Search This Blog

5/13/2019

Mungkinkah Ibu Adalah Allah yang Terlihat?

May 13, 2019
Tadinya aku pengen bilang bahwa aku sangat bersyukur, tapi kurasa tidak perlu karena sekarang kamu sudah tau. Untuk pertama kalinya aku ada disini, di tempat yang membuatku tersanjung, bukan karena pujian, bukan karena harta, bukan karena tahta, bukan karena aku merasa menang, bukan juga karena senang, tapi kurasa lebih luas dari itu. Seolah alam semesta sedang berkomplot untuk membuat aku jadi merasa seksi. Bwehehe

Tapi semoga ini cuma perasaanku saja karena aku khawatir keleluasaan ini akan membuat kamu jadi sempit. Maka mari kita berbagi lahan biar kamu gak kesempitan.

Oke geser sedikit biar semua kebagian lahan.


Itulah aku saat masih muda dan belum menikah yang sempet sedikit nonton film "Wanita Berkalung Sorban" di telepisi pas adegan ibu ngebelain anaknya. Sontak saja aku langsung teringat ibuku disana yang selalu membelaku, yang perkataannya adalah doa untukku, yang nasihatnya selalu aku turuti, yang kasih sayangnya untukku seakan gak pernah abis.

Akibatnya, mendadak kangen ibuku di rumah.


Tapi aku juga ingat dengan seseorang yang aku anggap ibuku yang juga sering membelaku, aku menyebutnya Ibu Tiri walaupun aslinya beliau tidak jahat seperti ibu tiri. Hihi tetiba aku kangen juga dengan ibu keduaku itu, aku mengingat semua kenangan bersamanya. Terutama bagaimana beliau memperlakukanku dari dulu bahkan sampai sekarang seakan aku ini memang benar adalah anaknya.

Semoga kedua ibuku itu selalu dalam keadaan sehat walafiat.

Back to the movie...

Kamu harus tau adegannya dulu deh. Ceritanya gini, si tokoh utama (anak dari pemilik pesantren) difitnah oleh suaminya telah melakukan zinah dan semua orang langsung saja ingin melemparnya dengan batu besar sebagai hukuman atas orang yang berzinah. Tapi kamu tau gak? Seorang ibu selalu tau mana itu fitnah dan mana yang bukan, mana yang benar dan mana yang salah. Ya, seorang ibu selalu bisa merasakannya terutama untuk semua hal menyangkut anaknya. 

Lalu sang ibu maju untuk melindungi anaknya dari lemparan batu besar, dan beliau berkata, "Yang boleh melempar hanya mereka yang tidak punya dosa!".


Wow menurutku itu keren banget. Itulah ibu.


Ketika aku ingat, Allah bilang bahwa diri-Nya adalah dekat, lebih dekat dari denyut nadi kita. Allah memang tidak terlihat, tapi sadarkah kamu bahwa iya, Allah itu sangat dekat? Bahwa Allah juga sebenernya ingin kamu sadar kamu bisa melihat-Nya.

Dengan apa?

Yaitu dengan perantara seorang ibu.

Ibu orang terdekat kita yang darahnya mengalir di dalam tubuh kita.

Ibu yang perkataannya seringkali menjadi kenyataan.

Ridha ibu juga yang statusnya disamakan dengan ridha Allah, juga perintah untuk berbuat baik pada ibu sampai disebutkan tiga kali.


Ku kira Allah juga ingin menunjukkan kuasa-Nya melalui seorang ibu (tentu saja bagi orang yang berpikir). Untuk semua firman-Nya tentang ibu, inilah yang ingin Allah katakan kepada kita...

Iya

Ibu adalah Allah yang terlihat.


Bukan untuk disembah, tapi Allah tuh sebenarnya sudah memberi kita petunjuk untuk setiap langkah yang ingin kita ambil melalui mulut ibu, melalui perasaannya, melalui doa- doanya, melalui semua kebaikannya untuk berusaha menyelamatkan kita dan menjaga langkah kita agar selalu berada di jalan yang lurus.

Selagi Ibu masih ada, sayangilah. Atau kalaupun belum bisa bahagiakan Ibu, paling tidak jangan membuatnya sedih. Untuk semua Ibu terbaik di dunia ini, jangan lupa untuk selalu berkata baik karena ucapanmu seringkali menjadi doa untuk anakmu.


