Search This Blog

7/13/2020

Pengalaman Konsul Sama Dokter Kandungan Galak

July 13, 2020
Kondisi masing- masing Ibu pasca melahirkan pasti berbeda- beda, terutama soal kapan mereka mulai haid lagi setelah melahirkan.

Banyak yang setelah melahirkan langsung haid lagi dengan lancarnya, ada yang haidnya jadi tidak lancar, malah gak sedikit juga yang setelah melahirkan lama banget belum juga haid.

Nah Ami merupakan salah satu Ibu yang setelah melahirkan mengalami cuti haid yang lama Buy yaitu sekitar 16 hingga 17 bulan.

Kok bisa ya ada Ibu yang setelah melahirkan tidak mengalami haid dalam jangka waktu yang lama?

Bisa Buy, biasanya faktor utamanya dikarenakan menyusui eksklusif. Namun tidak semua ibu menyusui eksklusif mengalami tidak haid dalam waktu lama, pasalnya kondisi tidak haid ini dialami oleh Ibu dengan hormon prolaktin yang tinggi. Hormon prolaktin ini merupakan hormon menyusui ya Buy, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI. Meningkatnya hormon ini wajar dialami pada kehamilan tahap akhir maupun pada masa menyusui.

Setelah mengetahui hal tersebut, saya tenang- tenang aja dong Buy. Apalagi saya sudah mendapatkan referensi juga dari dokter obgyn bahwa hal tersebut wajar dan sayanya juga tidak mengalami keluhan yang berarti hanya sekedar pusing- pusing enyoy aja sih.

Jangan mendengarkan omongan orang


Adapun yang membuat saya gelisah sebenarnya adalah omongan orang haha karena ada aja komentar yang mempertanyakan kok belum haid ya jangan- jangan isi lagi. Hal tersebut walaupun sejatinya hanya bercanda dan bisa menjadi doa, namun kadang kepikiran juga lho Buy. Bikin saya jadi ikut mikir, oh iya ya kenapa ya kok saya belum haid juga, masa sih hamil? Kan udah lama belum haidnya? Tapi...ah sudahlah...

Jadi memang seperti itu ya Buy kalau kita terus mendengarkan omongan orang lain, walau gak semua orang seperti itu dan omongan tersebut sebenarnya tidak mengganggu, namun sudah cukup membuat kita jadi risau mengenai permasalahan kok saya belum haid sedangkan kok ada teman yang melahirkannya barengan dengan saya tapi dia udah haid.

Oke balik ke cerita si Ami ini yaaa...

Jadi, setelah selama kira- kira 16 bulan lamanya saya belum juga haid setelah melahirkan dan tibalah waktu dimana Kimi disapih secara mendadak yang sempat saya share ceritanya disini. Saat itu pulalah muncul keluhan yang kemungkinan ada kaitannya dengan ketidakseimbangan hormon yang bisa saja saya alami.

Hari itu saya sendirian pergi ke rumah sakit untuk konsultasi ke dokter kandungan yang ternyata galak karena sudah semingguan lebih rasanya perut bawah keram syekali apalagi ketika naik motor ada gejlugan alias polisi tidur. Rasanya tidak nyaman dan bikin khawatir takut kenapa- kenapa apalagi ditambah saya belum haid juga dan berhenti menyusui secara mendadak.


Sebenarnya saya ada feeling rasa keram dan nyeri ini muncul karena saya berhenti menyusui dadakan, tapi kalau saya hanya mengandalkan feeling, nanti dokter gak laku. Ibaratnya kita juga harus tanya ke yang ahli ye kaaann biar yaqin.

Tibalah saatnya nama saya dipanggil dan saya pun masuk ke ruangan sang dokter ahli kandungan tersebut. Tiba- tiba sang dokter langsung nyuruh berbaring, padahal saya berharap saya bisa bercerita dulu mengenai keadaan saya walapun sebelumnya sudah ditulis secara singkat tentang keadaan saya oleh bidan perawat.

Ketika saya berbaring dan dilakukan USG, dokter langsung berkata, “Ibu ini sebenarnya rencananya mau gimana? Mau hamil lagi? Kan anak masih kecil, nanti kalau hamil lagi anaknya mau ditaro dimana? Kan Ibu bekerja, mungkin kalau ibu gak kerja saya juga gak akan bicara begini. Sekarang saya tanya, Anda sudah pasang KB atau belum?”.

Anehnya saya Cuma bengong ketika dokter bilang begitu dengan nada bicara yang menurut saya ga enak banget didengernya, beliau seperti sedang menghakimi dan memarahi saya, padahal saya juga belum sempet jawab pertanyaannya apakah saya punya rencana hamil dalam waktu dekat atau tidak.

