, ada yang sedikit terdampak, atau jangan- jangan apakah malah ada yang tidak terdampak sama sekali ya?


Mungkin gak? Mungkin aja sih.


Buat ami sendiri, dampak pandemi corona waktu itu tuh sampai mengakibatkan Kimi harus disapih dadakan. Wah kok bisa? Gini ceritanya Buy......


1.    Daycare diliburkan

Walau sempat ada WFH alias Working From Home alias Kerja di rumah untuk ibu- ibu yang sedang hamil dan memiliki bayi, namun setelah datang new normal pekerjaan kembali seperti biasa dan dinas pendidikan masih meliburkan sekolah sekaligus daycare. Meskipun ada beberapa daycare yang membuka kelasnya, suasana yang masih mengerikan tentang pandemi masih menghantui banyak orangtua termasuk miabi (ami dan abi). Apalagi berdasarkan pengalaman, selama Kimora berada di daycare di masa- masa sebelum pandemi, Kimi sering banget sakit flu apalagi pas lagi pandemi kayak gini, kekhawatiran jadi bertambah berkali lipat.


2.    Bimbang sampai kepikiran mau resign dari pekerjaan demi anak

Kebimbangan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja anak menjadi pikiran utama miabi. Di satu sisi, kita tidak boleh terlalu parno namun jangan juga abai atas pandemi yang sedang terjadi. Semakin parno, semakin stress malah jadi penyakit lain, sama halnya jika kita pun terlalu mengabaikan. Alih- alih resign dari pekerjaan secara mendadak, akhirnya kami putuskan untuk mencari pengasuh dari warga sekitar yang bersedia bekerja di rumah mengasuh kimi selama kami bekerja. Bismillah

3.    Senangnya bertemu pengasuh yang cocok

Mencari pengasuh seperti dimudahkan waktu itu karena tetangga ada yang mendadak menawarkan jasa orang yang mau bebersih rumah. Awalnya hanya weekend saja tapi kemudian kami meminta, sebut saja Bu Nia, untuk bekerja dari Senin s.d Jumat untuk di rumah menjaga Kimora sekaligus bebersih. Bu Nia setuju namun hanya selama satu minggu penuh beliau bekerja kemudian harus berhenti karena anaknya sudah mulai bekerja kembali jadi beliau harus menjaga cucunya. Sempat bingung dan sedih karena kami merasa cocok dengan Bu Nia.


4.    Mencari pengasuh baru

Bukan hal mudah mungkin untuk kembali mempercayakan anak kepada orang yang baru lagi terutama di musim pandemi ini ya Buy. Namun sepeninggal Bu Nia, kami tidak langsung menemukan penggantinya sehingga akhirnya tanpa memikirkan berbagai efeknya, dengan berat hati kami putuskan untuk menitipkan Kimora sementara di rumah neneknya yang ada di luar kota sampai kami mendapat pengasuh baru lagi.


5.    Mendadak disapih

Rumah nenek kimi ada di luar kota dan miabi gak pernah kepikiran sama sekali bahwa akhirnya kimi akan mendadak disapih karena jauh dari ibunya. Aneh sih kok bisa ya sama sekali gak kepikiran padahal miabi sudah kepikir pasti bakalan kangen nanti kalau jauh dari kimi walau hanya seminggu. Alasan kenapa tetiba disapih sebenarnya saran dari neneknya kimi karena kimi sudah 16 bulan dan saat itu miabi langsung menyetujuinya karena berpikir mungkin memang sudah waktunya, walaupun kimi masih mau minum ASIP tapi akhirnya miabi juga membelikan kimi susu formula untuk menambah gizinya kalau- kalau dia gak mau ASIP, waktu itu Ami coba berikan susu merk bebe*lac apalagi kata neneknya, kimi doyan- doyan aja dan cocok.