4/12/2019

Cintakah Aku?

April 12, 2019
Kenapa ya aku mah kalo lagi upacara terus pas pengibaran bendera merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya tuh hatiku suka bergetar gitu deh, air mata mulai berlinang dan hanya berlinang seperti itu, gak sampai menetes karena malu atuh kan lagi banyak orang di lapangannya. Kenapa ya aku bisa begitu? Seolah aku ini memang benar sangat mencintai tanah air.


Lalu sekarang aku penasaran, apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Yaitu perasaan merinding saat pengibaran bendera di upacara. Oh iya, tentu saja hal ini hanya aku rasakan pada saat upacara, tidak pada acara yang lain, seperti saat menonton pertandingan bulu tangkis, tidak, aku tidak merasakan perasaan itu saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan di stadion bulu apa namanya tadi? Oh, iya, bulu tangkis.

Anehnya, hal itu aku rasakan hanya pada saat aku mendengarkannya saja, jadi setelah lagu selesai, aku langsung dalam keadaan baik- baik saja. Seolah hanya sebatas itu saja aku mencintai negara ini
Nampaknya memang begitu, karena tak pernah sekalipun aku mendoakan negeri ini di dalam sujudku. Karena apa? Karena kupikir bukan tugasku untuk doain negara, biar aja presiden sama pejabat yang ngedoain. Bayangin kalau 200jutaan penduduk Indonesia memiliki pemikiran yang sama kayak aku. Pasti kamu bakal bilang, "Pantesan ye bla bla bala bala".


Oh iya, aku baru ingat bahwasanya lagu Mengheningkan Cipta juga lumayan bikin bulu jaket merinding karena membayangkan bagaimana pahlawan kita yang masih muda itu berperang demi negara sampai mati. Walaupun tidak semerinding saat aku mendengar lagu Indonesia Raya, tapi lirik lagu Mengheningkan Cipta itu menurutku sangat luar biasa. Semoga aku tidak berlebihan dalam memaknainya, coba simak liriknya,

"Dengar.. Seluruh angkasa raya memuja pahlawan negara yang gugur remaja di ribaan bendera bela nusa bangsa"
Lirik itu di telingaku seolah berkata, 

"Dengarlah kalian, dengarkan pujian dari seluruh mahluk yang ada di jagat raya atas para pahlawan yang rela dan berani mempertaruhkan masa mudanya demi membela negara, demi siapa? kalau bukan demi kalian!? hah?! Denger gak? Sadar woi"
 
Iyaaaah, lagu Mengheningkan Cipta itu seolah apa? Seolah memaksaku untuk membuka telinga dan menghargai betapa luar biasanya usaha mereka, juga memaksa hati untuk mendoakan arwah para pahlawan muda yang meninggal dalam keadaan syahid karena membela negaranya. Alangkah mulianya mereka dan alangkah durhakanya aku karena membiarkan negara yang mereka bela mati- matian ini terbuai dengan kekayaannya sendiri sehingga terus menerus menjadi negara berkembang yang entah kapan bisa maju.

Adapun untuk lagu Indonesia Raya, yang aku tidak tahu mengapa menjadikan aku merinding di atas lapangan upacara saat mendengarnya, bagiku lagu itu mengingatkan ku pada kitab suci Al- Quran

Katanya orang beriman adalah orang yang apabila diperdengarkan ayat suci Al- Quran, maka hatinya akan bergetar. Beranikah kamu akui bahwasanya kamu ini orang beriman sedangkan saat ada orang baca quran, mendengarkannya saja kamu enggan?

Retoris. Sungguh hanya retoris.

7/06/2018

Karena Bukan Hanya Wanita yang Ingin Dimengerti

July 06, 2018

Seperti yang dikatakan kebanyakan pria tentang wanita, "wanita itu sulit untuk dimengerti"

Sedangkan di lain sisi ada slogan yang menyebutkan "karena wanita ingin dimengerti".

Wanita. Ingin dimengerti tapi sulit untuk dimengerti. Gimana ya saya juga yang wanita jadi bingung, apalagi yang lelaki.

Denger- denger dari orang yang suka nongkrong di YM, tau kan YM? YM tuh mall metropolitan masa kini, tempat anak2 muda nongkrong, kalo anak2 muda jaman dulu kan demennya nongkrong di
WC (Warung Centre), nah sekarang jamannya nongkrong di YM (Yahoo Mall). Haha Yahoo Messenger maksudnya.