Sebaiknya seorang dokter mendengarkan terlebih dulu keluhan pasiennya secara langsung


Jadi maksud saya, mendengarkan keluhan saya saja belum, kenapa sang dokter langsung seperti menghakimi dan memarahi saya ya?
Aku pulang, tanpa dendam.... *malah nyanyi

Kemudian saya jawab pertanyaan terakhirnya mengenai KB, saya jawab bahwa saya belum KB karena belum haid. Lalu sang dokter kembali nyerocos, “Lho kenapa gak KB karena belum haid?”
“Katanya kalau sedang menyusui tidak haid akan menjadi KB alami dok”
“Kata siapa?”
Sejujurnya saya bingung mau jawab kata siapa, sampai akhirnya yang keluar dari mulut adalah, “Kata temen saya dok”
“Oh, teman Anda dokter obgyn?”
“Bukan dok”
“Nih ya tolong didengarkan supaya Anda bisa juga mengajarkan kepada teman- teman Anda tentang belum haid saat menyusui dan kaitannya dengan KB alami. KB alami saat menyusui hanya efektif selama enam bulan, jadi setelah itu jadi tidak efektif lagi maka dari itu bisa saja Anda hamil lagi, sedangkan anak Anda masih kecil.”

Saya coba berbesar hati menyerap info dari sang dokter walau dalam hati ingin sekali berkata bahwa saya kesini untuk mengatasi keluhan saya, tapi yang keluar dari mulut saya malah,”Ooh gitu ya dok, oke, terus kenapa ya dok sampai sekarang saya belum haid dan sekarang rasanya kayak keram perut bawah, apa ada yang harus saya konsumsi atau dokter ada saran atau penjelasan?”

“Ya saya harus liat dulu cek urine Anda dan cek darah untuk melihat apa benar hormon prolaktin Anda tinggi? Setelah itu saya tetap menyarankan Anda untuk pasang KB karena tadi saya udah bilang ya tentang KB alami”.

Ketika saya ingin menyampaikan sesuatu, sang dokter nyerocos mulu, jadi rasa ingin tahu sekaligus keluhan saya pun terkubur dalam saat itu juga.

Duh maksud hati konsultasi ke dokter pengen minta saran, nasehat atau penjelasan yang menenangkan, malah bikin perasaan gak enak. Setelah saya menjalani tes urine yang hasilnya negatif, tes kandung kemih yang hasilnya bagus, dan tes darah yang juga normal, akhirnya saya kembali ke kantor dan tidak kembali lagi ke dokter tersebut pada keesokan harinya karena sayanya ada urusan dan males juga balik lagi ke dokter tersebut karena kemungkinan besar saya sudah tahu kalau kesana saya akan disarankan pasang KB lagi.


Tapi saya bukannya gak mau pasang KB lho ya Buy, saya hanya jadi merasa kurang nyaman dengan cara berkomunikasi seperti itu apalagi saya datang dengan keluhan tentunya ingin pulang dengan hati senang. Walau mau gak mau kita pun harus berbesar hati ya Buy untuk menerima dan mengambil yang baiknya, lalu buang yang buriknya. Eh, buruk.

7/11/2020

Tragedi Penyapihan Mendadak Pada Bayi 16 Bulan Gara- gara Corona

July 11, 2020

Andai kita diminta menyebutkan apa saja dampak dari pandemi Covid (Corona Virus Disease) 19 atau Corona ini? Pasti rangkaian efeknya akan begitu panjang, siapapun pasti merasakan dampaknya, hanya perbedaannya ada yang terdampak sekali, ada yang sedikit terdampak, atau jangan- jangan apakah malah ada yang tidak terdampak sama sekali ya?


Mungkin gak? Mungkin aja sih.


Buat ami sendiri, dampak pandemi corona waktu itu tuh sampai mengakibatkan Kimi harus disapih dadakan. Wah kok bisa? Gini ceritanya Buy......


1.    Daycare diliburkan

Walau sempat ada WFH alias Working From Home alias Kerja di rumah untuk ibu- ibu yang sedang hamil dan memiliki bayi, namun setelah datang new normal pekerjaan kembali seperti biasa dan dinas pendidikan masih meliburkan sekolah sekaligus daycare. Meskipun ada beberapa daycare yang membuka kelasnya, suasana yang masih mengerikan tentang pandemi masih menghantui banyak orangtua termasuk miabi (ami dan abi). Apalagi berdasarkan pengalaman, selama Kimora berada di daycare di masa- masa sebelum pandemi, Kimi sering banget sakit flu apalagi pas lagi pandemi kayak gini, kekhawatiran jadi bertambah berkali lipat.