6.    Pengasuh baru datang

Setelah tau ada pengasuh yang bersedia mengasuh kimi di rumah, akhirnya kami jemput kimi untuk kembali ke Bandung, selain karena rindu, ami merasa ada yang salah karena rasanya belum saatnya kimi disapih. Kimi pun kembali bersama miabi di rumah dan kembali nenen ASI dan tidak jadi disapih, tanpa sepengetahuan neneknya tentu saja. Hehe bandel. Sebenarnya kenapa sih Ibu Ami menyarankan untuk sekalian disapih? Karena Ibu baru memberitahu Ami bahwa saat jauh dari Aminya, Kimi setiap malam gak bisa tidur, nangis terus dan rewel sampai seminggu itu, jadi Ibu dan Ayah Ami begadang semalaman hampir satu minggu untuk menenangkan Kimi. Yaa namanya juga disapih apalagi secara mendadak pasti rewel banget yaa, kasian. Kasian Kimi dan kakek neneknya yang begadang ;(


7.   Pengasuh baru hanya bertahan dua minggu

Uhuhu terulang lagi rasa sedihnya ketika sudah nyaman harus ditinggal lagi sama pengasuh yang baru kerja selama dua minggu ini. Kenapa dia tidak bisa meneruskan? Karena kabarnya sekolah anaknya udah mulai masuk di tanggal 13 Juli 2020 nanti. Jadiii harus kurelakan kembali dirinya haha dan mencari pengganti lain yang mudah- mudahan lebih baik dari sebelumnya. Doakan ya Buy.


Jadi begitu sih Buy dilemma yang Ami rasakan dari efek pandemi ini, sampai sekarang masih mikirin yang namanya kerjaan ngasuh ini yang sewaktu- waktu bisa mendadak berhenti karena berbagai alasan.


Buybu dan suaminya yang sama- sama perantau pasti bisa merasakan yang miabi rasakan, apalagi kalau di rantau bener- bener gak ada sodara gitu Buy, atau mungkin ada yang sebenarnya punya sodara di daerah rantau tapi gak bisa bantu juga. Namun insya Allah Buy semua pasti ada jalan keluarnya yang penting kitanya tetap berpikir positif, tetap kompak, dan jangan lupa bersyukur masih diberi nikmat rejeki dan sehat walafiat.


Nah, kalau Buybu sendiri apa nih efek pandemi yang paling bikin Buybu bingung?


7/01/2020

Bagaimana Cara Tenang Menjalani Proses Persalinan

July 01, 2020
Melahirkan merupakan momen yang pasti paling berkesan buat Buybu. Ya nggak Buy?

Teman Ami yang bukan dokter obgyn pernah mengatakan opininya bahwa bagaimana cara masing- masing Buybu dalam menyikapi dan menikmati proses persalinan merupakan jati diri Buybu yang sebenarnya.

Ami rasa pendapatnya merupakan hal yang menarik untuk dibahas karena menurut Ami, sedikit ada benarnya juga Buybu. Buybu yang tidak setuju bisa kirim email ke Ami yaa. Hehe

Kenapa Ami agak sedikit setuju dengan pendapat teman Ami yang bukan dokter obgyn itu?

Karena yang Ami tau dan Ami pernah lihat, memang masing- masing Ibu berbeda cara dan sikapnya dalam menghadapi proses persalinan atau dengan kata lain dalam menikmati sakitnya kontraksi.

Ada Buybu yang ketika kontraksi malah teriak- teriak bahkan tidak malu malah berkata kasar kepada suaminya.

Ada Buybu yang ketika kontraksi menangis.

Ada Buybu yang ketika kontraksi hanya melakukan olah napas berusaha untuk tenang.

Ada Buybu yang ketika kontraksi kalem aja.

Ya, semua bergantung pada ambang nyeri Ibu. Tentu saja karena masing- masing orang punya perbedaan atas kesanggupannya dalam menahan nyeri.

Nah, tapi sebisa mungkin yuk ah kita mulai usaha kita untuk menjadi Ibu yang baik, memberi contoh yang baik, memberikan yang terbaik bahkan ketika bayi masih berada di dalam kandungan.