Nah, denger2 dari ym itu, penyebab wanita sulit dimengerti oleh laki- laki ada tiga biji.

Biji pertama adalah karena kebanyakan wanita memang tidak punya pendirian, bagai air di daun talas.
Misalkan begini,
Ce : yank, aku bagusan pake rok mini apa jeans?
Co : rok aja deh <3<3
Ce : ah, jangan ah. Ga enak duduknya.
Co : pake jeans aja lho3-|
Ce : tapi panas... :(
Co : :s (diam)
Ce : pake hot-pants aja deh
Co : boleh ! <3<3(y)
Ce : ga ah, paha ku kan hitam
Co : huaaahh !!!! :'(

Biji kedua, karena kebanyakan wanita lebih cerdas bin pintar daripada pria. Pinter ngeles. Umpamanya yaa semisal dengan postingan di YM, begini..
Co : yank?
Ce : ha?
Co : kita putus aja deh
Ce : napa?
Co : kamu marah2 terus sih ma gw
Ce : ish apaan sih
Co : tuh kan
Ce : mang gw marah2 gara2 apa?
Co : gara2 gw?
Ce : jadi ini salah sapa?
Co : salah gw?
Ce : masih brani minta putus?
Co : ga :'(
Ce : bagus kalo nyadar >=)

Biji ketiga, karena wanita pandai mendeteksi kebohongan, instingnya itu lho, yang katanya kuat syekale.
Misalnya begini deh,
Ce : yank, bener smalam kamu sakit?
Co : iya nih yank. Sori ya janji nya batal (padahal maen dota)
Ce : ohhh, kirain kamu pergi main dota
Co : ah enggak koq !! (Koq tau gw maen dota)
Ce : soalnya kan kamu suka banget maen dota berdua ma acong
Co : hahh?? Eh, ga koq. Mana sering maen ma dia (bah, tau banget gw smalem maen dota sama si kolor ijo itu)
Ce : oohh, soalnya acong bilang katanya u sering kalah dari dia
Co : ahk ! Boong dia. Semalam aja dia kalah 5 kali, ampe dia yg bayar billing warnet gw. Hahahaha. Ops.... X_X
Ce : 3-| :(
(Kemudian sang cowok akan menghabiskan waku berminggu-minggu utk minta maaf) =D

Dikutip dari berbagai sumber (YM), kan tadi udah disebut.

 



Penyebab lain mengapa wanita sulit dimengerti adalah karena kebanyakan wanita juga tidak mengerti akan dirinya sendiri, tidak tau apa yang sebenernya diinginkannya. Jadi bagaimana orang lain akan bisa mengerti kalo kita sendiri juga ga bisa mengerti diri sendiri.

Temen gw ada yang pernah bilang begini,
"Cewek itu disarankan cari cowok yang udah sering pacaran, sedangkan cowok disarankan cari cewek yang belum pernah pacaran."

Gw sih rada ga setuju, ga adil dong kalo begitu. Tapi sebelum protes, mari kita cari tau alasannya...

"Kenapa?"

"Cewek disarankan cari cowok yang udah sering pacaran, karena dengan begitu dia akan lebih mengerti wanita, karena seperti yang kita tahu bahwa wanita memang sulit dimengerti. Sedangkan mengapa cowok disarankan cari cewek yang belum pernah pacaran, karena cewek seperti itu biasanya sangat bisa menjaga hati, menjaga diri dan kehormatannya, dan lain- lain pikir sendiri deh."

Hmm bagaimana pun, itu kan hanya sebuah saran. Tidak bisa disalahkan atau dibenarkan begitu saja. Cinta bisa datang kepada siapa saja. dan yang perlu diingat, cinta kepada pasangan bisa hilang, satu- satunya penyebab cinta bisa tetap utuh adalah sabar dan hati yang cantik.

..karena nyatanya tidak hanya perempuan, lelaki pun ingin dimengerti. Bahkan mereka lebih ingin dimengerti daripada wanita, hanya saja mereka pandai dalam "bersikap seolah- olah".

Pertanyaan umum mengenai lelaki adalah, "kenapa lelaki begitu mudah hanyut dalam pesona?"