2.    Bimbang sampai kepikiran mau resign dari pekerjaan demi anak

Kebimbangan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja anak menjadi pikiran utama miabi. Di satu sisi, kita tidak boleh terlalu parno namun jangan juga abai atas pandemi yang sedang terjadi. Semakin parno, semakin stress malah jadi penyakit lain, sama halnya jika kita pun terlalu mengabaikan. Alih- alih resign dari pekerjaan secara mendadak, akhirnya kami putuskan untuk mencari pengasuh dari warga sekitar yang bersedia bekerja di rumah mengasuh kimi selama kami bekerja. Bismillah

3.    Senangnya bertemu pengasuh yang cocok

Mencari pengasuh seperti dimudahkan waktu itu karena tetangga ada yang mendadak menawarkan jasa orang yang mau bebersih rumah. Awalnya hanya weekend saja tapi kemudian kami meminta, sebut saja Bu Nia, untuk bekerja dari Senin s.d Jumat untuk di rumah menjaga Kimora sekaligus bebersih. Bu Nia setuju namun hanya selama satu minggu penuh beliau bekerja kemudian harus berhenti karena anaknya sudah mulai bekerja kembali jadi beliau harus menjaga cucunya. Sempat bingung dan sedih karena kami merasa cocok dengan Bu Nia.


4.    Mencari pengasuh baru

Bukan hal mudah mungkin untuk kembali mempercayakan anak kepada orang yang baru lagi terutama di musim pandemi ini ya Buy. Namun sepeninggal Bu Nia, kami tidak langsung menemukan penggantinya sehingga akhirnya tanpa memikirkan berbagai efeknya, dengan berat hati kami putuskan untuk menitipkan Kimora sementara di rumah neneknya yang ada di luar kota sampai kami mendapat pengasuh baru lagi.


5.    Mendadak disapih

Rumah nenek kimi ada di luar kota dan miabi gak pernah kepikiran sama sekali bahwa akhirnya kimi akan mendadak disapih karena jauh dari ibunya. Aneh sih kok bisa ya sama sekali gak kepikiran padahal miabi sudah kepikir pasti bakalan kangen nanti kalau jauh dari kimi walau hanya seminggu. Alasan kenapa tetiba disapih sebenarnya saran dari neneknya kimi karena kimi sudah 16 bulan dan saat itu miabi langsung menyetujuinya karena berpikir mungkin memang sudah waktunya, walaupun kimi masih mau minum ASIP tapi akhirnya miabi juga membelikan kimi susu formula untuk menambah gizinya kalau- kalau dia gak mau ASIP, waktu itu Ami coba berikan susu merk bebe*lac apalagi kata neneknya, kimi doyan- doyan aja dan cocok.


6.    Pengasuh baru datang

Setelah tau ada pengasuh yang bersedia mengasuh kimi di rumah, akhirnya kami jemput kimi untuk kembali ke Bandung, selain karena rindu, ami merasa ada yang salah karena rasanya belum saatnya kimi disapih. Kimi pun kembali bersama miabi di rumah dan kembali nenen ASI dan tidak jadi disapih, tanpa sepengetahuan neneknya tentu saja. Hehe bandel. Sebenarnya kenapa sih Ibu Ami menyarankan untuk sekalian disapih? Karena Ibu baru memberitahu Ami bahwa saat jauh dari Aminya, Kimi setiap malam gak bisa tidur, nangis terus dan rewel sampai seminggu itu, jadi Ibu dan Ayah Ami begadang semalaman hampir satu minggu untuk menenangkan Kimi. Yaa namanya juga disapih apalagi secara mendadak pasti rewel banget yaa, kasian. Kasian Kimi dan kakek neneknya yang begadang ;(


7.   Pengasuh baru hanya bertahan dua minggu

Uhuhu terulang lagi rasa sedihnya ketika sudah nyaman harus ditinggal lagi sama pengasuh yang baru kerja selama dua minggu ini. Kenapa dia tidak bisa meneruskan? Karena kabarnya sekolah anaknya udah mulai masuk di tanggal 13 Juli 2020 nanti. Jadiii harus kurelakan kembali dirinya haha dan mencari pengganti lain yang mudah- mudahan lebih baik dari sebelumnya. Doakan ya Buy.


Jadi begitu sih Buy dilemma yang Ami rasakan dari efek pandemi ini, sampai sekarang masih mikirin yang namanya kerjaan ngasuh ini yang sewaktu- waktu bisa mendadak berhenti karena berbagai alasan.


Buybu dan suaminya yang sama- sama perantau pasti bisa merasakan yang miabi rasakan, apalagi kalau di rantau bener- bener gak ada sodara gitu Buy, atau mungkin ada yang sebenarnya punya sodara di daerah rantau tapi gak bisa bantu juga. Namun insya Allah Buy semua pasti ada jalan keluarnya yang penting kitanya tetap berpikir positif, tetap kompak, dan jangan lupa bersyukur masih diberi nikmat rejeki dan sehat walafiat.


Nah, kalau Buybu sendiri apa nih efek pandemi yang paling bikin Buybu bingung?