Hindari omongan kasar apalagi ketika persalinan Buybu, daripada berteriak dan berkata kasar lebih baik berdoa agar persalinan lancar.

Nah bagaimana caranya agar tetap tenang walaupun kontraksi sangat luar biasa nyeri terasa?


Berdasarkan pengalaman Ami di tulisan ini Cerita Melahirkan: Induksi Tiga Labu, yang alhamdulillah mampu terlewati dengan tenang berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, ini dia

Tips bagaimana cara tenang menjalani proses persalinan:


1. Ingat bahwa Buybu sedang berjihad

Kalau jihadnya kaum laki- laki adalah berperang, maka jihadnya wanita adalah ketika melahirkan. Ingatlah bahwa pahala yang didapatkan oleh seorang ibu yang melahirkan sama dengan pahala jihad yang begitu besarnya Buy. Insya Allah dengan mengingat ini, hati kita akan berpasrah dan ikhlas sehingga bisa tenang melalui prosesnya.

2. Tidak ada yang dapat mengerti rasanya kecuali diri kita sendiri

Karena yang merasakan sakitnya hanya Buybu, yaa rasanya percuma aja Buybu ngeluh dengan berteriak, menangis, atau marah- marah karena tidak ada yang tau bagaimana sakitnya kecuali kita sendiri, Buy. Kalau Buybu berteriak atau marah- marah yang ada nanti malu sendiri. Ingat Buy, ini baru awal baru petualangan kita sebagai Ibu lho. Hihi

3. Semakin banyak mengeluh, semakin sakit terasa

Buybu pasti sudah mengenal pepatah orang bijak yang mengatakan bahwa semakin kita mengeluh dan membandingkan hidup kita dengan yang lebih mudah, akan semakin berat pula rasanya beban kita. Yap, itu memang benar adanya Buy. Ingatlah ketika Buybu sedang merasakan luar biasanya kontraksi bahwa tidak semua wanita bisa merasakan luar biasanya menjadi Ibu.

4. Kalau Buybu lain bisa, kenapa kita nggak?

Ini juga merupakan salah satu afirmasi yang menguatkan waktu Ami menahan luar biasanya kontraksi dengan induksi sebanyak 3 labu. Sebelum melahirkan, Ami mendengar cerita langsung dari seorang teman yang tubuhnya tergolong mungil, imut- imut, namun bisa melahirkan secara normal. Karena itulah, ketika Ami melahirkan dan merasakan kontraksi yang luar biasa, Ami teringat dengan wanita ini dan langsung terpacu semangatnya Buy. Kalau dia aja bisa, harusnya saya pun bisa.

5. Ajak bicara bayi kita

Bayi atau janin yang ada dalam kandungan pada dasarnya dapat merasakan juga yang kita rasakan dan dapat mengerti juga apa yang kita katakan. Maka dari itu banyak ahli yang sependapat mengenai pentingnya mengajak bicara janin dalam kandungan. Pun saat momen proses persalinan sedang berlangsung, ajak bayi berkomunikasi, beritahu padanya bahwa sebentar lagi kita akan bertemu dan Ibu sudah tidak sabar melihatmu mirip siapa, jadi ayo kita berjuang sama- sama ya nak...

6. Bicara pada diri sendiri dan berikan afirmasi positif

Nah ini sih sepertinya konklusi dari semua poin di atas Buy. Semua poin di atas sebenarnya berisi sugesti positif dan afirmasi agar diri kita mampu tenang menghadapi proses melahirkan yang notabene bikin Buybu cemas apakah dapat melaluinya dengan kalem dan lancar. Pada kenyataannya yang terjadi akan sesuai dengan apa yang Buybu pikirkan selama ini.

So, itu dia 6 tips dan cara tenang melalui proses persalinan, intinya sih berpikir positif ya Buy. Ami doakan semoga yang mau lahiran dilancarkan, dimudahkan, diringankan, disehatkan ya Buy. Aamiin.