Lelaki. Bukannya sulit untuk dimengerti, karena memang logikanya mengalahkan semua.

Seperti buku yang sudah saya baca, karangan Asma Nadia, judulnya "Catatan Hati Seorang Istri" yang ceritanya memang berdasarkan kisah nyata. Banyak sekali cerita yang menyentuh (cie elah), dan membuat kita sadar bahwa hati adalah daerah yang amat sangat rawan.

Disitu ada cerita mengenai seorang suami yang berpoligami, dan jika kalian pengen tau alasan yang diucapkan mengapa ia berpoligami, ia berkata,

"Kalau saya menikah lagi, itu murni karena saya suka dengan gadis itu, saya jatuh cinta lagi. Titik."

WOW, byutipul, amajing, wonderpul, semudah itu kah?

Pernikahan kedua itu tidak pernah direncanakan, seorang suami itu berkata,"ini takdir, saya tidak pernah berencana mencari istri lain". Namun ketika ditanya apakah dia merasa bahagia ketika menikah lagi?, lelaki itu termenung cukup lama sebelum kemudian menjawab, "yang sudah terjadi, tidak usahlah kita sesali."

So? ambil sendiri intinya.

Ada lagi kisah seorang suami yang sangat ingin poligami sebelum kemudian nasehat seorang temannya yang ikhwan membuatnya tersadar. Ikhwan itu berkata, "Jika seorang suami menikah lagi, Pertama, kebahagiaan suami itu dengan istri kedua belum tentu....karena memang tidak ada jaminan untuk itu. Hubungan sebelum pernikahan yang memang indah, belum tentu akan terealisasi indah. Dan sudah banyak kejadian seperti itu. Sedangkan yang kedua, luka hati istri pertama itu sudah pasti, dan itu akan abadi."

Laki- laki itu melanjutkan, "Sekarang bagaimana bisa saya melakukan sebuah tindakan untuk sebuah keuntungan yang tidak pasti, dengan mengambil resiko yang kerusakannya pasti dan permanen".

---Dikutip dari berbagai sumber.---


2/20/2018

Takwa Gak Kenal Usia, Sob

February 20, 2018
Kata orang, usia hanyalah angka, tidak begitu berarti apabila tidak diimbangi dengan kedewasaan perilaku. Menurutku itu benar adanya, dan bagaimana hal itu bisa terjadi? Aku sendiri tidak habis fikir yang akhirnya membuatku berfikir, mengenai usia, oke, hal itu merupakan kuasa Allah, dan lagi- lagi menurutku hal tersebut sesungguhnya juga merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah yang tentu saja hanya untuk orang- orang yang berfikir.

Makanya mikir!

Oke. Baiknya dimulai dari diriku sendiri, kalo dipikir- pikir, aku ini sesungguhnya sudah tua juga walaupun kata orang, mukaku ini awet muda. Entah itu benar adanya atau cuma mitos, gak tau deh. Tapi nyatanya, baik aku maupun kamu pastilah punya sisi kekanakan, yaitu pada saat kau merasa ingin dimanja, ingin diperhatikan, ingin dilayani, dan keinginan manusiawi lainnya. Maka di sini akan resmi aku nyatakan bahwasanya mau sebijaksana dan sedewasa apapun seseorang, mereka masih punya sifat kekanakan.

Lha? Jadi? Orang dewasa yang masih punya sifat kekanakan itu wajar dong, Mol?

Iya, wajar aja…

Tapiiiii ada yang membedakan.

Apa tuuuh?

Yang membedakan yaa batas kewajaran itu sendiri, tapi lagi- lagi masing- masing orang punya batas kewajaran yang berbeda. Kalau misalnya menurutku, bercanda jitak- jitakan itu wajar, bisa jadi menurutmu itu sudah keterlaluan. Ya, masing- masing punya batas wajar sendiri mengenai apapun. Sama halnya dengan sudut pandang manusia terhadap sesuatu yang sama, tentu akan berbeda- beda.

Nah, kalau memang sifat kekanakan adalah wajar, lalu mengapa ada seorang yang berusia jauh lebih muda bisa jauh lebih bijaksana daripada seorang yang jauh lebih tua?

Kenapa?

Lagi- lagi itu kuasa Allah. Tapi benar kata Bang Haji Rhoma yang berani- beraninya melarang kita begadang itu, mau manusia itu kaya atau miskin, tua muda, kulit hitam kulit putih, mereka gak ada bedanya, yang beda hanyalah takwa. Ya toh?

