Search This Blog

2/06/2010

Wanna Be a Gadis Desa

Ini adalah kisah nyata, saat saya ikutan audisi wanna be a “Gadis Desa” :D

Audisi ini diadakan di suatu desa di Taskmalaya, yang mana saat itu kebetulan saya juga sedang dalam rangka menghabiskan waktu liburan, kira2 kejadian ini berlangsung sekitar 4 tahun yang lalu.

Perjalanan dari rumah kesana memakan waktu cukup lama juga, tapi lumayan deh kesana gratisan cing, padahal emak bapak saya telah membekali saya dana yang cukup agar tidak perlu merepotkan siapa pun apalagi untuk membayari saya makan atau menggratiskan ongkos saya kesana (basa basi busuk, haha), terimakasih terimakasih saya ucapkan kepada mereka yang telah sangat diberi kebaikan hati oleh Tuhan YME, semoga keikhlasan hatinya dibalas dengan yang lebih baik sekali.

Al-faaatihah…

Aamiin.

Sesampainya disana, hari sudah malam, suasana disana gelaaaaapp sekali, jadi saya belum banyak tau bagaimana keadaan sekitar kampung itu.

Sampai pada keesokan harinya, saya, teman saya, adiknya teman saya, kakaknya teman saya, dan saudaranya teman saya yang masih kecil2 ikut bersama untuk berjalan2 di sekitar sawah yang terletak dekat sekali dengan “Rumah Yang Semalam Kamarnya Telah Saya Tiduri Dengan Mata Tertutup”.

Nah, sekarang barulah saya bisa melihat- lihat keadaan sekitar yang pantas saja semalam sangat gelap, karena rumah tetangga letaknya berjauh2an dan taraaaa… disekitarnya terhampar pemandangan menakjubkan berupa sebutir sawah hijau yang menjulang luas indah sekali. Cihuyy. Hati pun bersorak sorai riang gembira tidak terkira.

Saya sempatkan lah foto2 disitu, bersama mereka, kamu, aku, dan kalian yang ingin berfoto bareng dengan saya sebelum saya menjadi sangat terkenal.

Karena sudah agak sedikit siang dan rasanya sudah capek dan berkeringat disertai bau2 yang menyebabkan orang lain jadi tahu bahwa kami belum mandi, jadi kami pun pulang ke “Rumah Yang Semalam Kamarnya Telah Saya Tiduri Dengan Mata Tertutup”.

Setelah mandi dan makan makanan bergizi, kami bersama- sama membantu para ibu2 yang sedang memasak banyak untuk jamuan acara syukuran kepulangan haji nanti malam.

Rasanya seru sekali, banyak sekali ibu2 dan anak2 kecil disitu, di dapur “Rumah Yang Semalam Kamarnya Telah Saya Tiduri Dengan Mata Tertutup”, kacau semuanya, tapi kami senang. Masa kau tidak percaya bahwa kami senang? Ya sudah tidak apa. Jgn menangis.
Lebih baik saya beri lihat foto2nya deh, daripada saya banyak berkata dank au tidak percaya.

This is it,

Inilah saya saat menjalani salah satu kegiatan seorang gadis desa, yaitu menimba sumur yang sangat dalam. Tarik mang!





Nah ini adalah saat saya selesai memasak air dalam tungku dan akan menyiapkan minuman untuk siapa pun yang mau minum, bukan yang mau tidur.




Ini dia, pemandangan itu, yang saya ceritakan itu, sebutir sawah hijau yang menjulang indah sekali itu.




Dan ini adalah saya saat akan membawa hasil panen ke dalam lumbung. Hehe






Wah anaknya siapa ini? Saya juga kurang tahu, tempe semua.


Nah segitu aja ah fotonya, yang lain gak usah ya, koleksi pribadi. Haha siapa juga yang mau liat?

Acara audisi wanna be a gadis desa ini akhirnya berakhir dengan sukses.
Sukses gagal, karena tidak ada yang menang karena semua memiliki potensi yang sama untuk tidak menjadi gadis desa.

Yah walaupun begitu, ada baiknya, acara mendidik seperti ini diadakan minimal setiap seabad sekali, karena menurut saya acara ini dapat membuka mata para kawula muda kota yang senang berfoya- foya agar mata tidak selalu tertutup terhadap hal yang dianggap tabu menjadi hal yang layak untuk diperbincangkan.

Eh kok jadi begitu?

3 comments:

  1. hehe,.......... orang dusun sungguhan

    ReplyDelete
  2. masak air ko hawu (tungkunya mati), panen ko kranjangnya kosong, trus apalagi ya...????

    memang engkau manusia kreatif....

    ReplyDelete
  3. hahaha jadi tidak enak, yg punya dusunnya juga ikutan baca, hehe

    ReplyDelete