Semoga bermanfaat.
Salam
Amikimi

6/23/2020

Tips Menyapih dengan Cinta

June 23, 2020
Ada seorang Mama yang memiliki balita berusia 2,5 tahun namun belum juga disapih, belum berhenti menyusui. Balita tersebut merupakan anak bungsu yang sebenarnya tidak diharapkan. Sang Mama sudah mencoba berbagai macam cara untuk menyapih si anak dengan memberikan sesuatu yang pahit atau apapun di payudaranya agar si anak tidak mau lagi menyusu, tapi sang anak tetap tidak bisa lepas dari menyusu. Sampai akhirnya, sang Mama pun menitipkan anaknya kepada sang nenek untuk disapih.

Si anak ini ingat sekali momen itu hingga ia bertumbuh dewasa, momen ketika sang Mama bermuka masam, wajah yang berpura- pura marah dan membenci putranya sebelum ia pergi berlalu meninggalkan sang putra yang masih balita untuk tinggal bersama sang nenek.

Enam bulan berlalu tanpa sang Mama tentu bukan waktu yang sebentar, apalagi semuanya begitu mendadak bagi sang anak untuk melewati hari- hari yang biasanya dilalui bersama sang Mama. Walau seringkali melakukan panggilan video namun telah lanjur tertanam di pikiran sang anak bahwa ibunya membencinya jadi bagaimana mungkin ia tidak membenci.
Satu hal yang Ami tangkep dari cerita di atas adalah bahwa seorang anak walau masih sangat belia usianya bahkan sejak dari dalam kandungan, ia mampu merasakan, memahami, dan menyerap informasi di sekitarnya. Jadi ketika sang Ibu berkata apapun kepada si anaknya yang masih bayi, si bayi sebenarnya memahami apa yang dikatakan si Ibu dan semua tertanam di alam bawah sadarnya, terus tersimpan disitu hingga dia beranjak dewasa.

Ada cara menyapih yang lebih bijaksana menurut Ami yaitu menyapih dengan cinta, tanpa bohong dengan mengolesi payudara dengan sesuatu agar anak tidak suka, tanpa juga harus berpura- pura dan berkata yang mengada- ada kepada anak.

Bagaimana caranya?

Ingat yang tadi Ami katakan bahwa seorang bayi sebenarnya mengerti apapun yang dikatakan ibunya. Maka manfaatkan itu, Buy.
Ini dia tips bagaimana menyapih dengan cinta:

1.    Hindari berbohong
Mengolesi payudara dengan brotowali agar pahit dan anak tidak suka mungkin sudah lazim kita dengar bahwa ini merupakan cara mudah menjauhkan bayi dari “nenen”, namun hal ini sama saja Buybu membohongi sang bayi yang secara tidak langsung juga bisa mempengaruhi psikologis bawah sadar sang anak.

2.    Komunikasikan Pelan- pelan
Bayi sebenarnya mengerti apa yang Buybu katakan, jadi coba katakan kepadanya pelan- pelan bahwa dirinya sudah besar jadi sudah waktunya untuk minum susu dari gelas, atau karena dirinya sudah besar dan nenen itu cuma untuk bayi. Perlahan ia pasti mengerti apa yang dimaksud sang ibu.

3.    Lakukan Secara Perlahan
Bukan hal yang mudah untuk menyapih anak, baik bagi ibu maupun bagi sang bayi, apalagi jika melakukannya secara mendadak. Jadi sapihlah anak secara perlahan, mulai kurangi menyusui di waktu tertentu, ajak dia main saat ingin menyusui, tawarkan makanan atau cemilan sebelum jam ia menyusu agar perutnya sudah keburu kenyang sehingga berkurang juga keinginannya menyusu. Pelan- pelan saja karena sebenarnya anak bayi telah mengerti apa yang Buybu katakan dan apa yang Buybu lakukan untuknya.