Can you get the point what am I trying to say?

Ya, sebenernya sama aja mau tua mau muda, kalau takwanya sama, maka mereka akan sama- sama lebih bisa berpikir lebih dewasa dan bijaksana. Tapiii, mau dia lebih tua kalau takwanya lebih rendah, maka akan kalah bijak sama yang lebih muda namun memiliki tingkat takwa yang lebih tinggi.

Sedangkan mengenai takwa, aku sendiri belum yakin bagaimana cara mengukur tingkatannya. Mungkin dilihat dari bagaimana kehidupan rohaninya sehari- hari, dekatkah dia dengan Tuhannya? Atau duniakah yang selalu dia nomorsatukan.

Anehnya, sekarang aku jadi mikir, takwa itu bisa dilihat dari segala aspek termasuk dari bagaimana seseorang bersikap termasuk mengenai bagaimana cara dia memandang hidup ini. Nah, itu artinya kedewasaan seseorang sebenarnya juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat takwanya.

Jadi, sesungguhnya semua hal ini berkaitan, saudara- saudara....

Orang yang bertakwa -> punya sikap dewasa -> insyaAllah (pasti) bertakwa -> tidak dapat dibedakan dari usia. Mau anak kecil sekalipun, jika ia dapat lebih bijaksana maka terlihatlah secantik apa hatinya.

Intinya gini deh, kalau kamu masih gak ngerti.


Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)


7/28/2017

IBU

July 28, 2017
Ibu masih inget waktu aku masih ada di dalam perutnya, padahal aku yang masih muda begini saja sudah lupa bagaimana bisa aku selalu ada di dalam perutnya, dibawanya kesana kemari.

Seakan ibu tidak pernah ingin meninggalkan aku.

Ibuku adalah wanita, tidak seperti ayahku yang seorang pria. Ibuku wanita. Wow. Aku tidak kaget saat mengetahuinya.


"Bu, kenapa ibu dan ayah jarang menyuruhku rajin belajar? Kenapa ibu dan ayah tidak melarangku untuk tidak pulang malam? Kenapa aku tidak dilarang untuk menginap di rumah teman?"

"Karena ibu percaya, kamu sudah pandai. Ibu percaya, kamu sudah tahu jam berapa pantasnya kamu sudah ada di rumah. Ibu percaya, kamu tidak akan menginap jika itu tidak mendesak. Dan Ibu percaya nak, doa ibu selalu menyertaimu."

"Kenapa ibu dan ayah malah menyuruhku agar banyak bermain dan menikmati hidup? Oh ya, tapi ibu dan ayah tidak pernah lupa menyuruhku solat"

"Ya, hidup ini cuma sekali maka harus dinikmati. Solat itu tiang agama nak, maka jika baik solatmu, baik juga lah akhlakmu. Dengan itu ibu dan ayah bisa melihatnya, jadi tidak perlu melarangmu ini itu."

"Kenapa ibu sangat percaya padaku, padahal bisa saja aku mengkhianatinya, bu. Aku kan masih remaja, bisa saja aku salah memilih jalan."

"Itulah salah satu hadiah yang ibu berikan padamu. Kepercayaan. Agar kamu bisa belajar bagaimana cara menjaga hadiah itu."

"Bu, aku gak bisa bilang bahwa aku sayang ibu"

"Ya sudah kalau begitu Ibu pun tidak akan bilang."

"Yaudah kita simpan sendiri saja rahasia ini"

"Iya, sudah malam, sana tidur."

7/18/2017

Aku, si Dede, dan Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

July 18, 2017
Ini adalah tahun 2015, yaitu kali pertama aku pergi berjalan- jalan dengan si Dede. Dede itu temanku waktu SMA, dia kini seorang guru di salah satu SD Negeri di Tangsel. Karena ya begitulah dia ingin disebut, pahlawan tanpa tanda tanya.

Jalan berdua dengan dede membuatku takut. Takut nantinya kita dikira cinta sesama jenis karena kemana- kemana harus berdua dan harus saling menjaga. Tapi biarlah mereka suudzon karena mereka sendiri yang rugi karena berpikir yang tidak perlu.