7/05/2020

Resep Fluffy Pancake Pisang Stroberi

July 05, 2020

🍓Fluffy PANCAKE PISANG STROBERI🍌


Bahan:

1. Tepung terigu 150gr-an
2. Pisang 1bh
3. Telur 1btr
4. Gula pasir 3sdt
5. Skm full cream satu sendok makan larutkan dgn air matang 100ml
6. Vanili seujung sdt
7. Minyak zaitun satu sendok teh (biasanya sih mentega leleh ye)😄


Topping:

- Stroberi segar secukupnya
- Es krim
- Sirup pisang susu

Cara membuat:

1. Pisahkan putih dan kuning telur
2. Campurkan putih telur dengan gula pasir lalu mixer sampai berbusa dan mengembang
3. Campur kuning telur dengan tepung terigu, vanili, pisang, skm full cream, dan minyak zaitun
4. Satukan kedua adonan putih dan kuning telur
5. Siapkan teflon anti lengket dan gunakan api kecil agar matang merata
6. Masak hingga matang dan sajikan dengan topping🍓

Rasanya dijamin enak dan pak suami pasti suka Buy karena selain enak juga bergizi.

Semoga bermanfaat, selamat mencoba🍓

7/01/2020

Bagaimana Cara Tenang Menjalani Proses Persalinan

July 01, 2020
Melahirkan merupakan momen yang pasti paling berkesan buat Buybu. Ya nggak Buy?

Teman Ami yang bukan dokter obgyn pernah mengatakan opininya bahwa bagaimana cara masing- masing Buybu dalam menyikapi dan menikmati proses persalinan merupakan jati diri Buybu yang sebenarnya.

Ami rasa pendapatnya merupakan hal yang menarik untuk dibahas karena menurut Ami, sedikit ada benarnya juga Buybu. Buybu yang tidak setuju bisa kirim email ke Ami yaa. Hehe

Kenapa Ami agak sedikit setuju dengan pendapat teman Ami yang bukan dokter obgyn itu?

Karena yang Ami tau dan Ami pernah lihat, memang masing- masing Ibu berbeda cara dan sikapnya dalam menghadapi proses persalinan atau dengan kata lain dalam menikmati sakitnya kontraksi.

Ada Buybu yang ketika kontraksi malah teriak- teriak bahkan tidak malu malah berkata kasar kepada suaminya.

Ada Buybu yang ketika kontraksi menangis.

Ada Buybu yang ketika kontraksi hanya melakukan olah napas berusaha untuk tenang.

Ada Buybu yang ketika kontraksi kalem aja.

Ya, semua bergantung pada ambang nyeri Ibu. Tentu saja karena masing- masing orang punya perbedaan atas kesanggupannya dalam menahan nyeri.

Nah, tapi sebisa mungkin yuk ah kita mulai usaha kita untuk menjadi Ibu yang baik, memberi contoh yang baik, memberikan yang terbaik bahkan ketika bayi masih berada di dalam kandungan.

Hindari omongan kasar apalagi ketika persalinan Buybu, daripada berteriak dan berkata kasar lebih baik berdoa agar persalinan lancar.

Nah bagaimana caranya agar tetap tenang walaupun kontraksi sangat luar biasa nyeri terasa?


Berdasarkan pengalaman Ami di tulisan ini Cerita Melahirkan: Induksi Tiga Labu, yang alhamdulillah mampu terlewati dengan tenang berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, ini dia

Tips bagaimana cara tenang menjalani proses persalinan:


1. Ingat bahwa Buybu sedang berjihad

Kalau jihadnya kaum laki- laki adalah berperang, maka jihadnya wanita adalah ketika melahirkan. Ingatlah bahwa pahala yang didapatkan oleh seorang ibu yang melahirkan sama dengan pahala jihad yang begitu besarnya Buy. Insya Allah dengan mengingat ini, hati kita akan berpasrah dan ikhlas sehingga bisa tenang melalui prosesnya.

2. Tidak ada yang dapat mengerti rasanya kecuali diri kita sendiri

Karena yang merasakan sakitnya hanya Buybu, yaa rasanya percuma aja Buybu ngeluh dengan berteriak, menangis, atau marah- marah karena tidak ada yang tau bagaimana sakitnya kecuali kita sendiri, Buy. Kalau Buybu berteriak atau marah- marah yang ada nanti malu sendiri. Ingat Buy, ini baru awal baru petualangan kita sebagai Ibu lho. Hihi

3. Semakin banyak mengeluh, semakin sakit terasa

Buybu pasti sudah mengenal pepatah orang bijak yang mengatakan bahwa semakin kita mengeluh dan membandingkan hidup kita dengan yang lebih mudah, akan semakin berat pula rasanya beban kita. Yap, itu memang benar adanya Buy. Ingatlah ketika Buybu sedang merasakan luar biasanya kontraksi bahwa tidak semua wanita bisa merasakan luar biasanya menjadi Ibu.