4.    Tetap Curahkan Cinta dan Kasih Sayang
Bagi sang Ibu, menyusui merupakan momen yang paling membahagiakan, begitu pula yang dirasakan sang anak. Ketika menyusui, anak merasakan kenyamanan dan kehangatan dekapan ibu sehingga berat rasanya untuk meninggalkan momen yang luar biasa indah ini. Namun walaupun anak harus berhenti menyusui, jangan pernah ibu pergi menjauhi anak. Tetaplah menjadi sosok terdekatnya, curahkanlah cinta dan kasih sayang yang lebih banyak dari biasanya, jangan sampai anak berpikir ibunya tidak ingin menyusuinya karena tidak sayang lagi. Selain itu, sang ibu juga harus lebih sabar dan lebih kuat dari si anak karena ikatan batin yang kental antara ibu dan anak sangat mempengaruhi bagaimana sikap anak dalam melewati fase ini.


Nah itu dia tips dari Ami, kalau Buybu sendiri bagaimana pengalaman Buybu dalam menyapih sang buah hati?



6/19/2020

Ibu Rumah Tangga atau Ibu Bekerja?

June 19, 2020
Pernahkah Buybu merasa bimbang untuk memilih antara pekerjaan atau menjadi ibu rumah tangga yang full time menjaga dan mendidik anak di rumah?

Kalau pernah, sungguh beruntungnya Buybu masih diberi pilihan, karena banyak sekali Buybu di luar sana yang harus hidup seperti apa adanya tanpa pilihan dan tanpa bisa memilih sama sekali.

Saya yakin, kita bukannya tidak bersyukur ketika dihadapkan pada pilihan itu. Yaitu pilihan antara menjadi ibu pekerja atau ibu rumah tangga. Keduanya merupakan pilihan yang sama. Sama- sama dilakukan demi keberlangsungan dan kelayakan hidup anak dan keluarga, sama- sama merupakan pilihan yang hebat, sama- sama membutuhkan keberanian dan pengorbanan, dan sama halnya dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini, masing- masing pilihan punya kelebihan dan kekurangannya.
 
Pun kita sebagai Ibu, bukannya ingin mengeluh ketika hidup ini merasa sawang sinawang. Ibu pekerja ingin menjadi ibu rumah tangga dan menjaga anak di rumah, sedangkan yang ibu rumah tangga ingin juga menjadi ibu pekerja yang berpenghasilan dan diakui. Karena kadang memang ada satu titik dimana kita hanya merasa jenuh sehingga kita lupa untuk mensyukuri perjalanan yang ternyata sudah sejauh ini kita tempuh dan sesungguhnya inilah jalan yang kita inginkan, inilah pilihan hidup yang telah kita pilih.
Saya punya seorang teman yang memang hobinya bekerja, passionnya bekerja, jadi tidak ada masalah ketika dia akhirnya memiliki anak, tidak ada keraguan dalam dirinya, tidak ada kebimbangan atas pilihan antara tetap bekerja atau mengasuh anak di rumah, karena passionnya memang condong ke karir namun tetap bisa dekat dengan anak.

Ini hebat.

Di tempat lain, ada juga teman saya lulusan S2 yang ahli di bidangnya, namun pada tingkat prestasi pendidikan dan karir yang cukup baik seperti itu dia resign dari pekerjaan karena keinginannya adalah mendidik anaknya sendiri di rumah, cita- citanya mencetak generasi soleh soleha dengan tangannya sendiri.

Ini pun luar biasa, tidak kalah hebatnya.

Namun, merekapun yang telah memilih jalannya dengan mantap dan tegas untuk menjadi ibu pekerja maupun ibu rumah tangga, terkadang masih juga muncul rasa jenuh dan di satu titik pernah kepikiran untuk menjalani hidup yang berbeda.

Bagi Ibu Rumah Tangga, Ibu yang bekerja tentu saja keliatan enak, berpenghasilan tetap, pergaulan luas, diakui eksistensinya dalam hal prestasi pekerjaan dan keuangan, dan jauh dari stress karena setiap hari keluar rumah apalagi bisa cari hiburan bersama rekan kerja di kantor.