Untuk bisa bersama- sama sampai ke Ujung Kulon, aku dan Dede dan peserta trip lainnya harus berkumpul dulu di salah satu mall di Jakarta.
Aku dan Dede siap bersenang- senang dengan membawa tas gemblong dan lainnya. Pokoknya biar keliatan banget kayak mau mudik deh.

Untuk bisa ke mall tersebut, kita harus naik bis, itu bis baru, bis yang bisa make jalur busway, makanya aku dan dede mau naik, kalo gak baru mah mana mau aku sama dede naik bis. Ya gak de?

Waktu udah turun di halte busway mall yang dimaksud, aku sama dede langsung aja jalan ngikutin arah kemana jembatan halte itu akan membawa.

Entah karena sudah terlalu lama tinggal di rantau, atau karena norak.

"Wah de, kita ada dimana ini? Gedungnya meuni tinggi- tinggi yah, bagus pisan eui!", seru saya sambil melihat atas gedung dengan mulut menganga supaya meyakinkan.

"Iya mol. Mol, kok ini jembatan haltenya panjang banget yak, itu mall nya udah kelewatan jauh", kata dede sambil nunjuk mall nya yang udah kelewat jauh ke belakang.

Dan memang, jembatan halte tersebut panjang sekali kayak sungai citarum, mungkin ini jembatan halte transjakarta terpanjang sejabodetabek, kami pun jadi ragu.

"Iya daritadi jalan kok gak nyampe2, gimana kalo kita gelar tiker dulu lah, istirahat dulu de, itung- itung piknik di atas jembatan busway", kata gw sambil ngelap keringet pake kanebo.

"Haha jangan ah, malu", kata Dede malu- malu.

"Kenapa malu? Kan pake baju", gw semakin ngaco.

"Malu aja, lagian gak bawa tiker mol", ujar Dede makin serius terbawa dalam percakapan ngaco ini.

"Oh iya gak bawa, yaudah lanjut jalan aja biar dede jadi langsing", ucap gw mengaminkan.

"Aamiin mooll", Dede aminin beneran. Just like literally.

Pas udah hampir sampe, jembatannya belok dan keliatannya salah jalan.

"De, kayaknya kita salah jalan deh", kata aku ke Dede.

"Yah masa mau balik lagi, jauh banget mol kalo balik lagi"
 
Kok  aku kayak lagi nulis kisah "Tersesat dalam Pendakian Gunung" ya, padahal kita ke Ujung Kulon aja belum, kok udah kesasar. Wkwk.

Terus aku bilang ke dede, ternyata gak salah jalan, walaupun yaa sama aja sih, nantinya kita akan jalan berbalik ke arah sebelumnya, tapi yang penting untuk aku dan dede saat itu adalah agar turun dulu aja dari jembatan halte itu.

Kenapa?

Supaya kalo putus asa karena jembatan yang terlalu panjang dan bawaan yang agak berat, aku dan dede tidak perlu melakukan aksi lompat dari atas jembatan.

Bagiku berjalan di bawah sudah cukup melegakan. Gak tau deh bagi si dede, mungkin sama aja buat dia mah karena dia mah kalo ditanya suka jawab terserah kayak cewe pada umumnya, ya kayak aku juga sih, ih ribet cewe mah, makanya aku kalo suka- sukaan ke cowo bukan cewe.

Mall itu adalah mall yang tidak pernah aku mejeng di dalamnya, begitu juga si Dede. Jadi lagi- lagi kita cuma bisa nanya ke bapak- bapak yang ada di situ.

"Pak excuse me, ini pintu masuknya dimana ya? Mau ke musola"

"Maaf, nama saya Dedeng, bukan ecusmi"

Duh, salah nanya orang.

Abis itu, aku nanya ke satpam supaya bener.

Entah kenapa setelah solat kok kami jadi lapar. Jadi aja kita nyari makan, tapi males makan di dalem mall. Kan mau jalan- jalan, jadi harus ngirit- ngirit supaya sisanya bisa buat ditabung untuk keperluan pernikahan nanti. Ya gak De?
Iyaaa Mooolll..

Oh iya, sebelumnya aku mau jelasin dulu kalau aku dan dede tuh ikut "open trip".

Apa itu open trip?
Open trip adalah perjalanan terbuka, jadi terbuka untuk siapa aja yang mau ikut, mau kenal apa engga, mau pak rt atau pak camat juga bisa dan  boleh ikut, masalah ga kenal nanti tinggal kenalan. Gitu.