4. Kalau Buybu lain bisa, kenapa kita nggak?

Ini juga merupakan salah satu afirmasi yang menguatkan waktu Ami menahan luar biasanya kontraksi dengan induksi sebanyak 3 labu. Sebelum melahirkan, Ami mendengar cerita langsung dari seorang teman yang tubuhnya tergolong mungil, imut- imut, namun bisa melahirkan secara normal. Karena itulah, ketika Ami melahirkan dan merasakan kontraksi yang luar biasa, Ami teringat dengan wanita ini dan langsung terpacu semangatnya Buy. Kalau dia aja bisa, harusnya saya pun bisa.

5. Ajak bicara bayi kita

Bayi atau janin yang ada dalam kandungan pada dasarnya dapat merasakan juga yang kita rasakan dan dapat mengerti juga apa yang kita katakan. Maka dari itu banyak ahli yang sependapat mengenai pentingnya mengajak bicara janin dalam kandungan. Pun saat momen proses persalinan sedang berlangsung, ajak bayi berkomunikasi, beritahu padanya bahwa sebentar lagi kita akan bertemu dan Ibu sudah tidak sabar melihatmu mirip siapa, jadi ayo kita berjuang sama- sama ya nak...

6. Bicara pada diri sendiri dan berikan afirmasi positif

Nah ini sih sepertinya konklusi dari semua poin di atas Buy. Semua poin di atas sebenarnya berisi sugesti positif dan afirmasi agar diri kita mampu tenang menghadapi proses melahirkan yang notabene bikin Buybu cemas apakah dapat melaluinya dengan kalem dan lancar. Pada kenyataannya yang terjadi akan sesuai dengan apa yang Buybu pikirkan selama ini.

So, itu dia 6 tips dan cara tenang melalui proses persalinan, intinya sih berpikir positif ya Buy. Ami doakan semoga yang mau lahiran dilancarkan, dimudahkan, diringankan, disehatkan ya Buy. Aamiin.

Semoga bermanfaat.
Salam
Amikimi

6/23/2020

Tips Menyapih dengan Cinta

June 23, 2020
Ada seorang Mama yang memiliki balita berusia 2,5 tahun namun belum juga disapih, belum berhenti menyusui. Balita tersebut merupakan anak bungsu yang sebenarnya tidak diharapkan. Sang Mama sudah mencoba berbagai macam cara untuk menyapih si anak dengan memberikan sesuatu yang pahit atau apapun di payudaranya agar si anak tidak mau lagi menyusu, tapi sang anak tetap tidak bisa lepas dari menyusu. Sampai akhirnya, sang Mama pun menitipkan anaknya kepada sang nenek untuk disapih.

Si anak ini ingat sekali momen itu hingga ia bertumbuh dewasa, momen ketika sang Mama bermuka masam, wajah yang berpura- pura marah dan membenci putranya sebelum ia pergi berlalu meninggalkan sang putra yang masih balita untuk tinggal bersama sang nenek.

Enam bulan berlalu tanpa sang Mama tentu bukan waktu yang sebentar, apalagi semuanya begitu mendadak bagi sang anak untuk melewati hari- hari yang biasanya dilalui bersama sang Mama. Walau seringkali melakukan panggilan video namun telah lanjur tertanam di pikiran sang anak bahwa ibunya membencinya jadi bagaimana mungkin ia tidak membenci.
Satu hal yang Ami tangkep dari cerita di atas adalah bahwa seorang anak walau masih sangat belia usianya bahkan sejak dari dalam kandungan, ia mampu merasakan, memahami, dan menyerap informasi di sekitarnya. Jadi ketika sang Ibu berkata apapun kepada si anaknya yang masih bayi, si bayi sebenarnya memahami apa yang dikatakan si Ibu dan semua tertanam di alam bawah sadarnya, terus tersimpan disitu hingga dia beranjak dewasa.

Ada cara menyapih yang lebih bijaksana menurut Ami yaitu menyapih dengan cinta, tanpa bohong dengan mengolesi payudara dengan sesuatu agar anak tidak suka, tanpa juga harus berpura- pura dan berkata yang mengada- ada kepada anak.

Bagaimana caranya?

Ingat yang tadi Ami katakan bahwa seorang bayi sebenarnya mengerti apapun yang dikatakan ibunya. Maka manfaatkan itu, Buy.
Ini dia tips bagaimana menyapih dengan cinta:

1.    Hindari berbohong
Mengolesi payudara dengan brotowali agar pahit dan anak tidak suka mungkin sudah lazim kita dengar bahwa ini merupakan cara mudah menjauhkan bayi dari “nenen”, namun hal ini sama saja Buybu membohongi sang bayi yang secara tidak langsung juga bisa mempengaruhi psikologis bawah sadar sang anak.