Sedangkan bagi ibu pekerja, ibu rumah tangga pun terlihat lebih nyaman, bisa melihat tumbuh kembang anak, mendidik dan mengasuh anak dengan cara sendiri, tidak perlu memikirkan target pekerjaan dan tekanan dari atasan, belum lagi jika sedang mendapat masalah dengan atasan atau rekan kerja ataupun hal lainnya yang tidak disukai di kantor.

Ya, kita hanya melihat sisi lain kehidupan di bagian enaknya saja sementara jika orang lain melihat hidup kita sendiri sebenarnya orangpun iri. Begitu terus tidak ada kelarnya Buybu. Namun saya kira wajar saja Buybu merasakan hal seperti ini karena memang sifat dasar manusia seperti itu, tidak akan pernah merasa puas. Justru kalau Buybu cepat merasa puas, saya curiga Buybu bukan manusia.

Hehe

Saya ada cerita, ada seorang ibu dengan lima orang anak yang masih kecil- kecil, dan pekerjaan suami dari ibu ini adalah seorang serabutan. Serabutan di atas serabutan karena benar- benar tidak jelas pekerjaannya, bahkan istrinya sendiri tidak tau suaminya bekerja apa karena setiap berangkat kerja, sang suami selalu kembali lagi kepada sang istri dalam jangka waktu yang lama. Kadang tiga bulan baru kembali, bahkan bisa sampai enam bulan baru kembali. Sayangnya, sang suami kembali tidak membawa hasil sepeserpun.

Dari cerita tersebut, apakah ibu dengan lima anak ini punya pilihan?

Bukan pilihan terhadap kelakuan suaminya ya Buybu tapi pilihan seperti, haruskah saya tetap bekerja atau mengurus anak di rumah?

Bayangkan hidup dengan lima orang anak yang masih kecil- kecil dan dengan suami yang tidak bertanggung jawab, rasanya ibu ini tidak punya pilihan lain selain harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup beliau sendiri dan anak- anaknya.

Ya, pada akhirnya hanya rasa syukur yang mampu membuat semua Buybu bertahan, hati yang luas untuk merasa cukup, dan pikiran yang luas untuk terus belajar.

Kalo Buybu sendiri sekarang sedang berada di posisi yang mana nih?  😊


6/10/2020

Cerita Melahirkan Induksi Tiga Labu🤦

June 10, 2020


Setiap Ibu pasti punya cerita melahirkan yang berbeda- beda, begitu juga dengan Ami. Biasanya walaupun punya cerita dan pengalaman lahiran yang berbeda, setiap cerita tentu menyimpan kesan tersendiri bagi masing- masing Ibu, dan tetap dapat dijadikan referensi serta pembelajaran bagi Ibu lainnya yang mungkin sekarang sedang menunggu persiapan melahirkan putra putrinya.

Nah karena setiap cerita berbeda, kini waktunya Ami berbagi cerita dan pengalaman Ami waktu melahirkan anak pertama Ami, Kimoyaaaah si Marshmallow hihi

--------

    “Ini cara ngedennya gimana ya Bu?”, tanya Ami kepada siapapun perawat atau bidan yang ada di ruangan eksekusi melahirkan di salah satu rumah sakit di Bandung.

Ih kebayang gak sih Ami udah bukaan lengkap gitu malah bingung cara ngedennya gimana?

Memang Ami gak ikut kelas hamil sebelumnya, cuma nanya- nanya ke orang yang lebih pengalaman aja dalam melahirkan hehe

Pengennya mah ikut kelas hamil atau senam hamil, tapi gak jadi karena banyak Ibu- ibu berpengalaman lainnya bilang, walaupun ikut kelas atau senam hamil, nanti pada prakteknya mah biasanya bakal lupa apa yang dipelajari termasuk lupa juga cara ngeden yang baik dan benar.

Padahal sebenernya kalo menurut Ami sih bagusnya ikut aja ya, mau nanti lupa teorinya atau gimana tapi setidaknya kita berusaha untuk cari tau dan senamnya juga bagus kan untuk kesehatan ibu dan janin. Walaupun hasil akhirnya tetep ya Buybu, gimana Allah.