Baik, setelah semua peserta terkumpul akhirnya berangkatlah kita ke Ujung Kulon naik mobil elf karena yang ikut cuma 10 orangan lah.

Oh iya, harga trip ke Taman Nasional Ujung Kulon ini hanya sebesar 650ribu aja tentu dengan menggunakan tour and travel yang amanah dan fatonah ya, selanjutnya kita hanya tinggal menikmati sajian wisata yang ada. Destinasi wisata ujung kulon kita kali ini adalah Pulau Peucang, Pulau Handelem, Sungai Cigenter, Padang Penggembalaan dan Padang Savana Cidaon, dan lupa lagi.
 
Harga 650ribu itu sudah include perjalanan pulang pergi (PP) dari Jakarta ke Desa Sumur, homestay, makan, sewa kapal, tiket masuk kawasan, guide, life jacket, canoeing, snorkeling, dan tour leader.
 
Sekedar informasi, Taman Nasional Ujung Kulon didirikan pada 26 Februari 1992 yang terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang menggabungkan beberapa fungsi cagar alam dan perairan laut di sekitarnya. (sumber: indonesiabaik.id)
 
Back to aku dan si Dede dan orang lainnya yang singkat cerita udah sampe di Ujung Kulon. Singkat karena dari Jakarta berangkatnya malem, kebanyakan tidur aja di mobil.

Day 1

Pertama touch down di Ujung Kulon hari masih subuh kita langsung check in di homestay yang merupakan rumah penduduk, jangan ngarep hotel bintang lima ya de, aku bilang begitu ke dede supaya dede tau di sana itu gak ada hotel walaupun sebenarnya dia udah tau.
Kita langsung taruh barang bawaan kita yang udah kayak orang mau mudik tapi tanpa kerdus indomi sih. Terus siap- siap deh, mandi, solat, istirahat, nungguin yang belum, lalu cuss berangkat ke Pulau Peucang. Kita berangkat naik kapal laut jam 07.00 WIB pagi, seru karena ini pertama kalinya kita makan di kapal.

Perjalanan di kapal kurang lebih 2 jaman, sebelum akhirnya sampailah kita di Pulau Peucang yang sangat indah, putih, bersih, cantik, lucu, dan menggemaskan. Pasti kalian mengira aku bakal nulis, seperti akuu yang cantiik, gitu kan? Sayangnya tidak, karena barusan sudah aku tulis.
 
Sebelum kita melakukan aktifitas snorkeling, kita trekking dulu alias jalan hanya selama 5 menit untuk menuju padang savana cidaon yang di dalamnya banyak hewan- hewan yang dilepaskan begitu saja. Tapi tentu aman karena padangnya luaaaass sekali seluas jidat Bu Romlah. Eh maap Bu saya asbun.

Hewannya ada apa aja?
Katanya sih ada badak bercula satu yang iconic itu, bison, burung merak, dan lain- lain. Namun saya hanya melihat bison saja, mungkin yang lain bubar digerebek satpol PP. Eh, canda Pak.

Pokoknya walau aku dan Dede gak ketemu badak yaa gapapa yang penting ketemu jodoh. Lah.

Aku lupa ih de, urutannya gimana sih waktu itu? Yang jelas mah kita sempet snorkeling, eating, drinking, trekking, talking, kencing, foto- foto, melihat sunset, istirahat, dan apakah harus aku tulis juga kalo aku dan dede tetap solat? Sepertinya tidak perlu karena itu adalah riya'.

Setelah itu, kami pun kembali ke penginapan membawa apa apa yang tadi dibawa supaya gak ada yang ketinggalan.

Day 2
Hari kedua kami berangkat dari penginapan ke Pulau Handelem, lalu kami naik kano menyusuri sungai cigenter. Sepanjang kegiatan canoeing itu, kalau beruntung kami bisa aja lho ngeliat badak bercula ataupun hewan liar lainnya namun sayangnya kami gak seberuntung itu karena yang kami lihat hanya babi hutan. Ngok. Tapi alhamdulillah kami tetap bersyukur daripada gak liat apa- apa.

Tentu ini pertama kalinya aku dan si dede canoeing, biasanya kita mah sleeping. Ternyata seru banget lho apalagi ini di hutan gitu kan, ularnya juga ada, dan canoe-nya ini rendah banget sama permukaan air sungai, pokoke seru!