2.    Komunikasikan Pelan- pelan
Bayi sebenarnya mengerti apa yang Buybu katakan, jadi coba katakan kepadanya pelan- pelan bahwa dirinya sudah besar jadi sudah waktunya untuk minum susu dari gelas, atau karena dirinya sudah besar dan nenen itu cuma untuk bayi. Perlahan ia pasti mengerti apa yang dimaksud sang ibu.

3.    Lakukan Secara Perlahan
Bukan hal yang mudah untuk menyapih anak, baik bagi ibu maupun bagi sang bayi, apalagi jika melakukannya secara mendadak. Jadi sapihlah anak secara perlahan, mulai kurangi menyusui di waktu tertentu, ajak dia main saat ingin menyusui, tawarkan makanan atau cemilan sebelum jam ia menyusu agar perutnya sudah keburu kenyang sehingga berkurang juga keinginannya menyusu. Pelan- pelan saja karena sebenarnya anak bayi telah mengerti apa yang Buybu katakan dan apa yang Buybu lakukan untuknya.

4.    Tetap Curahkan Cinta dan Kasih Sayang
Bagi sang Ibu, menyusui merupakan momen yang paling membahagiakan, begitu pula yang dirasakan sang anak. Ketika menyusui, anak merasakan kenyamanan dan kehangatan dekapan ibu sehingga berat rasanya untuk meninggalkan momen yang luar biasa indah ini. Namun walaupun anak harus berhenti menyusui, jangan pernah ibu pergi menjauhi anak. Tetaplah menjadi sosok terdekatnya, curahkanlah cinta dan kasih sayang yang lebih banyak dari biasanya, jangan sampai anak berpikir ibunya tidak ingin menyusuinya karena tidak sayang lagi. Selain itu, sang ibu juga harus lebih sabar dan lebih kuat dari si anak karena ikatan batin yang kental antara ibu dan anak sangat mempengaruhi bagaimana sikap anak dalam melewati fase ini.


Nah itu dia tips dari Ami, kalau Buybu sendiri bagaimana pengalaman Buybu dalam menyapih sang buah hati?



6/22/2020

Ingin Mudah Cari Rumah? Tenang, kan ada SiKasep

June 22, 2020
Siapa yang menyangka mahluk sekecil virus Corona atau biasa disebut Covid 19 ini bisa membawa kita ke dalam kondisi seperti sekarang ini yang sama sekali berbeda dari biasanya. Biasanya bebas mau kemana- mana tanpa khawatir, sekarang kita harus senantiasa berjaga- jaga, yang dijaga tentu saja kesehatan, kebersihan, dan jaga jarak dengan orang lain bahkan dengan kerabat sendiri. Semua ini dilakukan demi memutus rantai penyebaran virus corona yang berbahaya ini.

Ya, wabah Covid 19 ini membuat kita semua jadi tidak bisa leluasa bepergian, kalaupun harus bepergian kita wajib mematuhi protokol kesehatan yang diwajibkan pemerintah. Walaupun tidak ada kebijakan lockdown, namun pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang mewajibkan seluruh masyarakat dirumah saja dan keluar rumah hanya jika benar- benar diperlukan, itupun harus memegang surat keterangan sehat atau SIKM (Surat Izin Keluar Masuk) untuk yang bepergian ke luar kota.

Adanya berbagai macam protokol dan kebijakan dari pemerintah tentu saja membuat kegiatan masyarakat menjadi terbatas dan menyebabkan beberapa rencana jadi tertunda, termasuk rencana memiliki rumah idaman bersubsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Inginnya melihat rumah subsidi idaman secara langsung tapi di sisi lain kita juga sebagai masyarakat yang baik harus mematuhi kebijakan pemerintah untuk melakukan pembatasan kontak sosial dan fisik secara langsung untuk menekan angka penyebaran corona yang kian meresahkan.

Melihat kondisi seperti ini, pemerintah pun tidak tinggal diam karena pemilikan perumahan bagi masyarakat menjadi salah satu perhatian pemerintah, terutama untuk memastikan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) memperoleh hunian yang layak. Hal ini sebenarnya sudah lama menjadi concern pemerintah karena pemerintah telah membentuk Badan Layanan Umum PPDPP untuk menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sejak 10 tahun yang lalu, tepatnya 15 Juli 2010.

Ya, sekarang masyarakat tidak perlu khawatir karena pemerintah melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PPDPP PUPR) memastikan proses bisnis penyaluran rumah subsidi pada bantuan pembiayaan perumahan FLPP tetap dapat dilakukan walaupun masyarakat harus tetap berada di rumah.

Pemerintah meluncurkan aplikasi bernama SiKasep (Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan) demi memudahkan masyarakat agar dapat mencari, mengajukan kredit rumah, dan memiliki rumah idaman bersubsidi tanpa perlu keluar rumah mengingat kondisi PSBB seperti sekarang ini.