Bisa jadi karena Ami jarang melakukan senam hamil juga jadi waktu itu sampai usia kehamilan hampir 40 minggu gak ngerasain mules sama sekali. Sampai segala pantangan orang hamil mulai Ami lakuin biar mules, mulai dari makan durian dan nanas, lari- lari, loncat- loncat, tetep aja Buy belum ada mules. Malah akhirnya rembes ketuban gara- gara Ami sering loncat- loncat.

Sebenernya rembesnya dikit, Cuma cemasnya aja yang banyak hehe. Jadi sore- sore rembes, lalu sore menjelang maghrib Ami langsung ke rumah sakit yang memang sudah Ami rencanakan pengen lahiran disitu.

Akhirnya dicek dan ternyata bener Buy itu ketuban. Waktu itu hari Selasa maghrib Ami dateng, langsung lanjut nginep di rumah sakit ditemenin Ibu dan Abi.

Keesokan harinya, Hari Rabu, karena belum mules juga, akhirnya diinduksi deh lewat infus. Satu labu berlalu tanpa mules, Ami tetap optimis bisa lahiran normal dengan dukungan dokter yang memang pro normal juga sih.

Labu induksi kedua mulai muncul mulesnya tapi masih bisa jalan mondar mandir, masih mau makan minum solat dll. Tapi sampai labu kedua habis, cek bukaan masih di bukaan 5 Buy. Warbyasah ini Baby Marshmallow (panggilan Kimi waktu di perut hihi), belum mau keluar juga dia.

Hari pun berganti menjadi Kamis dan masih di tempat tidur di rumah sakit yang sama, pasien datang dan pergi tapi Ami kok masih disitu ya? Huhu
Masih bisa foto sendiri
Masih bisa papotoan

Entahlah tapi bukaan dari 5 ke 6 waktu itu kayanya lama banget, dua labu induksi habis tapi bukaan belum bertambah. Sepertinya Baby Marshmallow ini sedang menunggu waktu yang tepat. Hihi

Setelah dua labu tapi masih aja di bukaan 5 ke 6 dan masih bisa haha hihi mondar mandir dll, Ami pun disarankan untuk induksi balon. Ntaps

Hari udah berganti jadi Hari Jumat, Ami diinduksi balon, jangan tanya rasanya ya Buy haha. Kalo ada yang belum tau induksi balon, jadi gini Buy, bayangin ada balon yang dimasukin ke jalan lahir si baby, balonnya ada airnya terus mengembang di jalan lahirnya si baby tentu saja untuk merangsang pembukaan jalan lahir, tunggu beberapa lama, lupa, nanti balonnya kempes sendiri.

Sambil diinduksi balon, sambil diinfus cairan mungkin vitamin penguat jiwa dan raga ini karena dari kemarin dikasih cairan induksi terus. Setelah diinduksi balon mulesnya mulai bertambah, pas dicek ternyata baru bukaan 6 tapi udah mulai lebih mantap rasanya dari sebelumnya.

Oh iya, selain itu Ami juga sempat berbaring menggunakan peanut ball untuk membantu membuka panggul, yang pertama kali juga udah induksi mekanik yang rasanya kayak diobok- obok, duh kayak yang hampir semua macam induksi persalinan Ami coba.

Lagi- lagi karena lama nambah bukaannya, induksi melalui infus pun ditambah, labu ketiga Buy. Bukaan makin terasa, mulai gak mau makan dan minum, mulai susah mau berdiri juga, nonggeng, semua percuma, selain karena diinfus jadi gak bebas bergerak, juga karena rasa mulesnya luar biasa syekale.

Pas bukaan 6 ke 7 Ami mulai melakukan teknik pernapasan tarik napas dari hidung, buang dari mulut. Mules mulai dahsyat terasa apalagi setelah ketuban sengaja dipecahin sama si Bidan. Bukaan 7 ke 8 Ami mulai panik dan diingetin Abi untuk berzikir, waktu itu Ayah juga udah ngikut gantian nemenin.