Saatnya kembali
Baik, inilah saat yang paling mendebarkan yaitu saat tiba saatnya kita untuk kembali pada kenyataan hidup. Hihi
Oh ya, enaknya open trip ini, kita tuh dapet temen- temen baru, karena semuanya sebelumnya ga kenal, eh jadi kenal karena kenalan ya kalo ga kenalan juga boleh kok sok kenal. Ada juga orang Jepang yang ikut open trip ini walau sayangnya udah bapak- bapak sih hahha.

Wokeh, alhamdulillah perjalanan lancar, semua tidur, gak ada yang muntah apalagi ngompol, dan kami kembali di meeting point sebelumnya yaitu Plaza Semanggi yang sering disingkat Pelangi.

Dari situ, aku dan si Dede pulang ke rumah masing- masing naik transjakarta ke stasiun Sudirman untuk kemudian naik kereta ke stasiun terdekat rumah kami.

Dede kembali ke Brazil, sedangkan aku kembali ke Philadelphia.

Horas!
Jadi, kapan nih De kita jalan lagi?

11/04/2016

Ladies Jangan Ngarep Kalau Gak Mau Kecewa

November 04, 2016
Kalau lu merasa hidup, harusnya lu juga paling tidak pernah lah yaa merasa bosan atau bosen atau bete atau apalah setidaknya sekali dalam hidup lu.

Gw sih yakin banget, mestinya semua orang pasti pernah merasa bosan, paling gak yaa sekali- sekalinya lu bete adalah mungkin waktu lu masih bayi pada saat disapih.

Biasanya sih istilah bete itu cenderung mengarah pada perasaan kecewa. Misalnya gini, pacar lu yang mukenye jauh itu janji ke elu bahwasanya beberapa bulan lagi dia bakalan dateng ke rumah lu membawa seluruh keluarga dan aparat setempat untuk melamar lu.

Apa yang ada di pikiran lu ketika mendengar hal itu? Pasti bahagia dong, pasti akan banyak hal menyenangkan yang terlintas di benak lu saat mendengarnya.

Namun apa yang terjadi? Dua bulan kemudian, si pacar tiba- tiba mengheningkan cipta, dia tidak datang, tidak ada keluarga, tidak ada aparat setempat, tidak ada hal menyenangkan yang sudah terlanjur lu bayangkan sebelumnya. Ternyata pacar lu memilih pergi meninggalkan lu dan bersenang- senang dengan wanita lain.


Ternyata semua tidak seperti yang pacar lu janjikan, maka betul bila lu pengen bilang, inilah saat yang tepat untuk merasa bete. Mungkin bukan bete lagi, mungkin segenap hati lu akan luluh lantak mengiringi duka lu yang kehilangan pacar lu.

Kayak lagu yaaa...

Tapi tunggu, coba pikirin ladies...

Pada saat lelaki memberikan lu janji, jangan dulu berharap bahwa janji itu benar- benar akan ditepatinya. Sebaik apapun lelaki itu, sebaik apapun pacar lu, sepercaya apapun lu sama dia, dia itu hanyalah manusia, yang suatu saat amat sangat bisa berbuat salah, terutama ketidakhati-hatiannya dalam mengucap janji.

Berpikirlah terbalik, yaitu bahwa sebenernya lu itu bukan korban PHP (Pemberi Harapan Palsu), hanya saja salah lu sendiri kenapa terlalu banyak berharap pada seseorang.


Iyaaa, menyalahkan diri sendiri memang gak baik. 
Tapi disini menurut gw, ketika lu menganggap ada yang salah pada diri lu, disitu lu akan merasa bahwa lu harus bisa memperbaiki diri lu ketimbang lu terus menyalahkan orang lain.


Memang tidak semudah menuliskannya, nyatanya gw sendiri masih suka cengeng- cengeng manja saat dikecewakan, tapi marilah ladies...berhubung kita semua tau perempuan terlalu perasa, makanya menangislah lalu berpikirlah bahwa semua kekecewaan yang ada dalam diri lu itu terjadi karena kesalahan lu sendiri.

Berharap cuma ke Allah, dan meski jutaan orang yang lu sayangi pergi, sejatinya lu gak pernah sendiri.