                       

Aplikasi SiKasep ini diluncurkan oleh pemerintah pada Desember tahun 2019 dan mulai berlaku pada Januari 2020. Dengan SiKasep, masyarakat tidak hanya dapat dengan mudah mencari rumah subisidi, namun juga bisa memilih bank pelaksana penyalur subisidi, serta mengajukan prosesnya ke pemerintah hanya dengan menggunakan smartphone kapanpun sambil bersantai di rumah masing- masing.

Rumah subsidi yang dapat dijelajahi pada aplikasi SiKasep ini telah menjangkau seluruh lokasi di Indonesia, jadi masyarakat tinggal menentukan saja lokasi rumah yang ingin dicari sesuai domisili saat ini. Selain kemudahan dalam mencari rumah yang diinginkan, aplikasi ini juga memudahkan masyarakat dalam hal pemilihan bank pelaksana. Untuk tahun ini saja, pemerintah bekerjasama dan menyediakan 37 bank pelaksana terdiri dari 10 bank nasional dan 27 Bank Pembangunan Daerah (BPD), baik konvensional maupun syariah pada aplikasi SiKasep.

Hingga 4 April 2020 terdapat 8.782 lokasi perumahan dari 5.987 pengembang yang berasal dari 19 asosiasi perumahan telah tercantum pada aplikasi SiKasep berdasarkan data management control PPDPP. Tidak hanya itu, tercatat sampai dengan 2 Juni 2020 masyarakat yang telah menggunakan aplikasi SiKasep mencapai 67.619 pengguna terdaftar sebagai calon debitur, yang diantaranya sejumlah 22.930 pengguna belum mengajukan subsidi checking, 32.740 dinyatakan telah lolos subsidi checking, dan 1.447 pengguna tidak lolos subsidi checking. Bahkan terdapat 9.712 calon debitur yang sudah dalam proses verifikasi bank dan 51 calon debitur sudah mengajukan dana FLPP.

Pemerintah mencatat penyaluran FLPP telah mencapai sebesar Rp.4,36 triliun untuk 43.282 unit rumah per tanggal 4 Mei 2020. Sehingga total penyaluran FLPP sejak tahun 2010 hingga per 4 Mei 2020 adalah sebesar Rp48,73 Triliun untuk 698.884 unit rumah.

Dengan rekam jejak yang jelas dan banyaknya peminat seperti yang telah disebutkan di atas, masyarakat tidak perlu ragu jika ingin melakukan pengajuan proses KPR melalui aplikasi SiKasep. Karena selain memudahkan, rumah- rumah subsidi ini pun terjamin, sebab pada aplikasi SiKasep hanya pengembang yang telah terdaftar dan terverifikasi yang dapat membangun dan menyalurkan rumah subsidi.

Penggunaan aplikasinya pun tergolong mudah, setelah berhasil mengunduh aplikasi SiKasep melalui play store pada smartphone berbasis android, masyarakat harus melengkapi data diri terlebih dahulu dan mengunggah foto diri. Setelah data diisi lengkap, barulah masyarakat dapat memilih dan menentukan lokasi perumahan yang diinginkan, kemudian mencari informasi tentang perumahan tersebut sebelum akhirnya memilih bank penyalur FLPP dan melakukan cek status pengajuan KPR lewat aplikasi SiKasep. Setelah itu masyarakat tinggal menunggu dihubungi oleh pihak bank pelaksana KPR sebelum rumah siap dihuni.

Cukup mudah, bukan?

Bukan hanya itu, SiKasep memiliki fitur yang lengkap karena melalui aplikasi ini, masyarakat juga dapat terhubung langsung dengan pemerintah, bank pelaksana, dan pengembang dengan fitur “host to host”. Keamanan informasi pada aplikasi ini pun terjamin karena SiKasep sudah mendapatkan sertifikasi dari Badan Siber Sandi Negara (BSSN).

Selain membantu memenuhi kebutuhan masyarakat atas kepemilikan rumah tinggal, aplikasi SiKasep ini juga mendukung program pemerintah untuk menyelenggarakan pembiayaan perumahan yang efektif dan efisien karena selain memudahkan masyarakat, pemerintah pun mendapat kemudahan dalam menghimpun data kebutuhan ketersediaan hunian secara langsung dari masyarakat yang kemudian data ini bisa dimanfaatkan pengembang dan bank pelaksana untuk memenuhi ketersediaan hunian yang dibutuhkan masyarakat.

6/19/2020

Ibu Rumah Tangga atau Ibu Bekerja?

June 19, 2020
Pernahkah Buybu merasa bimbang untuk memilih antara pekerjaan atau menjadi ibu rumah tangga yang full time menjaga dan mendidik anak di rumah?

Kalau pernah, sungguh beruntungnya Buybu masih diberi pilihan, karena banyak sekali Buybu di luar sana yang harus hidup seperti apa adanya tanpa pilihan dan tanpa bisa memilih sama sekali.