Semua yang nemenin keliatan capek karena memang lama banget nunggu baby marshmallow lahir, dari Selasa dan ini udah Hari Jumat, Buybu.

Mulai bukaan ke 8 Ami udah mulai gak mau ditanya, gak mau diajak ngobrol, kalo ditanya atau diajak ngobrol bawaannya kesel aja. Suami nawarin minum doang aja kezel, padahal kan baik ya nawarin minum. Hehe

Kalo pada ketiduran dan gak ngelus- ngelus punggung juga rasanya sebel. Sampai pada waktu Ami liat kanan kiri ternyata pada ketiduran lagi, tapi waktu itu ya Ami ngeliatnya kasian juga.

Akhirnya Ami nahan kontraksi sendiri, diem, bener- bener cuma diem. Gak ada tarik napas buang napas lagi, gak ada remes- remes tangan orang lagi, bener- bener diem dan cuma bicara sama diri sendiri dalam hati sambil ngeliat jam dinding. Waktu itu Ami dalam posisi duduk.

Apa yang Ami bicarakan dalam hati?

Ini Buy...

    "Ya Allah saya ini tuh lagi berjihad, saya pasti kuat, yang lain aja bisa masa saya ngga? Tadi aja saya bisa melalui setiap jam menahan luar biasanya kontraksi, pasti menit- menit selanjutnya juga bisa saya lalui. Yang tau rasanya cuma saya, jadi percuma saya mau kayak gimana juga, jadi mendingan saya menikmati rasa yang luar biasa ini. Ya Allah mungkin sebentar lagi bakal lahiran semoga lancar..."

Sebenernya banyak tapi nanti jadi novel. Wkwk. Tapi ngomong sama diri sendiri gitu berhasil bikin Ami bisa diam dan tenang menikmatinya.

Saking Ami cuma diem aja kayak gak ada nahan kontraksi, pas udah pada bangun dari tidur, Ibu sampe berkata, "Ini kok ya udah gak mules lagi tah Nok?"

Ami pun menjawab, "Ini Nok lagi nahan mules, Ibuu"

    Ada kata- kata Ibu waktu itu yang Ami inget sampe sekarang, "Memang Allah itu Maha Adil ya, anak pertama Ibu yang karakternya kurang sabar dikasih lahiran yang mudah dan mules yang durasinya singkat, ini anak kedua Ibu yang karakternya lebih sabar dikasih perjalanan melahirkan yang lumayan lama".

Ya, Allah Maha Mengetahui, sedang kita tidak tahu. Tapi sesungguhnya Ami gak sesabar itu, Ibuuu😢

Hingga akhirnya Ami udah bukaan lengkap, jadinya pindah deh k ruangan khusus untuk melahirkan.

"Ini ngedennya gimana ya Bu?", Kata Ami kepada para Bidan dan perawat disitu. Tapi semua sibuk mondar mandir, gak ada yang bantuin, cuma ada Abi yang setia menemani dan kasih semangat. Sebel sih tapi ya gimana lagi, Ami juga udah kecapean nahan kontraksi yang rasanya lama betul. Tapi alhamdulillah akhirnya Baby Marshmallow lahir juga, normal, tapi gak IMD karena si Baby membiru gitu katanya sih akibat tertelan air ketuban.


Sungguh perjalanan yang cukup lumayan lama dalam detik- detik penantian baby marshmallow. Hingga akhirnya baby marshmallow pun lahir di maghrib di Hari Jumat dan di tanggal yang persis sama dengan tanggal lahir Ibu. Rupanya dia mau lahir di tanggal yang sama kayak Ibu, kelahiran Kimora jadi kado deh buat Ibunya Ami🤗😘

Alhamdulillah semoga Kimora jadi anak solehah dan semoga kita semua bisa menjadi orangtua teladan ya Buybu. Aamiin🤗😘