Saya yakin, kita bukannya tidak bersyukur ketika dihadapkan pada pilihan itu. Yaitu pilihan antara menjadi ibu pekerja atau ibu rumah tangga. Keduanya merupakan pilihan yang sama. Sama- sama dilakukan demi keberlangsungan dan kelayakan hidup anak dan keluarga, sama- sama merupakan pilihan yang hebat, sama- sama membutuhkan keberanian dan pengorbanan, dan sama halnya dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini, masing- masing pilihan punya kelebihan dan kekurangannya.
 
Pun kita sebagai Ibu, bukannya ingin mengeluh ketika hidup ini merasa sawang sinawang. Ibu pekerja ingin menjadi ibu rumah tangga dan menjaga anak di rumah, sedangkan yang ibu rumah tangga ingin juga menjadi ibu pekerja yang berpenghasilan dan diakui. Karena kadang memang ada satu titik dimana kita hanya merasa jenuh sehingga kita lupa untuk mensyukuri perjalanan yang ternyata sudah sejauh ini kita tempuh dan sesungguhnya inilah jalan yang kita inginkan, inilah pilihan hidup yang telah kita pilih.
Saya punya seorang teman yang memang hobinya bekerja, passionnya bekerja, jadi tidak ada masalah ketika dia akhirnya memiliki anak, tidak ada keraguan dalam dirinya, tidak ada kebimbangan atas pilihan antara tetap bekerja atau mengasuh anak di rumah, karena passionnya memang condong ke karir namun tetap bisa dekat dengan anak.

Ini hebat.

Di tempat lain, ada juga teman saya lulusan S2 yang ahli di bidangnya, namun pada tingkat prestasi pendidikan dan karir yang cukup baik seperti itu dia resign dari pekerjaan karena keinginannya adalah mendidik anaknya sendiri di rumah, cita- citanya mencetak generasi soleh soleha dengan tangannya sendiri.

Ini pun luar biasa, tidak kalah hebatnya.

Namun, merekapun yang telah memilih jalannya dengan mantap dan tegas untuk menjadi ibu pekerja maupun ibu rumah tangga, terkadang masih juga muncul rasa jenuh dan di satu titik pernah kepikiran untuk menjalani hidup yang berbeda.

Bagi Ibu Rumah Tangga, Ibu yang bekerja tentu saja keliatan enak, berpenghasilan tetap, pergaulan luas, diakui eksistensinya dalam hal prestasi pekerjaan dan keuangan, dan jauh dari stress karena setiap hari keluar rumah apalagi bisa cari hiburan bersama rekan kerja di kantor.

Sedangkan bagi ibu pekerja, ibu rumah tangga pun terlihat lebih nyaman, bisa melihat tumbuh kembang anak, mendidik dan mengasuh anak dengan cara sendiri, tidak perlu memikirkan target pekerjaan dan tekanan dari atasan, belum lagi jika sedang mendapat masalah dengan atasan atau rekan kerja ataupun hal lainnya yang tidak disukai di kantor.

Ya, kita hanya melihat sisi lain kehidupan di bagian enaknya saja sementara jika orang lain melihat hidup kita sendiri sebenarnya orangpun iri. Begitu terus tidak ada kelarnya Buybu. Namun saya kira wajar saja Buybu merasakan hal seperti ini karena memang sifat dasar manusia seperti itu, tidak akan pernah merasa puas. Justru kalau Buybu cepat merasa puas, saya curiga Buybu bukan manusia.

Hehe

Saya ada cerita, ada seorang ibu dengan lima orang anak yang masih kecil- kecil, dan pekerjaan suami dari ibu ini adalah seorang serabutan. Serabutan di atas serabutan karena benar- benar tidak jelas pekerjaannya, bahkan istrinya sendiri tidak tau suaminya bekerja apa karena setiap berangkat kerja, sang suami selalu kembali lagi kepada sang istri dalam jangka waktu yang lama. Kadang tiga bulan baru kembali, bahkan bisa sampai enam bulan baru kembali. Sayangnya, sang suami kembali tidak membawa hasil sepeserpun.

Dari cerita tersebut, apakah ibu dengan lima anak ini punya pilihan?

Bukan pilihan terhadap kelakuan suaminya ya Buybu tapi pilihan seperti, haruskah saya tetap bekerja atau mengurus anak di rumah?

Bayangkan hidup dengan lima orang anak yang masih kecil- kecil dan dengan suami yang tidak bertanggung jawab, rasanya ibu ini tidak punya pilihan lain selain harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup beliau sendiri dan anak- anaknya.

Ya, pada akhirnya hanya rasa syukur yang mampu membuat semua Buybu bertahan, hati yang luas untuk merasa cukup, dan pikiran yang luas untuk terus belajar.

Kalo Buybu sendiri sekarang sedang berada di posisi yang mana nih?  😊